CHAPTER 11 - REVENGE

1.4K 232 87
                                    

Hai sayang ❤️


.
.
.

Bersiaplah, karena chapter kali ini juga cukup panjang seperti sebelumnya, dan mungkin mulai sedikit menguras emosi.

.
.
.

Selamat membaca.

☀️🌻

.
.
.

- My Greatest TEACHER -

.
.
.

Miu mengulur jemarinya-- mengusap surai hitam sang murid dengan lembut, seraya menatap bagaimana wajah tenang anak itu ketika terlelap.

Ya, sejak Kana meracau bersama tangisan beberapa waktu lalu, Miu memeluknya cukup lama-- berusaha membuatnya tenang. Meski Miu tidak yakin apakah Kana akan mengingatnya atau tidak, mengingat bagaimana mabuknya anak manis itu.

Di sisi lain, bisa memeluk Kana seperti itu, sudah lebih dari cukup untuk membuat Miu bahagia-- karena setidaknya, ia menjadi bagian yang berada di sisinya saat anak itu sedang sedih.

Hening...

Miu menarik nafasnya dengan dalam-- "Sejauh itu luka yang kamu simpan?" Gumamnya, Miu mengingat jelas dan menyimpan di dalam ingatannya tentang apa yang Kana katakan ketika anak itu meracau bersama tangisan tadi.

Di mana hal itu membuat Miu terpukul-- seakan ia juga merasakan kesedihan anak itu. Jika Kana mabuk-- mungkin anak itu akan lupa tentang beberapa hal yang terjadi. Tapi, tentang apa yang di ucapkan, pasti bukanlah sebuah kebohongan. Terlebih bagaimana tangisan sesak yang turut di dalamnya.

Miu kembali terdiam, namun jantungnya berdebar begitu saja. Membuatnya, dengan perlahan-- mulai mendekatkan wajahnya, menatap lebih dekat paras manis milik Kana. Miu benar-benar jatuh hati.

"Jangan takut Hanzel... Kamu tidak akan pernah sendirian." Bisiknya dengan lembut, seraya mengusap pipi memar anak itu.

"Kamu tau? Aku benar-benar gila karena jatuh cinta padamu, dan melihatmu seperti ini-- membuatku semakin ingin memilikimu. Aku terluka, saat aku melihatmu menangis seperti tadi. Aku terluka, saat melihat orang lain berani menyentuh dan melukaimu seperti ini. Aku terluka, saat aku melihat tubuhmu gemetar karena kesedihan."

Miu menarik nafasnya sejenak, yang lalu mengusap lembut bibir indah Kana dengan satu ibu jarinya.

"Aku mencintaimu Hanzel, aku bersumpah akan melakukan apapun untuk melindungi senyumanmu. Aku bersumpah, jika suatu hari-- aku akan mendapatkan dirimu di dalam hidupku." Ucap Miu kembali, namun penuh tekad di dalamnya.

Hingga seperdetik setelahnya, Miu menyentuh ranumnya anak itu tanpa izin. Itu terjadi begitu saja, seperti nuraninya yang menuntun ke sana.

Hal itu terjadi setelahnya, di tengah keheningan malam-- Miu memejamkan mata dan mencoba melumat ranum anak itu.

Hei! Bukankah Miu terkesan mewsum?
Itu karena dia tidak bisa mengontrol perasaan dan keinginannya saat ini.

Namun, beberapa detik setelahnya, kedua bola mata Miu membulat sempurna-- terkejut saat Kana memeluk tengkuknya dan menariknya lebih lagi.

Apa anak itu sadar?
Miu segera membuka kedua matanya, menarik diri sejenak-- namun ia mendapati Kana masih terpejam.

"Khun Garren..."

My Greatest TEACHER || MiuKana ✓ ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang