CHAPTER 2 : DUNIA BARU

649 26 4
                                    

# # # # #

Untuk kesekian kalinya, Hinata memucat mengetahui siapa pria yang sedang berada di atas tubuhnya dengan kepala terbenam di lehernya.

Ketua mafia.

Siapa yang tidak takut dengan seorang mafia? Apalagi posisi yang ditempati pria bernama Naruto itu bukanlah posisi kecil-kecilan meskipun ia tahu saat Shikamaru memanggil pria itu dengan sebutan 'Bos'.

"Kenapa kau diam?"

Hinata bungkam. Ia tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Ia takut, jika ia melakukan atau mengatakan sesuatu lagi, pria dengan kedudukan tinggi dalam organisasi bernama mafia itu akan bertindak kasar. Seperti pria bernama Shikamaru.

Naruto mengangkat kepalanya, menatap lavender Hinata yang menatap kosong seakan sedang berpikir. Perlahan, tangannya yang tadinya berada di sisi wajah gadis itu membelai lembut kulit mulus Hinata, membuat gadis itu sedikit merasa geli.

"Kau sensitif. Aku suka," ujarnya menyeringai

"H-hentikan... "

"Hm? Jika kau memohon, mungkin aku akan mengabulkannya."

Hinata mengigit bibir, tidak ingin melakukan apa yang diinginkan pria itu. Tentu saja hal itu membuat Naruto kesal dan mulai berpikir untuk membuat Hinata mengabulkan apa yang diinginkan olehnya.

Tangan Naruto bergerak menuju ke dalam celah dari lengan baju milik Hinata, menyentuh kulit terdalam yang membuat gadis itu menegang saat merasakan tangan asing di tubuhnya. Ia ingin menangis dan mendorong pria itu, namun tidak bisa.

"Memohonlah," bisik Naruto

Hinata menatap safir yang masih memperhatikannya, menunggunya untuk mengatakan apa yang pria itu inginkan. Ketika ia merasakan tangan pria itu bergerak lebih liar daripada sebelumnya, Hinata menyerah.

"A-aku mengerti! K-kumohon, Naruto. Hentikan... ini," ujarnya cepat

Ia tidak tahu harus mengatakan apa tentang perbuatan Naruto, membuat pria itu terkikik geli dan mengecup pipi Hinata sebelum menegakkan tubuh.

Lavender Hinata mengawasi gerakan Naruto, berharap pria itu tidak melakukan hal yang lebih jauh daripada hari ini. Sudah cukup ia merasa hancur dengan semua kehidupan normal yang direbut darinya.

"Aku tidak akan memaksamu hari ini," ucap Naruto membuat Hinata lega. "Tapi aku tipe pria yang menyimpan segalanya untuk saat yang terbaik. Kau mengerti maksudku?"

Jantung Hinata mencelos.

Ia bagaikan seorang terpidana mati yang menunggu untuk di tembak mati. Ia harus menunggu kapan saat terbaik yang dimaksud Naruto untuk memeluknya. Rasanya akan semakin memalukan dan Hinata yakin, ia tidak sanggup untuk mengetahui semua yang akan pria itu lakukan padanya.

Lebih baik mengubah topik. Lagipula, ada yang ingin ia tanyakan pada Naruto. Hal yang lebih penting dari memastikan kapan kesuciannya direngut.

"N-Naruto... "

"Hm?"

"S-sebenarnya, kenapa orangtuaku... meminjam uang hingga... sebanyak itu?"

MARY THE NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang