Chapter 10 | Kayla Memeluknya

388 25 0
                                    

Chapter 10 | Kayla Memeluknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 10 | Kayla Memeluknya

🎸🎸🎸

-----------

Pagi ini, sejak Galaksi melangkahkan kakinya masuk kelas, perhatian Kayla tak lepas dari gerak-geriknya. Sampai saat ini pikiran Kayla masih saja dipenuhi dengan percakapan Galaksi dan segerombol cowok tak dikenalnya. Apa yang sedang direncanakan mereka kepada SMA Febs? Apa tujuan Galaksi sampai-sampai menyiapkan sedemikian banyak bahan berupa opium?

Opium yang Kayla tahu adalah barang berbahaya jika makin dicampurkan dengan zat adiktif lainnya. Jangan-jangan, ini semua ada sangkut-pautnya dengan kejadian di toko buku saat Galaksi mencari buku di rak bagian ilmiah?

Tapi semua itu tidak ada kaitannya dengan pelajaran. Ini malah membuat Kayla kebingungan dan penasaran tentang rencana Galaksi sebenarnya. Apa hubungan antara cowok itu dengan Febs?

Ya, Kayla tahu sekolah itu memang tak begitu jauh dari sekolahnya. Malah Schakel bersaing dalam banyak perlombaan dengan Febs. Hanya itu yang Kayla tahu, karena dirinya sendiri pernah ikut lomba dan lawannya dari sana. Tapi, untuk Galaksi ini sangat aneh.

"Udah sarapan?"

Kayla segera menoleh dan sedikit terkejut karena Alfo lagi-lagi mendekatinya. "Belum," jawabnya dengan menggeleng pelan.

Alfo buru-buru duduk di bangku sebelah Kayla yang kebetulan masih kosong. Dia menyandarkan punggungnya ke sandaran bangku sambil tersenyum manis.

"Kalau belum sarapan," kata Alfo lagi lalu mengeluarkan kotak bekal dari dalam tasnya. "Buat lo, gue bawain sandwich."

Kayla menerimanya dengan ragu. Sebenarnya, ia sangat risih dengan keberadaan Alfo. Cowok itu memang keren, tapi Kayla merasa tidak menyukai cowok itu.

"Makasih," balas Kayla sambil tersenyum tipis menerima bekal roti dari cowok tersebut.

Kedua alis Alfo terangkat. "Makan dong!"

"Eh, iya." Terpaksa Kayla mengambil sepotong roti dan memasukkannya ke dalam mulut.

Rotinya biasa saja seperti kebanyakan sandwich pada umumnya. Tapi ketidaknyamanan yang timbul karena Alfo terus memperhatikan Kayla makan membuat rasanya jadi tidak enak. Kayla bisa saja tersedak.

"Lo makan juga dong!" perintah Kayla tiba-tiba.

Alfo sedang kebanyakan gula, ia jadi tersenyum terus. "Gue udah kenyang."

Kayla hanya menganggukkan kepala. Tapi Alfo tetap melanjutkan obrolan. "Mau gue bawain lagi gak? Soalnya dekat les musik gue ada yang jauh lebih enak daripada ini."

"Gak usah!" tegas Kayla, namun detik selanjutnya ia menyadari nada yang ia keluarkan adalah ketidaksukaan. "Makasih, lo gak perlu bawa," tambahnya dengan senyum dipaksa.

OUTWITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang