3_Di Targetkan

209 34 0
                                    

"Hahahaaaa"Vania tak bisa menghentikan tawanya saat mengingat momen bahagia yang di laluinya beberapa menit yang lalu.

Vania juga tak habis pikir. Bagaimana dua pria dewasa ketakutan dengan Hantu? Bahkan mereka berdua sampai mengompol.

Tentunya hal ini akan menjadi kenangan tak terlupakan untuk Vania dan mereka berdua.

Vania cukup puas dengan hasil balas dendamnya. Padahal Vania hanya berbekal pakaian putih, rambut dibiarkan acak-acakan dan darah hewan yang dilumuri keseluruh wajahnya. Tapi efeknya sangat mengangumkan.

"Sayang sekali hanya aku yang melihatnya. Jika saja ada orang lain yang melihatnya, maka mereka berdua pasti akan malu setengah mati"sesal Vania.

Tok

Tok

"Vania, apa kamu ada didalam?"tanya Shasa dari luar pintu.

Vania membuka pintu kamarnyadan melihat teman-temannya berada tepat didepan pintu yaitu Shasa, Kara, Rosa dan Ransi. Vania kebingungan tentang apa maksud kedatangan mereka.

"Ada apa?"tanya Vania penasaran.

"Kita dipanggil oleh kepala pelayan, tapi saya tidak tau maksud dari panggilannya"jelas Kara.

"Begitu. Baiklah ayo kesana bersama"ucap Vania setuju.

"Tapi saat kepala pelayan bertanya-tanya nanti, biarkan saya yang menjawab. Kalian hanya perlu mengangguk setuju. Apa tidak masalah?"tanya Vania memastikan. Mereka berempat mengangguk setuju, bagaimana pun Vania menyelamatkan mereka dan kepala pelayan yang meninggalkan mereka dalam bahaya, yang pasti bukan orang baik. Jadi mereka langsung setuju dengan permintaan Vania, karena mereka tau bahwa Vania tak akan menyakiti mereka seperti yang dilakukan kepala pelayan hari itu.

Mereka akhirnya pergi keruangan Kepala Pelayan. Tak memakan waktu lama, mereka akhirnya sampai di depan ruangan kepala pelayan dan kepala pelayan langsung mempersilakan mereka masuk.

"Kalian pasti kebingungan alasan saya memanggil kalian semua"ucap Roy sambil menatap keluar jendela.

"Seperti yang kita ketahui bersama, Duke Muda menderita kutukan yang berubah menjadi monster. Lalu cara menghilangkan amukannya yaitu dengan membiarkan Duke Muda melampiaskan amarahnya dengan mencabik-cabik pelayan. Saya minta maaf sebelumnya, tapi kalian berlima adalah korban yang telah di pilih. Tapi anehnya, kalian semua selamat. Hal ini tak pernah terjadi. Jika boleh tau apa alasannya?"tanya Roy dengan serius.

Shasa, Kara, Rosa dan Ransi menatap Vania. Karena Vania adalah orang terakhir yang ada di mansion. Mereka berempat tidak mengetahui apa pun. Vania yang ditatap tiba-tiba hanya tersenyum.

Walau wajah Vania tersenyum, sebenarnya dirinya sangat kesal. Bahkan rasanya ingin meninju Roy. Beraninya Kepala pelayan ini, mengatakan pengorbanan dengan nada sepele. Tapi Vania tau, jika dirinya tak memiliki kekuatan untuk melawannya. Bagaimana pun Roy telah menjadi kepala pelayan hampir sepanjang hidupnya, dan memiliki banyak koneksi.

"Saya juga tidak tau Kepala pelayan, kami berlima bersembunyi di gudang saat itu"ucap Vania berbohong, yang diangguki oleh Shasa, Kara, Rosa dan Ransi.

"Benarkah? Jika itu benar, saya sangat bersyukur. Kalian boleh keluar"ucap Roy mengusir mereka.

"Kepala pelayan, bolehkah saya berbicara?"tanya Vania, Roy menatapnya lama dan akhirnya mengangguk.

"Saya ingin mengundurkan diri. Kejadian kemarin membuat saya ketakutan. Tolong biarkan saya mengundurkan diri"ucap Vania dengan tubuh membungkuk.

"Saya juga ingin mengundurkan diri!"ucap Shasa, Kara, Rosa dan Ransi beraamaan

"Ini..... Huh.... baiklah saya akan menuliskan surat rekomendasi agar kalian bisa diterima bekerja ditempat yang lebih baik"ucap Roy murah hati. Vania yang mendengar persetujuannya berbinar bahagia. Akhirnya dirinya bisa bebas.

"Tapi kalian tidak bisa berhenti bersamaan, saya akan mengatur harinya. Tenang saja, kalian akan berhenti tidak lama lagi. setidaknya beri saya waktu seminggu mencari pengganti kalian"jelas Roy, mereka berlima mengangguk setuju. Tak masalah jika menunggu beberapa hari lagi.

❤❤❤

"Sangat senang?"tanya Revan curiga, saat melihat Vania yang sedari tadi tertawa seperti orang tak waras.

"Apa terlihat?"ucap Vania dengan senyum lebarnya.

"Sebenarnya saya disetujui untuk mengundurkan diri. Jadi saya sangat senang"ucap Vania tulus. Revan yang mendengar pernyataan Vania, menjatuhkan gelas yang digengamnya karena terkejut.

"Jangan pergi!"ucap Revan dengan nada memerintah.

"Sangat sulit untuk mengundurkan diri. Saya tidak akan menyia-nyiakannya"ucap Vania tegas.

"Kamu jangan pergi!"

"Maaf Duke Muda, saya sudah putuskan akan pergi"Revan memijat kerutan di dahinya, mencoba menenangkan dirinya karena pelayan keras kepala ini.

"Jangan pergi oke, kamu akan dalam bahaya"ucap Revan tulus. Tubuh Vania menengang saat mendengar ucapan Revan.

"Bahaya?"ulang Vania ketakutan.

"Benar, kamu akan dalam bahaya dan lebih berbahaya jika kamu keluar dari mansion ini"jelas Revan serius.

"Ini...."Vania kehilangan kata-kata oleh pernyataan Revan.

"Aku hanya ingin hidup tenang. Tapi tiba-tiba diri ku dalam situasi bahaya"batin Vania ketakutan.

"Siapa saja, yang berada di situasi sama dengan mu?"tanya Revan.

"Shasa, Kara, Rosa dan Ransi"ucap Vania menyebut satu-persatu pelayan yang memiliki stiuasi yang serupa dengan dirinya.

"Jika kamu ingin memastikan, maka perhatikan saja keempat pelayan ini. Saya yakin jika keempat orang ini akan tiada dalam berbagai alasan. Lalu target terakhir mereka adalah kamu. Karena kamu adalah yang paling dekat dengan ku, maka mereka akan berhati-hati saat membunuh mu. Setidaknya biarkan kamu mati dengan alasan se-natural mungkin. Alsannya sangat simpel. Karena saya adalah Duke masa depan, maka saya tidak boleh tertuduh kasus apa pun. Mereka ingin menjadikan saya Boneka yang berstatus Duke "jelas Revan.

"Jangan berbohong!"gumam Vania dengan tubuh gemetar.

"Ini adalah kebenaran. Saya tidak ada alasan berbohong pada mu. Saya tidak ingin kamu tiada begitu saja. Karena saya membutuhkan kamu. Membutuhkan seseorang untuk mengendalikan saya"jelas Revan tulus. Walau demikian, Vania masih tidak bisa menerimanya. Kebebasan yang di inginkan Vania setelah jatuh kedunia aneh ini, ternyata sebuah kebohongan.

❤❤❤

"Kepala pelayan"ucap Eric dengan hormat. Roy mengangguk puas dengan sikap Eric.

"Mereka berlima adalah daftar orang yang perlu kamu habisi. Lakukan dengan rapi"perintah Roy.

"Tentu"

❤❤❤

Bersambung

Terjebak dalam Novel "My Beast" - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang