Chapter 23 | Tidak Mencintainya

400 19 11
                                    

Chapter 23 | Tidak Mencintainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 23 | Tidak Mencintainya

🎸 🎸 🎸

--------------

Kayla mengacak rambutnya. Ia benar-benar pusing memikirikan kata-kata yang bagus dan pas seperti puisi, tapi tidak terlalu puitis juga.

"Dengan sadar menyakitiku," lirih Kayla, menidurkan kepalanya di atas meja belajar.

Malam ini tidak seperti malam-malam sebelumnya. Biasanya setiap malam Kayla selalu membaca beberapa buku pelajaran. Tapi sejak tadi, cewek itu terus terpaku pada buku kosong pemberian Galaksi. Cowok itu membuatnya bergalau ria malam ini. Galaksi bahkan tidak memberi tahu tema tulisan seperti apa yang dia mau.

Kayla menggelengkan kepala. "Duh, alay gak ya?" tanyanya pada diri sendiri. "Ayo Kayla, harus baper!"

Kayla berpikir keras. Dan, tiba-tiba sebuah wajah berkelebat di kepalanya. Jangan-jangan dengan cewek IPS itu? Semua ini ada hubungannya

Mendadak, ini terasa sulit bagi Kayla. Entah kenapa, hatinya nyeri, napasnya berat, kepalanya berdenyut karena menahan air mata untuk tidak jatuh.

Kayla tidak boleh menangisi Galaksi. Galaksi itu rivalnya. Namun, di lain sisi, ia juga mengkhawatirkan Galaksi.

* * *

"LALUNA!" teriak Galaksi di depan pintu rumah seseorang yang ia panggil sejak tadi.

Berulang kali ia mengetuk pintu rumah, tapi tak ada seorang pun yang membukanya. Beberapa saat lalu Galaksi berbohong kepada mamanya dengan mengatakan ada kerja kelompok, demi mendatangi rumah Laluna.

"Gue gak peduli bakal dipukulin security satu kompleks karena ganggu ketenangan lo!" Galaksi terus berbicara. "Yang jelas gue mau buktiin kalau gue benar tulus berjuang sekarang!"

Galaksi menggedor pintu semakin keras dan membuat suasana malam ini jadi tidak bersahabat.

Sementara di dalam rumah, Laluna cukup lama menangis di ruang tamu. Ia mengabaikan Galaksi yang terus berteriak dari luar. Orang-orang di dalam rumahnya pun sampai bingung harus bagaimana, karena Laluna melarang mereka untuk membukakan pintu.

"Laluna!" panggil Galaksi sekali lagi. "Apa gak ada kesempatan sebentar aja buat gue masuk ke rumah lo?" Galaksi menjeda. "Kalau gitu gue bakal dobrak pintu ini."

Wisnu, papa Laluna langsung berlari menghampiri pintu dan membukanya. Anak laki-laki di hadapannya saat ini sungguh nekat.

"Mau apa kamu ke sini?!" Wisnu menghardik. Namun, Galaksi justru mengabaikan pertanyaan itu karena terkesiap melihat keadaan Laluna di dalam sana. Ia langsung merangsek masuk, tapi ditahan oleh Wisnu.

"Saya mau ketemu Laluna, Om."

Wisnu mendorong bahu Galaksi. "Anak saya tidak mau ketemu kamu!"

Nekat, Galaksi kembali merangsek mendekati Laluna. Tapi sebelum dirinya berhasil mendekat, sebuah pukulan tepat mengenai wajahnya dan membuat Galaksi tersungkur.

"Saya kan sudah bilang kalau anak saya tidak mau! Kalau kamu terus memaksa, saya tidak segan-segan panggil security!"

Suasana ruangan itu berubah menegangkan. Sementara Liana, mama Laluna, hanya bisa menenangkan putri semata wayangnya.

Galaksi berusaha untuk bangkit. "Saya gak akan pergi dari sin—"

Wisnu kembali mendorong Galaksi hingga kembali terjatuh. Namun, Galaksi terus bangun dan mendorong pria itu.

"Na, gue cinta—"

"Saya bilang berhenti!"

Satu lagi pukulan mendarat di wajah Galaksi. Kali ini tepat mengenai hidungnya dan membuatnya terpelanting. Wisnu terpaksa melakukannya supaya anak laki-laki itu berhenti. Anak itu sudah terlalu nekat dan membabi buta.

"Pergi dari sini, SEKARANG!"

Hingga akhirnya beberapa pekerja di rumah itu menyeret paksa Galaksi keluar dari rumah. Pintu rumah yang tertutup itu seolah menegaskan hati Laluna yang juga tertutup untuknya. Dibandingkan dengan luka di wajah yang ia rasakan, itu bukan apa-apa di banding luka di hatinya.

Laluna benar-benar tidak bisa mencintainya.

🎸 🎸 🎸

Gimana chapter ini menurut kamu?

Spam 50 komentar aku lanjuut

SEMOGA KAMU SUKAAA

NEXT?

VOTE!

KOMEN!

SHARE ke teman-teman kamu!

TERIMA KASIH

FOLLOW MEDIA SOSIALKU

FOLLOW MEDIA SOSIALKU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OUTWITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang