CHAPTER 4 : PESTA PELANTIKAN

429 16 2
                                    

# # # # #

PRAK!

"APA KAU MENGERJAKAN YANG KUSURUH, BRENGSEK?!"

Naruto menendang kursi dan melempar lembaran kertas yang berada di tangannya mengenai kepala Lee, salah satu bawahannya yang seharusnya ia percayai. Namun, saat melihat apa yang ia suruh pada pria berambut hitam itu tidak dikerjakan dengan tepat, entah kenapa ia melupakan hal itu dan memperlakukannya sama seperti bawahannya yang lain.

Sedangkan Lee sendiri hanya bisa menunduk dengan sikap berdiri tegak dengan kedua tangan di belakang punggung, tidak mampu untuk mengatakan apapun. Meski ia merasa kertas yang dilemparkan padanya tadi terasa sakit di wajahnya, ia hanya bisa pasrah menjadi sasaran amukan sang bos.

"KUSURUH KAU MENAGIH UANGKU DAN KAU MALAH MEMBERIKANNYA WAKTU TIGA HARI?! MEMANGNYA SIAPA KAU, HAH?"

Suasana ruangan semakin tegang saat amar Naruto sama sekali tidak memudar. Memang, tugas mereka saat siang hari adalah mengurus perusahaan kredit Naruto sebagai kedok dari para polisi dan pemerintah. Dan sebagai pengusaha kredit, jika ada salah satu pria yang meminjam uang pada mereka dan tidak mengembalikannya tepat waktu, tentu saja perlu dikerahkan tenaga paksa untuk menagihnya.

Naruto masih menggerutu, mengacak-acak rambut pirangnya yang ditata dengan rapi tadi pagi kini menjadi berantakan. Pria itu segera memberi isyarat pada Iruka untuk memberikan salah satu cerutunya untuk menenangkan pikiran, yang kemudian dilaksanakan dengan patuh oleh sang Iruka.

"Shika," Naruto melirik pria yang sejak tadi diam di sudut ruangan. "Kau yang mengambil alih tugas Lee. Aku tidak mau tahu caranya, paling lambat besok pagi uang itu harus sudah ada di ruangan ini atau lakukan yang biasa kau lakukan jika tidak bisa."

Mendengar keputusan tersebut, Shikamaru langsung mengangguk dan menatap Lee yang masih menunduk tidak bergerak dengan kasihan. Ia lalu berjalan keluar dari ruangan tersebut untuk melaksanakan tugas baru yang dibebankan padanya.

Naruto menghembuskan asap cerutunya ke udara, sepasang safirnya menatap lurus Lee yang masih berdiri di depannya.

"Apa yang harus kulakukan padamu, Lee?" tanya Naruto. "Menurutmu, hukuman apa yang pantas setelah kau melangkahi kuasamu sebagai penagih, hm?"

Lee mengigit bibir,"B-bos... saya akan melakukan apapun. Potong jari saya, pangkas rambut saya, potong gaji saya, saya tidak peduli. K-kumohon... maafkan saya, Bos."

Naruto mengangkat alis,"Kau mau melakukan itu semua?"

Lee mengangguk cepat.

"Hmm... karena kau salah satu dari lima orang kepercayaanku, aku akan membiarkanmu kali ini. Tapi jika kedua kalinya kau melakukan kesalahan yang sama, aku akan langsung mengirimmu ke kuburan lebih cepat."

"B-bos... ?"

"Pergilah. Shika sudah menangani masalahmu, kau bisa melanjutkan pekerjaanmu kembali," ujar Naruto melambaikan tangannya

Lee langsung merasa lega, menatap terharu pada Naruto dan cepat-cepat membungkukkan tubuhnya beberapa kali,"Terima kasih, Bos! Terima kasih! Terima kasih-"

"Cukup. Kau tidak mendengar perintahku?" potong Naruto

"Baik, Bos! Sekali lagi terima kasih!" ucap Lee sebelum keluar dari ruangan Naruto

MARY THE NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang