Chapter 08 | Galaksi Paling Bisa

354 26 20
                                    

Chapter 08 | Galaksi Paling Bisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 08 | Galaksi Paling Bisa

🎸🎸🎸

----------

Kelas tiba-tiba saja sunyi, memperhatikan sosok baru yang masuk begitu saja ke dalam kelas. Dari penampilannya memang guru, tapi itu bukan guru Schakel, dan juga masih kelihatan muda jika diperhatikan lebih saksama.

"Oke, adik-adik. Maaf saya mengganggu waktu free class kalian," aku orang itu, yang ternyata seorang wanita dengan suara sangat lembut didengar. "Jadi saya akan melakukan psikotes, mengingat sekarang kalian sudah kelas dua belas dan pastinya pada mau dong melanjutkan ke bangku kuliah?"

"Mau, Kak," jawab satu kelas serempak, kecuali Galaksi.

"Nah, sesi pertama, sebelum mulai menjawab soal-soal. Saya akan menanyakan apa motivasi kalian selama belajar dan mendapatkan apa yang diinginkan kalian ketika lulus nanti. Saya akan memberikan kertas, kalian harus menjelaskan motivasi kalian dengan menuliskannya di kertas ini." Wanita itu berhenti sejenak, memperhatikan siswa yang berada di jajaran depan. Saat menemukannya, ia langsung mendekati siswa itu. "Tolong bagikan ke teman- teman kamu, ya."

Kayla terkejut atas ucapan tiba-tiba yang diajukan untuknya. Tapi, akhirnya ia menurut dan bangkit berkeliling untuk membagikan kertas satu per satu pada siswa lain. Namun, langkahnya terhenti di samping meja Galaksi.

Galaksi memang ada di kelas saat ini. Namun, ia begitu tenang dan diam. Apalagi pandangan kosongnya saat menatap entah ke mana. Dan, Kayla masih bingung kenapa bisa Galaksi selalu jadi nomor satu?

Akhirnya, Kayla bergerak mendekati meja Galaksi. Tangannya mengambil selembar kertas lalu menaruhnya pada meja cowok itu. Bahkan wajah Galaksi tidak menoleh sama sekali ke arahnya. Benar kata Galaksi, Kayla mana berhak mengkhawatirkan cowok itu. Kayla mengangguk meyakinkan dirinya sendiri, menghela napas, dan pergi dari sana.

Namun, langkahnya tiba-tiba saja terhenti. Seperti ada listrik yang menjalar di sekujur tubuh Kayla. Ia menoleh ke samping dan terkejut pada apa yang dilihatnya. Tangannya sedang digenggam Galaksi. Ini bukan mimpi, yang sekarang ini nyata.

Kayla benar-benar tak percaya. Masalahnya, pandangan Galaksi tetap sama, yakni menatap entah ke mana. Akan tetapi, tangan Galaksi menggenggamnya sangat erat.

Jantung Kayla berdebar. Ini kali pertama tangannya digenggam oleh seorang cowok.

"Kamu sedang apa berdiri di situ terus?" tanya wanita itu.

Kayla terkejut dan gelagapan. Ia pun menoleh ke samping roknya, tempat tangan Galaksi sedari tadi menggenggam tangannya. Kemudian, genggaman itu pun terlepas.

Kayla kembali mendongak dengan perasaan takut. Ia tidak pernah berbuat salah, jadi sekalinya ditanya dengan nada tinggi, dia menciut seperti ini. "Sa ... Saya-"

OUTWITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang