18

95 8 2
                                    

Hange memutuskan untuk lanjut pergi ke tempat yang sebisa mungkin membuatnya bahagia sekarang, merasa kekecewaan datang menghampiri.

"Apa gw terima aja ya tawaran papa buat jadi ceo di swiss dan ninggalin karir gw sebagai model disini?" ~hange

"Tapi masa gw ninggalin perjuangan gw yang dari 0 cuma karna laki laki"

"Tapi gw sakit hati, kenapa selalu gw? Kenapa harus gw?"

Hange menghembuskan nafasnya berat.

Ilsee

Hallo? Ada masalah nona?

Emm, gaada, buat nanti malem gimana, sama siapa aja?

Ada perubahan nona, kayanya buat malam ini ada meeting bersama di acara bulanan, ini juga cukup besar besaran dari pada bulan kemarin karna bakal ada tuan Ackerman dan tuan reiss ayahnya nona histo

Sama Ackerman ya

Iyaaa sama tuan levi nona, jadi gimana mau di studio apa saya jemput nona di rumah tante nona?

Batalin

HAH??!!

Buat gaji tenang aja, kamu bakal tetep saya kasi bonus dengan satu syarat, kamu harus bisa gagalin saya buat dateng kesana

Ta-tapi kenapa nona? Ada masalah?

Saya mau pulang ke swiss

HAHH???! MENDADAK??!

hm, selamat menyambut hari libur ilse.

️🔌🔌🔌 Panggilan terputus.

"Huh"~hange

"Padahal di chat dia kaya khawatir banget sama gw karena Sasaeng itu, dan katanya mau nunjukin satu tempat, nanyain keadaan, mau ngejemput nyatanya? Dia nelepon gw pagi pagi buat ajak ketemu di cafe aja, ketus gitu jawabannya, gimana gw ga sakit hati, udah ngerasa feel special ujung ujungnya malah ngerasa feelling lonely".

"Sialan buat si kaparat"~umpatnya.

"Kenapa banyak masalah banget si di hidup gw"~hange

Erwin

Maksudnya apa lo tiba tiba mau ke swiss? Acara nanti malem penting hange

Yaudah lo aja yang dateng

Tapi lo jauh lebih terkenal dari pada gw

Gw mau pulang gw juga kangen mama papa

Tapi sasha bentar lagi mau kesini juga kan?

Hm, ini gaada sangkut pautnya sama karir gw, jadi kalo lo mau marah sama gw silahkan, gw tetep mau pulang

Tapi ini besar banget hange sayang kalo sampe lo ketinggalan

Lo gatau apa apa jadi gausah maksa

️🔌🔌🔌 Panggilan diakhiri.

"Apa apaan ini??"~erwin.

Hange terduduk di pinggir jalan linglung tak tau mau apa, sebenarnya banyak penggemarnya yang mau menyapa, namun mereka enggan karena merasa takut hange terganggu, melihat dari cara hange menatap jalanan kosong pun sudah ketebak kalo dia lagi sedih.

Mobil hitam Lamborghini berhenti di pinggir hange menyalakan klakson dan membuka jendela, namun tak di gubris sama sekali.

"Mau bareng?"~suara yang familiar di telinga hange

Dengan cepat ia berdiri dari duduknya lalu melangkah ke arah belakang berniat pulang kerumah carla aja.

"Eh nona gamau bareng?"~teriak wanita tadi.

Tak ada sautan apapun dari hange, hange malah semakin melajukan larinya dan...

tit....brughh

Hange terpental ke arah depan mobil levi, memang tak terlalu keras dan jauh tapi itu berhasil membuat levi keluar dari mobilnya dan berlari kearah hange panik.

"HANGE"~Ucapnya

"NONA ZOEE"~ petra

Dan pemilik mobil pun turun dari mobil, memang murni kesalahan dari keduanya, pertama sang pemilik mobil telat menyalakan klakson dan hange yang menyebrang tanpa melirik ke arah kanan atau kiri.

"Nona maafkan saya"~ucapnya ikut menghampiri hange yang terbaring.

Kepala hange sedikit mengeluarkan darah karna terbentuk aspal cukup keras namun tak parah.

Hange menyingkirkan tangan levi dari tubuhnya lalu berdiri tegak seperti tak terjadi apa apa.

Hange membungkukan badannya ke arah pemilik mobil, petra dan levi.

"Maaf saya yang salah, maaf" ~ucapnya yang kemudian kembali berlari ke arah gang kecil menuju rumah carla

Levi menatap aneh ke arah hange, ingin ikut menyusul namun sedang ada urusan lumayan penting jadi levi kembali masuk ke arah mobilnya, tak lupa tatapan tajam kepada sang pemilik mobil.

Pemilik mobil itu sampai menelan ludahnya kasar.

"Jangan nangis bodoh, dia bukan siapa siapa lo"~hange

Namun mau bagaimanapun hange tak bisa menahan tangisnya yang malah keluar dari matanya. 

Hange semakin melajukan langkahnya sampai akhirnya masuk kerumah carla dan tetap berlari menuju kamarnya dan menguncinya.

"Hange? Ada apa?"~carla

Tak ada sautan di dalam kamar.

continued.....

perfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang