Chapter 05 | Setelah Antariksa Tidak Ada

465 32 1
                                    

Chapter 05 | Setelah Antariksa Tidak Ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 05 | Setelah Antariksa Tidak Ada

🎸🎸🎸

Persahabatan antar cowok itu layaknya medan perang. Mereka harus bertarung dulu untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan satu sama lain.

--------------

Perlahan Galaksi membuka mata. la mengerjap menyesuaikan cahaya di sekitar. Kepalanya masih terasa pening dan berdenyut akibat luka tonjokan di wajahnya. Namun kebisingan di dekatnya mampu mengalihkan rasa sakit. Galaksi bangun dan menyandarkan punggung ke tembok.

"LO ANAK MANA, HAH?!"

Ucapan itu membuat dahi Galaksi berkerut, ia masih mengumpulkan nyawa sebelum mampu merespons apa yang baru saja ditanyakan seseorang kepadanya.

"Udahlah, Jal, lo apa-apaan sih?" Salah satu di antara mereka berusaha menenangkan.

Namanya Ijal, lengkapnya rahasia. Tak tahu kenapa, tapi dia tak mau nama lengkapnya tersebar. Setiap ditanya, jawabannya pasti. Takut cewek naksir, kalau tau nama lengkap gue.

Wajah Ijal memang termasuk tampan, walaupun masih lebih tinggi tingkat kegantengan Galaksi dibandingkan dirinya, namun untuk ukuran anak tongkrongan segitu sudah lumayan.

Seolah asap mengepul di kepalanya, Ijal menahan geram. "Kalian tau kan tadi kelakuan dia malah bikin musuh kita nambah banyak."

"Jal, dia malah udah berhentiin perkelahian tadi." Eran, cowok berambut sedikit panjang itu berpendapat sebaliknya. "Gue malah berterima kasih, kita gak makin bonyok setelah kedatengan dia."

Kepulan asap rokok memenuhi ruangan. Padahal hanya satu batang saja yang dibakar. Ztriks yang baru merokok akhirnya mematikan pemantik api, lalu mendekati ke empat temannya. Di sana ada ljal, Eran, Danny, dan Farshad. Ia pun menepuk keras bahu Eran.

"Gue setuju sama Eran, kalau gak ada nih orang, pasti gue gak bakal ngerokok sekarang," ucap Ztriks dengan tenang. "Gimana menurut lo, Dan, Shad?"

Danny dan Farshad mengangguk. "Iya, dia-"

"Nama gue Galaksi bukan dia, juga bukan ini orang!" tegas Galaksi dengan nada kesal. "Gue bukan anak tongkrongan geng mana pun. Gue cuma dari Schakel."

Mendengar penjelasan itu, membuat kelima orang di dekat Galaksi melongo. Seakan nada bicara mereka tadi hanyalah angin lalu bagi Galaksi. Bahkan, penampilan urak-urakan dari lima orang ini tak membuat seorang Galaksi takut.

Apalagi keberanian Galaksi tadi yang memukul si ketua geng musuh mereka, juga mampu disimpulkan bahwa cowok berpostur tinggi putih bernama Galaksi itu adalah orang yang tak biasa.

"Lo nyebut apaan tadi?" tanya ljal ulang, sebab ia bingung dan tak pernah tahu nama yang disebut Galaksi tadi.

Galaksi menggulung lengan kemejanya hingga sikut. "Schakel School. Itu nama sekolah gue."

OUTWITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang