18. Lembaran Baru

449 57 15
                                    

A/N: Bahagia untuk Fergi dan Irene, ngenes untuk Jihan Azkya.


























AUTHOR POV














~di UGM~








"Shaa, mau kemana e buru-buru banget?"

"Dijemput ayang ya?"

"Ayang Zakiii ~"

"Hesh meneng!!" Erisha pelototin temen-temen dia yang sibuk ngetawain dia, dia agak kelabakan masuk-masukin buku ke tas.

"Yo sabar to yo, Ki!! Lagi beres-beres dulu ini lho!!"

'Piye si?? Aku udah sampe, kebiasaan ya cewe lama!!'

"Eh nanti online aja ya lanjutin nya, buru-buru gaes aku ada tugas negara."

"Koe melu wajib militer, Sha?"

"Anjim, mbuh lah!!"

Erisha menggendong tas nya dan ia berjalan lumayan jauh dari fakultas dia alias FK-KMK ke depan pelataran kampus. Benar aja, Zaki udah nunggu dia disana sambil bersandar sama helm di atas motor Roxae nya.

"Ayo, cepet heh ndi helm ku?"

"Kebiasaan ngga ngucap salam."

Erisha memutar matanya malas, "Heleh, bawel tenan koyo mas Fergi. Iyoo yooo!!"

"Assalammualaikum, Zaki ~"

"Salah, harusnya gini. Assalammualaikum, calon imam ku."

"Jan gendeng, cepetan to ah!" omel Erisha dan mukulin bahu Zaki.

"Iyaaa ini helm nya, cantik." kata Zaki lalu menyodorkan helm untuk si ayang Erisha.

Dalam perjalanan, ponsel Erisha tidak berhenti berbunyi. Notifikasi chat dari si kakak ipar yang sangat cerewet dan minta dia buat cepet-cepet pulang. Entah drama apalagi di rumah nya nanti, tapi sih Erisha sama Zaki udah tahan banting. Mental mereka udah terbukti dan teruji dalam menghadapi pasutri baru.

'Gini ya rasanya jadi babu, tapi ngga papa deh. Pahala kok pahala.' batin Erisha.

"Ki,"

"Opo? Ra krungu!!" jawab Zaki keras, ya gimana sih namanya lagi nyetir motor paham lah ya suara bising nya kayak apa.

"Mlipir ke toko buah, beli nanas sek!!"

"Hah opo?!!!"

Erisha rasanya pengen getok kepala Zaki tapi daripada tangan dia sakit yaudah dia tahan-tahan aja tuh kesel nya, dia berinisiatif mengirim chat ke Zaki karena Zaki memasang ponsel nya di speedometer motor, ya Zaki punya kerjaan sampingan jadi abang ojol jadi ponsel nya selalu stand by.

Mereka berhenti di lampu merah dan Zaki pun membaca chat dari Erisha, "Oh alah mlipir ke toko buah, iyo siap bu."

"Ho o, aku wedi kena marah neh anjer. Mbak Irene kalo sekali ngga keturutan tuh, ampun dah."

"Heh, Sha."

"Yakin ini mbak Irene minta beli nanas?"

"Ho o, ngopo sih emang?" tanya Erisha.

Zaki melirik muka bengong Erisha dari spion, lucu juga.

"Bukan gitu, emang ngga bakal kenapa-napa to?"

"....mbuh sih, ra ngerti aku yo an." jawab Erisha dan menatap wajah Zaki yang sama-sama bingung nya dengan dia.

"Yah, calon ponakan kita agak laen aja kali ya, Sha...."

Dear, Fergi ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang