Aku hanya ingin engkau tau. Betapa aku sangat ingin dicintai olehmu. Walau ribuan masalah datang kepadaku. Akan kubuktikan bahwa aku benar-benar mencintaimu. Walau cintamu masih bukan untukku.
******
Namun seketika Amel termenenung. Dirinya tidak menemukan Andra di lokasi tersebut. Amel pun juga masih binggung atas jawaban Geno, seakan-akan dirinya yang berbicara mengenal Geando lebih dalam.
"LAH ANJ!"
Amel binggung seketika. "Si Geno, kenapa bilang kek gitu? Apa selama ini dia juga intel?" cibirnya.
Tak selang beberapa lama. Mereka berdua pun pergi dari ruangan tersebut. Amel mulai mengikuti mereka dengan perlahan-lahan. Sambil meninggalkan jejak, dimana dirinya akan mengetahui apa dibalik semua ini.
"E-eh kemana tuh orang?" ujar Amel yang berjalan tertatih-tatih. Mulai kebinggungan mencari mereka. Larinya sangat cepat membuat Amel sangat kewalahan mengejarnya.
Tidak lama kemudian, Amel mulai menjumpai mereka yang sedang keluar dari kabin tersebut. Kebetulan teman Amel, sedang menyamarkan diri menggunakan sebuah jubah festival. Sehingga penyamaran mereka, sangatlah efektif dalam pencarian saat ini.
Mereka berseru. "Gue mau rayain ini, dengan festival kebanggaan diri gue sendiri."
"Mel."
"Sebenernya ada apa sih sama keberadaan mereka?" tanya Zan kebinggungan.
Amel menjelaskan dengan perlahan. "Lo tau gak mereka tuh busuk! Manusia lemah, yang cuman dijadiin robot." Amel menggeram, "Manusia gak guna, yang cuman bisa jadi suruhan," ucapnya.
"Wah, gak kita biarin sih kata gue," celetuk Anggi.
Mereka mengawasi pergerakan dari jauh. Sambil berjaga-jaga dari kawasan tersebut. Pesta meriah dibuka secara megah. Membuat lampu sonar berputar ke sembarang arah, membuat mata mereka silau seketika.
Mereka terkena binar sorotan cahaya yang sangat mengkilat. "SILAUUUU!"
Amel mulai membuka matanya kembali. "Tuh orang kemana! Hilang?" geram Amel.
"Njir."
"Beneran ilang mereka!"
Kehilangan jejak mereka, adalah suatu tindakan yang fatal untuk mengakhiri rencana. Usut demi usut, mereka sangat kecewa karena kehilangan tujuan mereka. Hingga suatu ketika, mereka berada di tengah lapang pentas festival tersebut. Terlihat banyak orang, yang mengitari mereka. Mereka mulai kebinggungan, hingga stress ditengah lapang. Sampai suatu sosok, berdiri dan bergerombol membentuk sebuah lingkaran. Membuat mereka, kembali mengawasi sesosok tersebut.
"D-dia siapa?" tanya Amel seraya mengintip keadaan sekitar.
"Gak tau, samperin aja," ujar Zan.
Sosok tersebut berbicara dengan lantang, "Misi belum selesai. Masih butuh beribu-ribu cara untuk membuat mereka menderita. Bukan hanya sekedar menderita, namun mati dengan tersiksa dan teraniaya," bisik sesosok tersebut.
Mereka yang mengintip dari bawah pohon rindang. "Dia pake topeng gila! Gak habis fikri gue."
"Iya ih, dari tampangnya tuh orang siapa yah," celetuk Anggi.
Amel pun menatap tajam melihat mereka. Sosok bertopeng tersebut, membelakangi dirinya. Namun mereka semua tengah menggenakan topeng, tak hanya itu yang membuat Amel lebih percaya. Mereka semua menggenakan pakaian festival berwarna ungu seperti pakaian yang dikenakan Tio dan Geno. Sudah pasti Amel menyangka bahwa sosok bertopeng tersebut adalah Tio dan rekan biadabnya. Pikirnya dengan tajam, mencoba menyangkal semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEAMEL [END]
Fiksi Remaja[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ] "Mengapa hanya aku, yang mendapatkan nasib sial?" Geando Geirandolf, seorang pemuda jurusan teknologi yang memiliki kriteria pemuda jenius. Tinggal bersama dengan adiknya tercinta, kerap ingin memulai hidup mandiri. J...