Jangan pernah berharap, jikalau bagimu manusia akan terus berbaik hati kepadamu!
HAPPY READING
********
Tepat saat di kampus, di gerbang depan. Anggi tidak sengaja menabrak Renza yang tengah berjalan menuju ke kelas juga, karena dirinya yang terlihat sibuk membaca suatu tulisan di notebook-nya yang entah berisi apa. Sehingga hal tersebut menimbulkan ketidaksengajaan diantara mereka.
DUG
"Eh! Sorry ya, Ren. Jadi nabrak kamu." Anggi dengan cepat mengambil notebook-nya itu. "Kamu nya ngapain disini?"
"Oh, santai aja kak. Lagian ini juga salah, Renza. Gak lihat kalau ada kak Anggi." Renza berseru meminta maaf padahal bukan salah dirinya.
"Udah ih, jangan dibahas. Sekarang kamunya ngapain disini, sayang."
"Oh!" Renza bergumam. "M-mau ngasih surat izin kak Geando."
Disitu, Anggi cukup bersabar ketika mendengar ucapan Renza yang seperti orang ketakutan. "Astaga, Ren. Aku kira kenapa, udah ih. Gak usah kek orang takut gitu, santai aja kali, aku gak gigit kok."
"I-iya kak, ini lagi buru-buru soalnya. Baru kedua kali ini aku ke kampusnya kak Geando."
"Oalah yaudah sini, biar aku ambil. Nanti aku kasih ke temen kampusnya."
Renza tersenyum lebar. "B-beneran kak? Gak ngerepotin nih?"
"E-enggak Ren, udah sana gih. Nanti kamunya telat loh ke kampusnya." Anggi mengambil cepat surat izin tersebut. Lalu ia menepuk pundak Renza dengan perlahan seraya menyuruhnya pergi ke kampus.
"Makasih banyak kak!" Anggi menangkas. "Iya, sama-sama. Hati-hati kalau di jalan ya, Ren."
Beberapa detik kemudian, Renza bergegas pergi ke kampusnya. Dia sempat curiga akan notebook yang dibawa oleh Anggi sehingga menyebabkan mereka mengalami tabrakan. Pikirannya cemas dan seketika tidak tenang dengan sendirinya. Namun dibalik itu, Renza mencoba berfikiran tenang seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Di rumah, Geando mencoba untuk beraktifitas walaupun dia dalam keadaan pemulihan. Tubuhnya-terasa kaku jika tidak digerakkan. Geando mencoba menekuk-nekukan lehernya dan juga tangannya yang beberapa hari ini sangat lemas seperti tidak berdaya.
"Udah lama juga, gak olahraga beberapa hari ini." Geando menggeleng-gelengkan kepalanya. Laki-laki itu mencoba keluar rumah menerima udara segar dari luar.
Belum sempat melangkahkan kaki keluar rumah. Tepat di depan pintu, terdapat sebuah kotak berpita merah. Seketika, Geando terkejut yang membuat dirinya terpeleset.
"ANJ!"
Geando terjatuh sakit. "Apa-apaan lagi ini!" Laki-laki itu berseru. "Jangan ada masalah lagi ya, Tuhan."
Beberapa waktu setelahnya, Geando mencoba mengambil kotak berpita merah itu secara perlahan. Dia mulai mencoba membuka kotak tersebut dengan mata tertutup.
"Jangan, tolong jangan yang aneh-aneh," Geando membuka perlahan matanya. Ia meraba-raba isi kotak tersebut. "Hah! Hp gue."
Betapa terkejutnya, Geando menemukan ponsel miliknya kembali. Geando mencoba membuka isi ponsel-nya dengan perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEAMEL [END]
Teen Fiction[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ] "Mengapa hanya aku, yang mendapatkan nasib sial?" Geando Geirandolf, seorang pemuda jurusan teknologi yang memiliki kriteria pemuda jenius. Tinggal bersama dengan adiknya tercinta, kerap ingin memulai hidup mandiri. J...