Bagian 29 - Malam Duka

175 53 3
                                    

Tetaplah hidup walau nasibmu kini tidak berkenan dalam kehidupanmu.

********

Bahagia telah tiada. Menyisakan luka malang yang terpampang. Hanya butiran debu, yang menyambar segala nasib yang hambar. Perjuangan yang sia-sia, sekaligus tak berguna. Perlahan-lahan mulai lelah, dengan segala hal yang salah.

"Mel."

"Lo kenapa bisa begini sih, Mel." Air mata menetes tak kunjung berhenti. Deruh luka yang menjadi sisa baka. Meleburkan semua hati yang selama ini terpatri.

"Mel, maafin gue." Zan mulai menyalahkan dirinya sendiri. Menangis batin akan segala luka bagi teman baiknya. Zan tak berhenti mendekap luka yang berdarah.

Mereka yang sedang berada di ambulance. Sangatlah tidak menyangka hal tersebut dapat terjadi, seketika Anggi mulai menggantikan posisi Amel. Ia menanyakan secara langsung, siapa yang membuat Amel terluka hingga masuk rumah sakit. Dirinya mulai mengirim pesan kepada Tio, akan segala hal yang disangkanya dari awal kejadian terjadi.

"Woi!"

"Tio, lo apain Amel! Bangsat lo emang." Anggi geram akan segala hal yang terjadi, "Gak usah sok polos lo! Atau kalau enggak, gue laporin lo ke polisi," pesannya.

"Lah."

"Gue lagi ikut pentas bujang! Gak usah ngada-ngada lu," balas pesan Tio.

"Halah!"

"Lo yang buat Amel jadi kek gini kan, tunggu aja pembalasan gue!" geram Anggi.

"Serah lo aja, manusia aneh."

Beberapa kejadian mulai bergulat dipikiran Anggi. Berujar pada sebuah kata, yang melampiaskan segalanya. Dirinya tidak menemukan sesuatu yang janggal, dan sekiranya dia hanya menemukan sesuatu yang biasa-biasa saja.

"K-kok bisa bukan dia sih?"

Mengirimkan foto.

"E-eh iya cok! Dia lagi pentas."

"Jadi siapa yang giniin Amel!" batin Anggi.

"Lu kenapa, Nggi?" tanya Zan.

"E-enggak kok. Gue gak kenapa-napa."

Sesampainya mereka di rumah sakit. Amel yang lelah tak berdaya, mulai ditopang dan diangkat masuk ke UGD. Anggi mulai beralasan, untuk menghubungi teman-teman mereka yang lainnya. Akan segala plot twist yang terjadi diantara mereka, sehingga mereka berpikiran kemana-mana.

"Bawa masuk aja, sus." ujar Zan.

"Zan lo tolong temenin Amel di dalem ya? Gue hubungin temen-temen yang lain."

"Oke."

Beberapa waktu kemudian, Anggi mulai menghubungi keberadaan mereka. Untuk datang ke rumah sakit tepat waktu, akan segala kejadian yang telah terjadi pada Amel malam ini.

"Ndra, sini."

"Amel habis ditusuk sama seseorang," ucapnya di dalam telepon.

"Hah!"

"Yang bener aja lu? Jangan main-main."

"Iya cepetan gih, kesini."

"Cok! Gue sama temen kampus lagi jenguk Geando."

"Udah lo, kesini aja dulu."

"Otw."

Keadaan yang sangat mendesak. Andra tidak mungkin mengatakan hal tersebut kepada Geando. Takut dirinya akan kepikiran, dan tidak dapat memulihkan keadaannya. Disitu Andra beralasan, untuk dapat meninggalkan keadaan Geando sejenak.

GEAMEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang