07

113 7 0
                                    

"fansigh biasanya suka ngasih barang buat kenang kenangan kan?"~levi

"Gw harus ngasih apa?"~levi

"Bentar, hange suka apa? Dia mau apa? Apa gw nanya langsung aja sama dia? Tapi, gw ga punya no dia"~levi

Alis tebal

Win
17.48

Apalagi?
17.48

Hange suka apa?
17.49

Suka gw
17.48

Mau gw putusin urat nadi lo?
17.48

Dia suka bunga tulip, sama suka makan
17.49

Cuma 2?
17.49

Jangan lupain kipas, kipas kecil buat di bawa kemana mana, dia suka kegerahan soalnya
17.49

Kipas portable? Apalagi?
17.49

Lo mau ngasih segimana banyaknya bjir, udah itu aja cukup
17.49

Apalagi
17.49

Tisu basah, kering, sama parfum, dia suka wangi yang soft soft gitu
17.49

Lo tau dari mana?
17.50

Ilse
17.50

👍🏻
17.50

Sama sama vai
17.50

👍🏻
17.51

"Soft? Kira kira apa ya? Apa gw minta bantuan managernya sekalian?"~levi

"Ga ga, pasti sekarang lagi sama hange juga"~levi

"Yaudah"~levi beranjak keluar kamarnya untuk membeli barang barang yang sudah erwin beri tau.

"Wangi soft soft"~levi

"Sore tuan"~ucap satpam yang ada di depan pintu rumah megahnya

"Hm"~jawaban singkat dari levi

"Mau saya antar?"~satpam

"Gausah"~levi sambil memasuki mobilnya

"Ah, baiklah"~ucapnya sambil membukakan gerbang agar levi bisa keluar dari halaman rumah yang besar itu.

Levi melajukan mobilnya dengan kecepatan standar. Di sepanjang perjalanan menuju mall elit yang sering ia kunjungi, sesekali levi berbicara pada dirinya sendiri, tak seperti biasa kini ia benar benar bingung untuk memilih warna, bentuk agar tak salah pilih dan agar pemberiannya untuk hange menjadi barang pemberian tersayang bagi hange.

Levi mengernyitkan dahinya sambil berfikir keras, entah kenapa sekarang ia berfikir dengan perasaan bukan logika.

Biasanya ia tipe orang yang cuek, tak perduli omongan orang, perlakuan, kesukaan, ketakutan dan apapun itu.
Tapi, entah kenapa, ia sekarang ingin terlihat berkesan bagi seorang wanita yang memang sudah ia tandai di media sosial, berita terkini, surat kabar, poster, majalah dan album album khusus hange, apalagi baru saja ia bertemu dengan wanita idamannya itu secara langsung.

Betapa terkejutnya levi, ia tak menyangka bahwa hange akan secantik itu, dengan kakinya yang panjang, langsing, dan memiliki badan ideal membuat levi tak percaya akan ucapan ucapan orang terhadap hange.

"Dia terlihat lebih cantik di real life"

"Aku ingin memiliki badan sepertinya"

"Memiliki visual yang mengesankan"

"Dia memang kriteria semua pria"

"Tak mungkin ada orang yang tak terkesima melihat nona zoe yang seperti dewi ini"

Dulu, levi kira opini opini itu di lebih lebihkan dan beranggapan penggemar hange itu alay, lebay.

Ehh??! Malah dia sendiri yang nelen ludah dan malah jadi cinta pada pandangan pertama, tak heran, kenapa banyak orang sudah beranggapan hange cocok dengan levi, ya karna walaupun sikap levi yang tertutup, ia pernah mengatakan tipe idealnya di sebuah acara dengan wajah yang datar.

90% kriteria wanita idaman levi ada di hange. Dan anehnya penggemar keduanya sama sekali tak Masalah jika mereka memiliki hubungan yang spesial. Karna penggemar levi maupun hange tergolong cukup posesif? Tak mau idolanya memiliki seorang kekasih, namun berbeda halnya dengan levi dan hange, penggemar malah suka, dan bahkan ada yang sampai membuat kedai teh, sup dan ramen dengan nama toko levihan (levi hange).

Dulu levi memang sedikit risih tapi sekarang mungkin dia akan senang dengan persetujuan penggemarnya.

Levi memberhentikan mobilnya di parkiran mall H&lezoe.

Sebuah mall yang memang menjual 70% barang kebutuhan wanita.

Dan rumornya hange biasa belanja disini, hampir semua barang hange di apartemen ia beli dari sini.

Sampai sampai ada poster hange yang gedenya segede gaban di atas mall itu.

Levi memasuki dan mulai membeli barang sesuai yang di ucapkan erwin tadi, ada yang ia beli sendiri karna merasa hange pasti suka.

Continued....

perfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang