Chapter 19

11K 910 87
                                    

~ᕼᗩᑭᑭY ᖇᗴᗩᗪIᑎᘜ~


"Aku memang tidak sempurna. Tapi setidaknya, aku tidak sepalsu dirimu"

"Sejak kapan kau memiliki kekasih?" Tanya Brady

"Sejak tadi" jawab Davin yang sibuk memandang wajah Al yang telah tertidur kembali.

"Tapi Nak..kenapa kau harus menjadi Gay? padahal mommy akan menjodohkan mu dengan wanita yang bahkan lebih baik dari dia" Ucap Shinta.

Davin menatap tajam mommy nya itu,"Gua gak suka di atur dan mendingan lu atur hidup lu sendiri yang 'sangat berantakan' itu"sinis Davin.

"Davin sudah saya bilang jangan membentak mommy mu!" tegur Devin.

Davin mengangkat satu alis nya heran,"Lah? lu budek atau gimana? perasaan gua cuman ngomong gak ngebentak"

"Sudah..sudah jangan berkelahi.dan kamu Davin mommy tidak mau tau kamu harus menjauhi pacar kamu itu! mommy ingin punya anak yang normal"

Davin mendatar kan ekspresi nya,"Sudah gua bilang jangan ngatur kehidupan gua,mau gua gay atau normal itu bukan urusan lu

"Ini kehidupan gua jangan di ganggu,lu bukan siapa-siapa" lanjut Davin dan berlalu begitu saja meninggalkan Shintia yang menggeram marah.

"Sudahlah Shintia,biarkan Davin memilih pasangan hidup nya sendiri,kita tidak perlu ikut campur kehidupan nya" celetuk Brady.

"Tapi mas..aku tidak mau anak kita menjadi tidak normal begini,aku juga ingin mempunyai cucu dari Davin.."cicit Shintia menunduk kan kepala nya.

Brady menghelah nafas nya lelah,"Kau lupa? dulu saya memiliki istri seorang laki-laki dan ya ia bisa melahirkan anak dan perlu kau ingat lagi Devin dan Davin bukan lah anak kandung mu melainkan anak kandung saya dan istri pertama saya,jadi kau tidak berhak mengatur kehendak mereka"

Shintia menundukkan kepala nya sedih,"Ya aku tau itu mas.." lirih Shintia.

Brady mengganguk puas dan mengelus lembut kepala istri nya itu.

Tapi mereka melupakan sesuatu bahwa Devin mendengar kan apa yang mereka bicarakan.

"Kalian tega membohongi kami.." lirih Devin menatap pasutri itu dengan tatapan kosong.

"Devin,maaf..." ucap Brady menatap kepergian anak sulung nya itu dengan sendu.

"Sudah lah mas..aku yakin Devin akan menerima kenyataan ini secepat mungkin" ucap Shintia mengelus lengan suaminya itu.

"Kau tidak tau sifat Devin yang sebenar nya.."

••

Brak!

Dobrakan pintu yang keras membuat Davin yang sibuk pada ponsel nya tersentak kaget.

Bahkan Al yang masih tertidur terusik tapi tidak lama dari itu ia kembali tenang.

"menyingkir" usir Devin yang langsung mendapat kan tatapan tidak terima dari Davin.

"SAYA BILANG MENYINGKIR! KAU TULI HAH?" Bentak Devin membuat Davin tersentak kaget dan langsung menyingkir dari sana bagaimana pun ia takut jika Abang nya sudah dalam mode gila begini.

ᴀʟᴠɪᴀɴ ᴅᴇᴀɴᴅʀᴀ ᴄᴀᴋʀᴀᴡᴀʟᴀ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang