Bagian 3 - Duniaku, Berkumandang

995 159 7
                                    

Kamu boleh saja lelah dengan keadaan. Namun jangan pernah mengangap bahwa diri kamu lenyap dalam permasalahan.

HAI-HAI GIMANA KABAR KALIAN?

ABSEN DULU SINI

******

Geando telah meredakan lelahnya. Ambisi dan ego telah mengelupaskan isi hati mereka. Laki-laki itu terbangun dari ranjang seraya memulai sesuatu yang baru. Untuk membuktikan bahwa suatu mimpi dan harapan bisa digapai dengan usaha. Sepasang saudara akan mengawali hari yang baru. Hari dimana mereka akan pergi ke kampus kesayangan mereka. Alarm yang telah diaktifkan berbunyi sangat kencang. Membangunkan mereka untuk berjuang hari demi hari yang akan selalu dilalui.

KRING...KRING...KRING...

Geando menguap seraya mengangkat kedua tangannya keatas. "UDAH PAGI, WAKTUNYA BANGUN."

Geando membuka jendela lebar-lebar. Menghirup napas dalam-dalam. Ia mengambil sebuah buku untuk menenangkan diri. Karena bagi Geando, obat terbaik dari kerinduan adalah membaca sebuah buku. Karena makna dan pesan terdapat dan menyatu di dalamnya.

Geando mengelus-elus buku tersebut. "Buku terbaik gue kali ini, semoga gue bisa sembuh akan semua rasa rindu gue yang terulang semalem," batinnya.

Kini terlihat seorang anak yang telah menangis kemarin malam terbangun dari tidurnya. Sampai-sampai dirinya lupa memakan telur yang ia buat semalam. Rasa luka dan rindu telah terkupas dengan perlahan.

HOAH

Renza bermalas-malasan. "Males ke kampus, tapi kalau gue kagak ke kampus. Gue lupa kalau gua janji buat ngebuktiin ke mereka."

Renza pun terbangun dan mulai tergugah dari ranjangnya. Menyiapkan berbagai macam buku yang akan ia bawa ke kampus.

Karena beberapa tahun kedepan, Renza akan sendiri kembali. Karena Geando yang akan lulus sarjana di beberapa tahun setelahnya. "Doain yang terbaik aja deh buat kakak, aku pengen kita berdua jadi anak kebanggaan papa."

******

Lalu Renza pun mulai mengambil handuk dan mulai membersihkan diri. Untuk bergegas pergi ke kampus. Membersihkan diri adalah hal terbaik bagi dirinya untuk mengeluarkan segala pikiran dan kecemasan.

Kembali lagi kepada Geando yang telah selesai membaca sebuah buku mulai bergegas membersihkan dirinya. Sebelum itu, dirinya menyiapkan berbagai macam peralatan untuk dibawanya ke kampus.

"Mandi dulu ah, habis itu nyiapin sarapan," ujar Geando seraya membawa handuknya.

Beres membersihkan badan dan menyiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan. Mereka mulai bergegas turun dan menuju ke dapur untuk sarapan pagi.

"Ren, tumben jam segini udah bangun? tanya Geando terheran-heran dengan sikap adiknya yang mengacuhkan pertanyaannya.

"Gapapa, cuman lagi kepengen aja," jawab Renza dengan singkat.

Tatapan adiknya hanya menuju kearah makanan saja tanpa memandang wajah kakaknya. Hal tersebut, sontak membuat laki-laki itu merasa marah dan kesal.

Renza mengerutkan wajahnya. "Renza berangkat dulu ya kak, soalnya buru-buru takut telat ngampus," ucapnya.

REN!

Geando menghentakkan meja. Laki-laki itu mulai murka akan hal itu. "Bisa sopan dikit kagak? Kalau misalnya lu mau pamit sama kakak! Pantes lu kek kek gitu, pantes?!" titahnya.

GEAMEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang