1. Sebuah Misi

145 16 26
                                    

Baghdad 2023 ...

"Ya, Dad, kau tak perlu khawatir padaku, oke. Keadaan di sini juga tak seburuk yang orang-orang Amerika katakan." Anzilla berusaha meyakinkan ayahnya di seberang sana. Sudah beberapa kali sejak sang ayah tahu bahwa dia sekarang berada di Bagdad, laki-laki itu terus saja menghubunginya tanpa henti.

Mungkin semua orang Amerika akan mengatainya gila jika mereka tahu bahwa tujuan Anzilla ke sana adalah demi sebuah misi pencerahan. Misi untuk dirinya sendiri dan untuk para pembenci islam sepertinya. Entahlah, Anzilla sendiri pun bingung, apa dirinya juga termasuk sama dengan warga negara Amerika lain yang mengalami Islamophobia? Sebab jauh di dasar hatinya dia mulai ragu dengan semua doktrin itu.

Apa lagi saat dirinya sampai ke Bagdad dan menemui banyak orang islam yang ternyata sangat ramah. Belum lagi, konflik di Gazza yang kian memanas setiap hari, seolah membuat hati nurani Anzilla semakin bertanya-tanya mengenai kebenaran. Benarkah Islam adalah agama teroris seperti yang dikatakan seluruh anggota keluarga dan orang-orang Amerika? Karena dari yang dia lihat, justru bangsa dari nenek moyangnya lah yang selalu berbuat hal brutal.

"Baiklah, aku mengalah untuk kali ini. Tapi berjanjilah jaga dirimu di sana dan jangan coba-coba berbuat nekat, atau terpikir untuk ikut ke Jerusalem seperti perkataanmu tempo hari!" David terdengar memperingatkan putrinya dengan tegas.

Sebagai seorang ayah, dia benar-benar sering dibuat frustrasi saat menghadapi tingkah putrinya. Meski Anzilla sudah berusia dua puluh empat tahun, David tetap saja khawatir. Sebab anaknya memang memiliki hobi traveling, berjiwa bebas dan kritis. Dia selalu bertanya-tanya tentang banyak hal dalam hidup. Termasuk kebenaran tentang seberapa jahatnya orang islam dan tokoh-tokohnya. Itu sebabnya sejak beberapa bulan terakhir, Anzilla sering membaca buku-buku soal sejarah kekhalifahan Islam. Bahkan sampai memutuskan untuk menimba ilmu di Bagdad.

"Oke, baiklah." Sambungan ditutup setelahnya, karena Anzilla tak ingin memperpanjang perdebatan.

Wanita berhidung mancung itu mengembuskan napas berat, lelah rasanya memiliki ayah yang sangat over protective seperti David. Itu mengapa ketika dirinya memutuskan datang ke negeri seribu satu malam, Anzilla memilih tak memberi tahu sang ayah. Baru setelah beberapa bulan di sana wanita bermata amber itu terpaksa jujur.

Setelah menutup panggilan dari David, Anzilla pun bergegas keluar dari asramanya di distrik Betaween bagian tengah Kota Baghdad. Sepanjang jalan menuju ke kampus, wanita berambut coklat karamel itu mengedarkan pandangan ke sekitar kota. Terletak di tepi barat sungai Tigris, walaupun telah diguncang banyak konflik, kota Bagdad masih terlihat megah. Kota ini dulunya pernah menjadi pusat pemerintahan kekhalifahan Abbasiyah serta menjadi pusat Masa Keemasan Islam di Asia Barat Daya. Begitulah keterangan dari beberapa buku yang pernah Anzilla baca. Alasan itu pula yang mendasarinya ingin tahu lebih banyak tentang sejarah kota tersebut.

Beberapa menit berkendara, bus yang Anzilla tumpangi akhirnya sampai di depan sebuah universitas tertua di Irak, didirikan pada tahun 1957, dikelilingi oleh Sungai Tigris di tiga sisinya dan berisi beberapa perguruan tinggi, pusat penelitian, dan fasilitas ilmiah.

Pada awal datang ke kampus itu, Anzilla sempat dibuat takjub, pasalnya bangunan universitas ternyata sangat elegan dan bergengsi dengan pengajar yang sangat baik. Terdapat banyak ruang terbuka hijau di dalamnya yang membantu mahasiswa menghirup oksigen murni. Sama sekali berbeda dari bayangannya tentang Timur Tengah, yang identik dengan padang pasir tandus nan gersang.

***

Anzilla mengarahkan jepretan kameranya ke berbagai sisi, ketika dia masuk di sebuah area masjid dengan nama Jami' Sabata'sh Ramaḍān atau Masjid tujuh belas ramadan. Sebuah masjid di Al-Risafa, Bagdad, di distrik Karrada Timur, di seberang lapangan Al-Firdos. Masjid ini berasal dari era kejayaan Irak dan dianggap sebagai landmark bersejarah yang penting karena terletak di alun-alun penting kota.

Anzilla dan Sang KhalifahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang