MGT SEASON 2 - KHUN HUSBAND

866 104 10
                                    

Pukul 1 malam, untuk ke sekian kalinya, Miu memutuskan untuk tidak tidur. Ia ingin menjaga Hanzel manisnya, terlebih saat anak itu kembali terlihat gelisah di dalam tidurnya beberapa kali.

Mengusap surai remaja manis itu, menatapnya dengan tatapan penuh cinta yang setiap detiknya semakin bertambah.

Ingat!
Miu sudah sangat mencintai Hanzel.

"Ngkh!" Si manis sedikit merengek di tengah aktifitas tidurnya.

"Sshh..." Lembutnya, mencoba memberi rasa tenang nyaman. Miu bahkan mengusap kening Hanzel dengan hati-hati, saat si manis mengerutkannya. "It's okay naa..." Bisiknya kembali.

Suasana hening setelahnya, usai Hanzel terlihat lebih tenang. Namun beberapa detik setelahnya, si manis justru mengerjapkan kedua mata. Membuat Miu sedikit cemas, takut jika Hanzel merasa tidak nyaman.

Namun, seperdetik setelahnya, Miu justru terkejut, saat Hanzel mendudukan tubuh sejenak, yang lalu meletakan kepala di atas dada kekarnya.

"Nghm." Suara lembut si manis menyapa indera pendengaran Miu, membuat Miu tersenyum detik itu juga, seraya mengusap surai hitam Hanzel dengan lembut.

Ya, Hanzel menjadikan dada kekar Miu sebagai sandaran seperti sebuah bantal. Dia bahkan melingkarkan satu tangannya untuk memeluk pinggang Miu.

Sangat manis, Miu berani bersumpah akan hal itu.
Jika saja bisa, Miu sangat ingin berteriak, mengatakan jika dia sangat bahagia.

Miu yang masih duduk bersandar pada sandaran ranjang tersebut, kini membawa tubuhnya untuk sedikit berbaring. Memposisikan tubuhnya agar Hanzel bisa tidur lebih nyaman.

"Selamat malam manis." Bisiknya, seraya mengecup pucuk kepala Hanzel, usai ia memastikan jika remaja manis itu sudah kembali terlelap.

.
.
.

Pukul 7 pagi...

Hanzel mengerjapkan kedua matanya, usai ia terbangun dari tidurnya. Meraba sesuatu di sisinya, itu adalah tangan Miu.

Segera membuka kedua matanya, Hanzel ingin melihat apa yang ada di sana. Di mana seperdetik setelahnya, Hanzel membulatkan kedua bola matanya, sedikit terkejut saat ia terbangun di dalam pelukan Miu.

Namun, Hanzel tak dapat berteriak atau prostes sedikitpun, karena di sisi lain, Hanzel tak dapat berbohong jika ia merasa nyaman atas hal tersebut.

Apakah tangan ini yang memberikan rasa nyaman semalaman? Batinnya.

Hanzel terdiam, saat ia menatap wajah Miu yang sedang terlelap.

Ahh, alih-alih menjaga Hanzel semalaman, pada akhirnya Miu yang kelelahan, tanpa sengaja justru tertidur. Lebih tepatnya, karena ia juga merasakan kenyamanan di sana. Sangat hangat.

Hanzel terpaku beberapa detik, jemarinya bahkan terulur untuk menyentuh wajah tampan di hadapannya. Ya, Hanzel bahkan berdebar, saat ia menatapnya lebih dalam.

Jujur, Hanzel mengagumi bagaimana sosok seorang Miu. Selain bagaimana baiknya pria itu, Hanzel juga mengakui, jika Miu memiliki paras yang sangat sempurna.

Pahatan wajahnya yang terukir dengan sempurna, membuat Hanzel tak dapat berbohong, jika Miu memang sangat-sangat sempurna.

Dengan hati-hati, Hanzel menyentuh mata Miu yang terpejam, perlahan... Yang lalu membawa jemarinya itu sedikit turun, untuk menyentuh hidung mancung Miu.

My Greatest TEACHER || MiuKana ✓ ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang