Bagian 27 - Siapa Sangka, Ternyata...

161 60 8
                                    

Manusia mana lagi yang bisa dipercaya? Bahkan mereka yang sangat menyayangiku saja telah menganiayaku dalam duka.

******

"Lo pada tunggu sini ya, jagain posisi gue dari dosen maupun mahasiswa disini," ujar Amel seraya menyuruh mereka menunggu dia.

"Iya santai aje, udah jalanin aja rencana lu sono," ujar Zan.

"Oke deh." Amel bergegas pergi seraya ia harus menunduk-nunduk melewati pintu masuk festival. Wanita itu sangat kewalahan untuk masuk karena gerombolan orang-orang menghimpitinya. Sehingga Amel harus bertahan diantara himpitan keramaian orang-orang.

Perlahan-lahan Amel menyusut dari sekian banyaknya keramaian. Beberapa waktu telah berlalu, dirinya akhirnya menemukan pria tersebut tengah menempelkan logo di kardus tersebut. Membuat Amel semakin berkoar-koar ingin mengetahui rahasia dibalik semua ini.

"NJIR!"

"Dia ngapain coba?" matanya memandang kardus tersebut, "logo gak sih itu?"

Semakin dekat dirinya berjalan. Amel seperti familiar dengan logo tersebut. Dirinya mencoba berjalan, sembari mengingat-ingat logo yang pernah ia temukan tersebut dimana. Sampai disuatu kejadian, ia teringat satu momen yang membuatnya tau akan semua ini.

"Bentar-bentar."

"Itu bukannya logo buku yang Geando punya? Gak salah kan mata gue!" Amel menderak matanya hingga tipis.

Tanpa menunggu waktu yang lama. Dirinya segera memotret logo tersebut, dan akan diberikan kepada Geando di waktu yang tepat. Sampai disuatu ketika, dirinya mulai kehilangan jejak pria tersebut.

Amel mengembalikan ponsel ke sakunya. "Ih dia kemana?" tanyanya.

Amel yang kebinggungan mulai mencari pria tersebut di tengah kerumunan orang. Sampai ditengah jalan, dirinya mengetahui pria tersebut berada di ujung. Namun naasnya, dosen Amel mulai melewati jalan tersebut yang hampir membuat Amel tertangkap basah.

"ANJRIT!" Amel berjalan kebelakang.

"Tuh dua anak ngapain sih? Bukannya gue suruh, buat mereka jagain posisi gue," titah Amel yang mulai mencari jalan pintas.

Ternyata Anggi dan juga Zan sedang pergi membeli sebuah makanan. Dipikirnya semua berjalan dengan lancar. Secara tidak langsung, Amel bertemu dan menghampiri keberadaan mereka yang berada diujung.

"Bagus ya. Lo pada."

Amel berulang kali menepuk tangannya. "Bukannya jagain gue, malah enak-enak makan," ucapnya.

"E-eh."

"Sorry habisnya, kita laper banget," ujar Zan tanpa ada rasa bersalah sama sekali.

"Oh laper ya babe? Udah sekarang lo berdua ikut gue!" Amel menarik kedua tangan mereka dengan kencang.

Zan tak henti-hentinya merasa kesakitan. "Eh! Sakit bego."

"Udah bawel lo pada, mending daripada lo kabur."

"Lo pada bantuin gue buat cari pria muda yang pake pakaian festival warna ungu!" titah Amel memerintahkan mereka berdua yang sedang terdiam.

"Orang yang pake pakaian ungu banyak Mel."

Amel menghembuskan napas dalam-dalam. "Lo ikutin apa yang gue omongin, sekiranya target di depan mata gue. Gue kasih tau!" ulas Amel.

"Siap dah."

Mereka mulai berbondong-bondong mencari pelaku tersebut. Menyusuri ditengah kerumunan orang banyak. Mereka selalu mencari jalan pintas, hingga suatu saat. Suatu kejadian, berada di depan mata mereka layaknya layar lebar yang ditontonnya.

GEAMEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang