02

196 14 6
                                    

Kegiatan pemotretan pun selesai, sesuai dengan ucapan ilse tadi, hange langsung menghadiri meeting yang lumayan besar besaran di kantor itu sekarang.

Gimana ga besar besaran orang ceo tersukses di negara ini di undang.

Hange melihat pria yang mengatakan gembel padanya dengan tatapan kesal.

"Baik, karena sekarang semua sudah ada, pertama tama saya kenal kan dulu diri saya, nama saya Erwin Smith, saya selaku ceo di kantor beauty one ini sangat sangat berterima kasih pada tuan dan nyonya yang sudah datang dan menghadiri meeting ini, baik bisa di awali dengan perkenalan masing masing agar tak terlalu canggung? Di mulai dari model saya"~erwin

"Baik, perkenalkan saya Hange zoe, saya model sekaligus direktur di kantor ini, saya juga mengucapkan banyak terimakasih untuk para pegawai yang datang menyambut dengan senyuman dan attitude yang tinggi"~hange sambil melirik pria tersebut seakan meledek karna mengatakan dirinya gembel

"Levi, levi Ackerman, ga usah saya sebutin juga tau kan?"~ucapnya datar

"Cih, sialan, sombong, so terkenal, so ganteng, tapi emang ganteng si"~ucap hange di dalam hati

"Gausah ngeliatin, suka bilang"~levi sambil menatap balik hange

"Di-dih? Geer"~hange yang langsung memalingkan tatapannya

Semua ceo ceo yang ada tak kuasa menahan salting, karna memang di jauh jauh hari banyak sekali shipers shipers levihan bermunculan (levi hange).

1 jam akhirnya meeting selesai.

"Duluan aja, saya masih ada urusan"~ hange

"Baik, permisi"~ilse

"Sialan, dia cantik sekali, tapi? Kenapa tiba tiba?"~ucap levi pelan

"Cinta pandangan pertama, biasalah"~ ledek erwin yang ternyata teman masa kecil levi juga.

Levi hanya melirik tajam ke arah erwin tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Gw gabakal ganggu ko, tenang aja vai"~erwin sambil mengangkat kedua alisnya dan senyum jahilnya.

"Duluan ya ji"~erwin

Hange menatap sekilas ke arah erwin lalu mengangguk mengiyakan.

Erwin pun pergi keluar meninggalkan ruangan meeting tersebut, ruangan hanya bersisakan hange dan levi di dalamnya.

Hange yang masih mengerjakan proposal pun mengetik secara tergesa-gesa agar cepat selesai dan meninggalkan levi yang sedang duduk terdiam sambil menatap hange serius.

"Ni orang kenapa lagi si? Ya tuhannn kenapa bisa si ketemu sama orang sinting kaya gini"~celotehan hange pada dirinya sendiri di dalam hati.

Hange menghembuskan nafas kasar, sengaja untuk membuat levi tersadar dari tatapan dan lamunannya. Namun nihil, tak ada perubahan apapun yang di tunjukan levi, levi masih sibuk memandangi hange yang sedang mengetik di depannya.

"Selesai"~ucap hange, padahal belum.

"Dirumah ajalah gapapa"~hange

Hange memasukan handphone ke dalam tas kecilnya dan menggenggam laptopnya lalu terbangun dari duduknya, melangkah ke arah pintu untuk keluar.

"Mau kemana?"~tanya levi dengan wajah datarnya

Hange menoleh singkat dan kembali berjalan tanpa memperdulikan levi.

"Pulang"~jawaban singkat hange.

Levi baranjak dari duduknya mengikuti hange dari belakang, karna hidupnya datar datar aja dan sangat to the point, dia menyamakan langkahnya dengan langkah hange.

(Disini author buat levi lebih tinggi dari hange ya hihihi, biar nyamain aja sama karakter levi di sini, dan setelah di pikir pikir author lebih suka kalau levi lebih tinggi dari hange di cerita ini).

Hange menatap heran ke arah pria jangkung di sebelahnya.

Hange sengaja memberhentikan langkahnya agar levi berjalan duluan, namun levi malah ikut memberhentikan langkahnya dan menengok ke arah hange.

"Kenapa?"~tanya levi dengan wajah ciri khasnya

"Lo yang kenapa?"~jawaban hange yang cukup ngegas

Levi memiringkan kepalanya dan menaikan satu alisnya.

Hange membuang nafas secara kasar.

"Duluan aja, gw bisa sendiri"~hange

"gw ga"~levi

Hange yang semakin heran pada sikap levi hanya bisa mengeluarkan ekspresi malas.

"Dih manja, sana ah, kenal aja kagak, pergi sana, gw ga kenal lo, takut gw di apa apain sama ceo paling terkenal konon katanya"~kata hange sambil melangkah mendahului levi

Seperti biasa levi menyamakan langkahnya dengan langkah hange, tanpa dosa.

Hange lagi lagi memberhentikan langkahnya, kini ia memberanikan diri untuk menatap ke arah levi dan memasang wajah serius.

"Bisa ga si ga usah deket deket, gw risih, ngerti?"~hange dengan wajah seriusnya

"Ga"~jawaban singkat padat dan jelas

"Lo tuh ya, ngomong panjang dikit langsung mati kayanya, ngomongnya yang bener, kasih alasan jelas, jangan setengah setengah kalo ngomong, gw takut, kasih alasan yang jelas bisa ga si tuan Ackerman?"~hange

"Alasan jelas?"~levi

"Ihhhh, maksudnya tuh ya kaya-"~ucapan hange yang terpotong

"gw suka lo mungkin?"~celutuk levi

"Hah"~respon hange yang sedang bingung sekaligus kaget setengah mati.

"Hah?~levi

Continued....

perfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang