Bagian 9 - Kind Of Love

430 119 2
                                    

HAI KABARNYA GIMANA NIH?

MOGA BAIK-BAIK AJA YA!

******

Perasaan yang hangat, ceria dan bahagia tergabung menjadi satu kesatuan. Hati yang terguncang dan meraba rasa sayang kepada seseorang. Seperti, kalanya yang dirasakan oleh Geando. Laki-laki itu yang merasakan kehebatan duniawi akan segala hal yang membuatnya bahagia walaupun terlihat kecil semata.

Beberapa lama telah berlalu, kini dirinya yang sudah bahagia mulai keluar kamar menuju dapur. Senyuman manis berada di sisinya sekarang. Tekanan batin tak lagi membunuh kehidupannya yang jauh lebih berbeda.

Malam harmonis akan terbit. Tak akan ada kata tenggelam bagi Geando, kali ini. Dirinya mulai bergegas menyiapkan makan malam bersama dengan adiknya. Melipur sebuah janji manis yang telah terikat oleh dirinya maupun adiknya.

MAKAN MALAM!

Geando mengempiskan bibirnya yang manis. Hidangan yang telah ia siapkan ditaruh diatas meja. Sambil menyeduh dua cangkir teh yang mengeluarkan aroma semerbak. "Gak kerasa gue sebahagia ini, gue masih binggung kenapa kalau gue bahagia kayak gini. Jadi bisa gue mencintai diri sendiri," pintanya.

Geando menuju ke kamar Renza. Karena laki-laki itu terkenal akan ramah dan sopannya, ia mengetuk pintu kamar adiknya dengan perlahan dan berbicara dengan lembut, "RENZA MAKAN MALAM! AYO CEPETAN MONYET SAWAH, MAKAN MALAM!"

HAHAHA

"Berisik! Kenapa sih bahagia banget tuh muka," ujar Renza seraya marah dengan kakaknya yang tidak sopan itu.

"Sini, biar kakak ceritain," ucap Geando seraya menarik tangan Renza perlahan.

Renza dengan senyum dan tawanya mendengarkan cerita sang kakak. Suasana harmonis telah tercipta oleh sebuah janji manis yang telah terikat. Menyatu dalam satu kesatuan utuh, dan menjadi sebuah cerita bahagia tentang hari ini. "Kenapa kak? Ayo cerita, Renza penasaran."

Geando pun melanjutkan ceritanya dengan perlahan-lahan. Menjelaskan sebuah alur cerita tentang kejadian hari ini. Kata tangis tak lagi mengikat dirinya.

"Jadi besok bakalan berangkat bareng dia?" tanya Renza seraya membulatkan matanya.

"Jadi dong, doain aja dia ngerespon." ucap Geando mendobrak-dobrak meja karena dirinya yang terlalu bersemangat tentang sesuatu yang akan terjadi.

KLINTING

"Wih ada pesan masuk tuh," ucap Renza mengintip ponsel milik kakaknya.

Geando menyuruh adiknya dengan semena-mena. "Enak aja lo lihat-lihat. Udahlah, gue cek dulu. Bersihin dulu piring-piringnya, entar kakak kasih tau," suruhnya.

"Awas aja lo boong," kesal Renza. Pergi meninggalkan kakaknya.

Pesan hangat tersalurkan kepada Geando. Perlahan-lahan handphone mulai dilihatnya. Pesan yang terkunci terbuka dengan tatapan wajah di layarnya. Dan pesan masuk mengatakan sesuatu yang membuat Geando seketika tercenggang.

"Boleh Do. Kata bokap nyokap gue," balas pesan hangat dari Amel. Laki-laki itu salting tanpa bisa mengontrol tingkahnya. Hingga ia menendang segala macam barang yang ada dihadapannya.

"Makasih Mel, tunggu besok jam sembilan pagi yak," balas Geando seraya teriak senang dengan kencang.

Renza mengusik sang kakak yang tengah asik membalas pesan dari Amel. Kiranya ia berpikiran, bahwa Amel adalah pacar ataupun kekasih dari kakaknya. Hal tersebut, ia intip di belakang kakaknya. Tanpa sepengetahuan kakaknya yang melirik dirinya.

GEAMEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang