"NONAAA"~teriak ilse mengalihkan keributan yang ada di bandara.
Haha bahkan penggemar hange dan levi kalah dari teriakan ilse, karena sebegitu senangnya ia akhirnya kembali melihat atasan sekaligus kaka baginya.
Ilse berlari kecil dan mengukir senyum yang lebar dan indah ke arah hange, hange membuka tangannya lebar bersiap untuk memeluk sang wanita yang sudah bekerja bersamanya selama bertahun tahun.
Akhirnya....
"Akhirnya nona pulangg, huuhh untung aja aku belum ikut nyusul nona kesana, lagian tuan lama banget deh berkunjungnyaa"~keluh ilse yang masih memeluk tubuh hange.
Hange terkekeh kecil karena tida seperti biasanya, bahkan biasanya hangelah yang sering memeluk ilse dan memaksa ilse mendengarkan celotehannya tentang mantan kekasihnya, sebenarnya ilse senang mendengarkan cerita hange, atau bertukar cerita, tapi ilse telah bersumpah bahkan menyampaikan sumpah serapah pada lelaki yang telah menyakiti hange yang sudah ia anggap sebagai kakanya, persetan buat lelaki itu, bisa bisanya memutuskan hubungan sepihak dengan alasan bosan, bodoh dan tak tau diri.
Jadi ilse selalu menolak dan mengalihkan pembicaraan saat hange mencoba memulai pembicaraan tentang mike mantan kekasihnya.
Walaupun pada awalnya ia berencana untuk menjodohkan bos pribadinya dengan boss pemilik gedung, atau bisa di bilang sahabat akrab hange.
Emang ga cocok si, karena keduanya punya ego yang sama sama besar, ke ambisan bahkan pemikiran yang terlalu rumit kalo kata ilse mah.
Idup mereka cuma mikirin kerja, kerja, kerja, dan kerja. Mereka emang menikmati hidupnya, tapi?? Seengganya nikmatin gitu idupnya jangan cuma ngebebanin diri sendiri.
Ya mau gimana lagi baru pertama kali hidup si.
Sambil melepaskan pelukannya tanpa melunturkan senyumnya sedikit pun, ilse berbalik badan menghadap levi lalu menunduk hormat.
"Terimakasih telah membawa nona hange dengan selamat, walaupun yang bawa pesawat bukan tuan" ~ucapnya sambil tersenyum dan hanya di balas anggukan kecil oleh levi.
Aduhhh, mana bisa ilse lupa dengan suasana ini.
"Nona, banyak penggemar anda sekarang, bagaimana ini?"~bisiknya kepada hange, ya walaupun mereka berdua sudah sangat akrab tetapi cara mereka berbicara tak pernah berubah, tetap memanggil dengan kata formal, seperti nona, saya dan anda.
Seperti sudah nyaman.
"Gapapa, lagian mereka pasti udah tau"~jawab hange terlewat santai.
"Yaudah, sekarang mau ke rumah tante dan tuan Yeager?"~tanya ilse
Dan hange mengagguk.
"Erwin mana?"~sela levi
"Tadi tuan erwin mau nunggu di parkiran aja, males ketemu orang banyak katanya"~jawab ilse jujur apa adanya.
"Tcih, si alis tebal kegeeran, dikira mereka semua datang karna mau liat dia apa?"~celoteh levi yang membuat ilse tak percaya. Seorang levi Ackerman berbicara panjang?? Waw suatu keajaiban yang seharusnya di abadikan.
Ilse emang agak lebay kalo kata hange.
"Udah, mau sampe kapan kita disini? Sampe bandaranya kosong melempeng?"~sambil berjalan mendahului levi dan ilse, tentu membuat orang yang telah di dahului menyamakan langkahnya dengan hange.
Hange mulai biasa saja dengan ucapan dan bisikan bisikan orang tentangnya, yahh seperti saat ini tak sedikit orang yang menjelekan namanya karna sedang hiatus tiba tiba muncul kembali apalagi munculnya bareng levi.
Ya gini nih resiko punya pasangan terkenal walaupun 98% penggemar mereka menyetujuinya, yaa setidanya ada 2% orang sampah yang rela ngurusin hidup dia dan levi.
Yaudah mau gimanapun dia tetep menang toh? Mau mereka salto, kayang atau bahkan rela loncat dari gedung kalo mereka bukan hange levi tentunya tidak mau.
Pede dulu ga si buat mbak han??
Hange mulai memberhentikan langkahnya saat para wartawan muncul di hadapannya, seketika tubuhnya mematung sempurna.
Selama apapun hange dan sebanyak apapun hange muncul di depan kamera, kalo wartawannya sebanyak ini tentu buat dia nervous parah, apalagi 2 minggu dia memutuskan untuk hiatus.
Kalo ga peka bukan levi namanya.
Levi menggenggam kuat tangan hange dan memberi kode agar hange menggenggam tangan ilse di sebelahnya, dan hange cuma nurut nurut aja.
Dengan tatapan mautnya semua nyali wartawan tiba tiba menciut dan mundur, memberi jalan ke arah mereka bertiga, dengan leluasa mereka melewati para kerumunan wartawan dan masuk ke dalam mobil yang di dalamnya sudah ada erwin yang menunggu. Dengan wajah cengengesan erwin menyuruh levi untuk menyetir dengan alasan dia ngantuk, takut ada apa apa di jalan nanti mending levi aja yang nyetir.
Yaudah dia setuju setuju aja, dari pada mati sia sia kan ya? Mending dia aja yang nyetir, walaupun niatnya memang mau sehidup semati bersama hange tapi tak ingin mati sekarang juga si."Gimana ji? Sasha ko ga ada"~ucap erwin penasaran
"Tadi jean minta izin buat ajak sasha jalan jalan dulu, mumpung energi si sasha gabakal abis, apalagi di sogok makanan, anteng pasti"
"Ohh, lu restuin mereka? Maksudnya jean itu-"
"Iya"~jawab hange cepat sampai memotong ucapan Erwin
"Jean pekerja keras, di usia dia yang terbilang masih muda dia bisa ngasilin uang yang ga sedikit, dengan cara halal lagi yang paling penting ga buat orang kesusahan"~sindir hange
Erwin hange tersenyum cengengesan mendengar ucapan hange.
"Emm, jadi kalian beneran udah??" ~walau ragu ilse mulai memancing topik tentang hubungan khusus antara levi dan hange.
Hange menghela nafas terpaksa, ini pasti terjadi. Dia tau itu, pasti topik ini akan muncul cepat atau lambat.
"Iya"~jawab levi datar
"Iya apa?"~tanya hange bingung, eh bukan hange, tapi tanya mereka ber 3 serentak.
"Hange calon istriku"
"Waaaa, kalian pacaran?"
"Ga"
"Ha? Jadinya gimana? Bentar bentar bingung saya"
"Hange tunangan saya"
"HAH??"~Erwin ilse.
continued.....
KAMU SEDANG MEMBACA
perfect
Fanfictioncinta itu tidak harus memiliki, tapi apa salahnya untuk berjuang? kisah cinta tanpa adanya orang ke-3 itu bagai pemandangan alam ciptaan tuhan (sempurna). kadang, kesalah pahaman akan membuat kita hancur, tapi saling percaya pada sikap masing masin...