24

107 8 5
                                    

"ka, kaka"~bisik sasha pas di telinga hange, membuat sang pemilik telinga terbangun dari tidurnya karena terkejut.

"Apasi sha? Mau kaka mati kamu? Kalo kaka mati sekarang ujung ujungnya kamu kangen juga lo sama kaka, apasi? Biasanya teriak teriak juga, apa?"~ucapnya kesal karena tidur nyenyaknya terganggu.

"Iyeh galak banget, alay, tuh ada tamu"~sasha

"Lah? Bukannya bilang mama malah bisik bisik ke sini"~malas hange berniat kembali melanjutkan tidurnya yang terganggu, walaupun sudah pukul 07.00 pagi.

"Ihh mama kan udah ke kantor tadi subuh subuh bareng papa, lagian tamunya bilang cari hange zoe, disini yang namanya hange zoe siapa lagi coba kalo bukan kaka?"~ucap sasha kesal.

"Hange zoe? Siapa?"~hange

Sasha mengangkat bahunya untuk jawaban.

"Ganteng tapi ka"~sasha

"Jangan jangan?"

Hange loncat dari kamarnya berlari ke arah ruang tamu, sedikit merapihkan diri.

Hange tidur pake baju dress, karna malam tadi males ganti baju bekas pergi diner bareng keluarga.

"Dugaan yang bener, anjrit anjrit deg degan cok"

Hange tersenyum ke arah sang tamu dan di sambut senyuman manis.

"Apa kabar?"

"Hm, baik, lo?

"Baik"

"Bagus deh, oh iya mau minum apa?"

"Gausah, gw lebih suka di suguhin muka lo disini dari pada yang lain"

"Lo kira gw apaan di suguhin, btw maaf ya si sasha emang gitu orangnya ga peka, masa tamu sendiri ga disuruh duduk, yaudah duduk duduk"

"Yang tadi itu adik lo?"

"Hm, kenapa? Tengil dia sama lo?"

"Engga, cuma kayanya dia doang yang ga kenal gw selain lo waktu itu"

"Haha, iya kah? Dia emang kudet orangnya, lagi pula yang dia tau cuma orang orang disini sama artis korea"

"Artis korea?"

"Hm, idol idol korea apalagi kyungsoo exo"

"Itu mah author juga suka sha, kita satu selera dong"

"Oh gitu"

"Hm, jadi?"

"Apa?"

"Mau ngapain lo jauh jauh dari jepang kesini?"

"Bukannya lo yang nunggu buat di jemput gw?

"Lah geer"

"Gw liat chat lo sama si bule erwin"

"Gausah geer, gw cuma takut pas lo udah jauh jauh kesini gw udah balik ke sana"

"Sama aja"

"Ya beda lah"

"Sut sut"~ucapan sasha menyela pertengkaran kecil di ruang tamu

"Apa sha?"

"Kalian kenapa berantem si? Kaka pacarnya ka hange? Omaygattt ko mau si sama ni orang? Padahal dia kaya orang gila"

Hange menatap tajam ke arah sasha dan yang di tatap hange tersenyum cengengesan

"Iya, saya pacar hange, kamu adik hange? Belum kenal saya ya pasti?"

"Hm, aku sasha zoe adik satu satunya ka hange, jadi kaka siapa?"

"Saya levi, levi Ackerman"

"Ackerman? HAAAA yang punya perusahaan ibt di jepang itu?"

Levi megangguk sebagai jawaban

"Tau dari mana perusahaan ibt?" Celutuk hange

"Dari jean, dia bilang kaka sering dapet tawaran jadi model tetap di sana tapi selalu di tolak"

Levi menoleh ke arah hange mengangguk dan memiringkan kepalanya sekalian untuk bertanya kenapa hange selalu menolak kerja sama dengan kantornya.

"Oh, gapapa, setia aja sama kantor erwin"

"Tcih"

"Ka levi cemburu ya? Gausah cemburu ka, ka erwin ga suka ka hange ko dan sebaliknya, bahkan aku dukung ka hange sama kaka aja dari pada sama ka erwin, bawel dia"

"Bagus kamu di pihakku"

"Dih, pihak pihak apaan deh"

"Oiya, ka levi dari Jepang buat ketemu ni nenek lampir doang?"

"Sha bener bener ya? Mau di bakar terus di buang apa di panggang terus makan hah?"

"Hehehe bercanda si, galak banget jadi orang"

"Jadi? Apa ka?"

"Hm, mau ngajak keluar bisa?"

"BISAAA, bawa aja"

Bukan hange yang menjawab malah sasha yang antusias menjawab, karena kesenengan kakanya punya pacar baru, berarti hange udah move on dari pacar sebelumnya, ya tida lain dan tida bukan adalah Mike.

"Gimana?"~tanya levi menatap hange penuh harap, padahal mukanya datar datar aja.

"Hm, bentar"~hange beranjak dari duduknya menuju kamar, ingin berganti baju dan sedikit membersihkan diri.

*****

"Udah pernah kesini sebelumnya?"~ tanya hange di sela sela tawa mereka karna melihat pemandangan indah dan sedikit gurauan kecil dari levi.

Levi menggeleng kecil lalu kembali menatap pandangannya ke depan.

"Terus tau tempat ini dari siapa?"

"Erwin, dia bilang ini tempat yang cocok buat nyatain perasaan di swiss"

"Ohh"~jawab hange singkat

"Oh?"

Hange menatap bingung ke arah levi yang sudah menatapnya dengan tatapan lebih bingung

"Apa? Kenapa? Ada yang salah?" ~hange

"Cuma oh doang? Emang kamu tau?"

Hange menatap levi tak percaya sambil menahan tawa, walaupun ketawa si dikit.

Levi mengerutkan dahinya semakin bingung.

"Bukannya udah sering bilang? Jadi? Apalagi yang harus di ungkapin?"

Bener juga, kenapa levi jadi bodoh sekarang, ah lupakan wajah datarnya karna sebenarnya dari tadi ia sedang mati matian mencoba menetralkan detak jantungnya yang sudah seperti disco di dalam sana.

"Bukan itu"~ucapnya asal

"Jadi apa? Coba bilang yang bener" goda hange, bukan hange wajahnya yang menatap kini badannya ikut menghadap ke arah levi dengan sedikit jarak dekat.

Jujur saja jika levi tak punya harga diri dan tak punya hati nurani mungkin sejak tadi ia sudah mencium dan menidurinya.

"Jangan bengong levi, walaupun aku ga yakin ada setan yang mau masuk ke tubuh kamu"

Levi terkekeh kecil sebelum ikut menghadap ke arah hange serius.

"Jadilah istriku, tidak, aku tak salah menyebutnya, aku tak mau berlama lama dan terlalu cepat jadi, bertunanganlah bersamaku"

"Tunangan ya?"~tepat di sasaran hange, levi pasti tida akan mengajaknya untuk sekedar berpacaran berlama lama, ia pasti mengajak hange ke jenjang lebih serius.

"Hm, kamu tau kan aku gasuka di tolak? Tapi aku tetep tunggu jawaban kamu"

"Kalo tau gasuka di tolak kenapa masih nunggu jawaban?"

"Karna aku harus tau jawaban kamu, walaupun akhirnya aku harus paksa sedikit"

Hange tersenyum lembut kearah levi dan menyimpan kedua tangannya di bahu levi.

"Sama halnya denganku, aku ga suka hal yang rumit dan buat harga diri aku jatuh, tapi demi kamu aku jawab iya dengan senang hati"

Kini keduanya tersenyum saling berhadapan sebelum terjadi?




continued....

perfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang