CHAPTER 2 - PUKULAN MANIS

1.9K 267 59
                                    



Selamat membaca sayang
☀️🌻

.
.
.

My Greatest TEACHER

.
.
.

"Ohoo... Lihatlah Khun Miu kita yang satu ini." Ucap seorang pria muda bernama Foei.

"Hai Pak Guru, bagaimana hari pertamamu menjadi seorang Guru?" Goda satu lainnya, pria tampan pemilik nama Kimmon. "Apa kau menemukan anak nakal? Apa kau menarik telinganya hingga lepas? Atau mungkin kau mematahkan tangannya persis seperti saat kau menghabisi-"

"Omong kosong." Ucap Miu, seraya mendudukan tubuh.

"Kimmon." Foei menggeleng pelan, melihat kedua sahabatanya itu. "Ah, untuk mu."

Miu meraih segelas minuman kesukaannya itu, menenggaknya.

"Hm, sudah beberapa minggu kau tidak datang ke sini. Jadi, bagaimana hari pertamamu di sekolah itu?" Ucap Foei kembali, dengan kedua tangan ia tumpukan pada meja bar seraya menatap Miu yang duduk di sebrangnya.

"Cukup menarik."

"Apa ada anak nakal yang menyebalkan?" Kimmon yang duduk di samping Miu kini merangkul pundak sahabatnya itu.

Miu menarik senyuman tipis, seraya mengingat kejadian pagi tadi saat ia mendapati beberapa jebakan dari para muridnya.

"Jujur, aku masih ragu apakah kau benar-benar bisa melakukan pekerjaan yang kau pilih di kehidupan barumu." Ucap Kimmon kembali.

"Tentu, aku sudah memilih. Maka aku tidak akan menyerah untuk melakukan apa yang sudah menjadi keputusanku, terlebih Garren sangat berharga bagiku."

Kimmon terdiam seketika, seraya saling menatap pada Foei. Ya, mereka tidak akan bisa banyak berbicara jika Miu sudah menyebut nama salah satu orang paling berharga dari masa lalunya.

"Jangan meremehkanku, bajingan sepertiku juga bisa melakukan hal semacam itu." Miu mengangkat wajah tampannya, menatap dua sahabatnya itu dengan senyuman penuh arti.

Ketiga hanya saling menatap beberapa detik, hingga kemudian atensi Foei dan Kimmon mengarah pada beberapa orang yang datang.

"Selamat datang." Ucap Foei, seraya menghampiri dan menyambut beberapa pengunjung lainnya, namun bukan orang-orang yang baru datang tadi.

"Mereka lagi." Kimmon bergumam dengan senyuman miring. "Kau tau? Dua minggu lalu, saat kau tidak datang ke sini, anak-anak itu hampir membuat masalah di club ini."

"Lalu?"

"Beberapa di antaranya terlihat sangat menyebalkan, mereka hampir saja membuat keributan dengan pengunjung lainnya. Tapi beruntung Foei dengan cepat melerai, meski aku cukup kesal saat Foei menahanku untuk tidak memukul beberapa di antaranya."

"Bukankah Foei sudah mengambil keputusan yang tepat?" Miu tersenyum seraya menatap gelasnya.

"Tapi mereka sangat menyebalkan, rasanya aku sangat ingin memberi pelajaran pada anak-anak seperti itu."

"Berkacalah kawan, apa kau lupa? Siapa seorang remaja yang dulu pernah hampir menghancurkan sebuah club malam karena cemburu saat melihat kekasihnya bersama pemilik club itu?" Sarkasnya, Miu bahkan berucap dengan sangat tenang.

"Ai Miu!" Kimmon mendengus kesal setelahnya, Miu mengingatkan bagaimana dirinya dulu di masa lalu. "Itu berbeda, kau tidak tau bagaimana rasanya cemburu. Ck! Percuma juga aku menjelaskan, karena kau saja tidak pernah berkencan dengan siapapun selain bersama dengan Garren mu itu." Ucapnya sambil cemberut, membuat Miu menggeleng pelan seraya terkekeh.

My Greatest TEACHER || MiuKana ✓ ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang