CHAPTER 3 : DIA YANG SEBENARNYA

583 20 0
                                    

# # # # #

Naruto memperhatikan ekspresi ketakutan Hinata dan menikmatinya. Ia tidak bersungguh-sungguh dengan ucapannya, ia tetap akan membunuh Hyuuga Neji apapun yang akan dikatakan oleh Hinata. Apapun keputusan gadis itu, tidak akan mengubah niatnya.

Senyumannya melebar,"Tidak usah tegang begitu. Belum tiba saatnya untuk waktu terbaik yang kukatakan padamu."

Ekspresi lega tergambar di wajah Hinata,"J-jadi... "

"Jangan senang dulu. Aku tetap tidak akan melepaskan si brengsek itu. Aku akan mengirimnya ke kuburan cepat atau lambat," ujar Naruto

"J-jangan! Neji-nii... dia pria yang baik!" sahut Hinata panik

Safir Naruto menatap Hinata dingin,"Baik katamu?"

Hinata mengangguk. Ia mengenal kakaknya, tidak mungkin pria seperti Neji melakukan hal buruk, terlebih terlibat dengan mafia dan menjadi tangan kanannya! Pasti ada suatu alasan yang membuat kakaknya terlibat dengan kelompok dunia bawah seperti itu.

"Baik katamu?!" ulang Naruto menggeram

"Bos," Iruka menegurnya

"Kalian dengar apa katanya?!" Naruto menoleh pada orang-orang kepercayaannya. "Si brengsek itu disebut baik! Aku ingin muntah mendengarnya!"

Tidak ada yang berani menyahut perkataan Naruto, bahkan mereka semua menatap prihatin pada Hinata yang tidak tahu apa-apa. Naruto kemudian melirik Shikamaru yang membuat pria itu sadar kemudian mengangguk mengerti.

"Ini merepotkan," keluhnya kemudian berdiri dan melirik Hinata. "Aku akan membawamu kembali ke kamarmu, Hinata-sama."

"Sebaiknya begitu, sebelum terjadi hal yang tidak kita inginkan," ujar Iruka tersenyum lembut

Hinata mengangguk mengerti. Sudah cukup dengan dirinya dipermalukan dan direndahkan oleh Naruto saat sarapan. Ia ingin berada di kamarnya dan menangis kembali, berpikir apa yang membuat kakaknya dibenci oleh Naruto hingga pria itu ingin membunuhnya.

Sebelum meninggalkan meja makan, tiba-tiba saja Naruto menarik tangannya kemudian mengecup lembut membuat Hinata mengeryit bingung.

"Aku akan menemuimu nanti," ujarnya kemudian melepaskan tangan Hinata

Tidak ada nada manis, sinis atau dingin. Pria itu mengatakannya dengan datar tanpa ekspresi, namun sepasang safir Naruto berkilat jahil saat mengatakannya. Seakan perdebatan mereka barusan tidak ada sama sekali. Benar-benar perubahan aneh yang menakutkan dari pria itu.

Hinata tidak mengatakan apapun lagi dan mengikuti Shikamaru keluar dari ruang makan dengan menggosokkan tangannya yang dikecup Naruto. Ada hal yang lebih penting dari kecupan tanpa perasaan itu, Ia harus memikirkan cara untuk menolong kakaknya sebelum Naruto melaksanakan niatnya untuk membunuh Neji.

"Jangan katakan itu lagi di depan Bos. Kalau dia mengamuk, kami yang repot."

Shikamaru tiba-tiba membuka suara, membuat Hinata mengeryit karena tidak mengerti maksudnya. "Apa?"

"Kalau Hyuuga Neji baik. Itu benar-benar omong kosong."

"T-tapi Neji-nii memang pria yang baik!"

MARY THE NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang