Chapter 30 | Merasa Sesak

275 20 54
                                    

Chapter 30 | Merasa Sesak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 30 | Merasa Sesak

🎸🎸🎸

-----------

Kayla memusatkan pikirannya pada buku di hadapannya. Dia terlihat sangat serius. Dan, jika sudah dalam mode itu, Kayla pasti akan sulit diganggu. Namun, Alfo mengambil kesempatan itu dengan duduk di bangku Tatya—yang terletak di samping bangku Kayla.

Sekarang memang jam istirahat, karena setelah jam itu ada ulangan, Kayla sama sekali tidak mau diajak ke kantin. Dan, dia sendirian di kelas.

"Serius banget, Kay." Alfo bersuara, tapi tak digubris oleh Kayla.

Jujur, setelah kejadian antara dirinya dengan Ztriks, Kayla berusaha keras menjaga jarak dari laki-laki. Kecuali Galaksi, karena menurutnya cowok itulah yang sudah menolongnya.

"Gue juga belum belajar, Kay. Gak usah seserius itu." Seulas senyuman terpampang di wajah Alfo. "Lo udah pintar, daripada gue yang cuma numpang nama di kelas unggulan ini."

Kayla mendongakan kepala dan menatap Alfo yang sedang memperhatikannya. Kenapa semua orang dengan mudah menerima kenyataan, sedangkan dirinya tidak? Meski ia menempati posisi anak-anak pintar, tapi ia tetap tidak terima dikalahkan oleh Galaksi.

"Gue cuma punya kelebihan main musik, makanya masuk kelas ini. Selebihnya nol." Alfo terus saja mengoceh tentang dirinya.

"Kenapa lo gak berusaha belajar?" tanya Kayla, tertarik dengan topik itu. Ia menghentikkan aktivitas membacanya lalu melihat ke arah Alfo.

Alfo terkekeh mendengarnya. "Belajar pelajaran sama belajar musik itu beda. Otak yang dipakai juga beda, mungkin masuk ke sekolah ini bukan passion gue."

Kayla terdiam mendengar penuturan Alfo. Raut wajahnya berubah. Alfo memang tidak sedingin Galaksi. Hanya saja setiap kali berada di dekat Kayla, cowok itu seolah membuat dirinya sendiri terlihat berani.

"Berarti lo bakal lanjutin kuliah jurusan musik?" tanya Kayla lagi.

Alfo tersenyum seraya mengangguk. Merasa senang karena Kayla merespons dengan baik. Padahal tidak pernah terpikirkan sama sekali olehnya untuk membahas topik ini.

"Musik itu seperti nyawa gue," ucap Alfo. "Lo juga suka?"

Kayla tersenyum, mengangguk pelan. "Gue suka dengerin lagu. Jadi gue rasa semua orang pasti suka musik."

Tiba-tiba saja pembicaraan ini mengingatkannya pada Galaksi. Kenapa topiknya bisa sama seperti ini? Dan, Kayla merasa ia mulai menyukai dunia musik karena cowok itu.

"Lo bisa bikin lagu juga gak?" Kayla semakin larut dalam percakapan antara dirinya dengan cowok itu.

Alfo juga mengubah posisi duduknya, agar menghadap Kayla dan dapat memperhatikan cewek itu dalam jarak dekat. Untuk pertama kalinya, Alfo tidak akan menyesali pembicaraan tentang ini, asal dirinya bisa dekat dengan Kayla.

OUTWITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang