Chapter 20

13.5K 914 60
                                    

~ᕼᗩᑭᑭY ᖇᗴᗩᗪIᑎᘜ~


"Jangan menjadi lilin yang rela membakar diri sendiri hanya untuk menerangi seseorang"

Hening melanda di ruangan yang tampak mewah itu,mereka sibuk menyelami pikiran mereka masing-masing sebelum salah satu nya angkat bicara.

"Kenapa gak sekarang aja?,kalau besok gua takut Al kenapa-napa" celetuk Vano.

Alex menghelah nafas nya pelan,"Bersabar lah sedikit son.."

"Gimana gua gak sabar! kalau adek gua aja ada di rumah orang,kalau dia kenapa-napa siapa yang mau tanggung jawab?" ucap Vano sinis.

"Loh aja sono yang jemput," celetuk Leon karena sudah jengah dengan perkataan Vano yang ingin terburu-buru menjemput adik nya itu.

"Oke kalau gitu" Vano langsung beranjak dari tempat duduk nya,membuat mereka menatap nya tajam.

"Duduk Vano!" pinta Jarrel tegas.

Vano berdecak memilih untuk kembali duduk di kursi nya mengabaikan kan tatapan tajam dari Jarrel.

"Bersikap lah seperti orang dewasa Vano!, jangan terlalu tergesa-gesa kau mau anak itu akan celaka?" ujar Jarrel menatap adiknya itu datar.

Vano memaling kan wajah ke arah lain agar ia tidak bertatapan dengan wajah Jarrel yang terlihat sangat menyeramkan kan itu.

"Sebaiknya kita menjemput Al tepat di ulang tahun nya saja
,bagaimana?" Tanya Slyvia meminta persetujuan para anggota keluarga nya itu.

"Jangan gila!, itu sama aja Lo ngusir Al secara perlahan" ujar Leon menolak.

"Leon benar..kau membiarkan Al di sana selama 2 bulan? jangan gila!"Alex sangat menolak usulan anak kedua nya itu.

"Kalian menolak?"

Mereka mengangguk kecuali Enzio yang sibuk dengan ponsel nya,ia sedari tadi tidak menyimak percakapan mereka,menurut nya Al itu tidak penting.

"Tapi..sayang sekali saya tidak memperdulikan hal itu,ini keputusan saya kalian tidak berhak menolak!"

"Kau lupa siapa kepala keluarga di sini?" Tanya Alex menatap datar.

"Tentu saja,saya tau.Tapi ingat ini Dad! kau sangat bodoh dalam memilih keputusan" Slyvia beranjak dan pergi begitu saja.

Brak!

"Gua nolak! gua bakal jemput Al sekarang!" Ujar Vano hendak beranjak dari duduk nya.

"Kau ingin mati?" Celetuk Leon membuat Vano mengurungkan niat nya,bagaimana pun Kakak nya itu yang paling berkuasa di sini,bahkan Daddy nya saja tidak berani membantah.

• •

"Sebaik nya kau segera pergi sejauh mungkin dari sini,saya jijik melihat mu!" Sinis Shintia.

Al menunduk meremas baju,ia tidak paham tapi entah kenapa hati nya terasa sakit ketika mendengarnya.

"Jalang itu!" Desis Geo membuat Al mengerut kan dahi nya tidak mengerti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ᴀʟᴠɪᴀɴ ᴅᴇᴀɴᴅʀᴀ ᴄᴀᴋʀᴀᴡᴀʟᴀ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang