CHAPTER 11 : HARI SEGALANYA DI MULAI

303 13 0
                                    

# # # # #

Umurku sembilan belas tahun, berkuliah di tempat yang sama dengan Sasuke dan Sakura. Meski kami mengambil jurusan yang berbeda-beda, kami tidak pernah bisa terpisahkan. Kami selalu berkumpul di tempat yang sama setiap kali aku dibawa pulang oleh bawahan ayahku. mereka dengan setia mengunjungiku ke mansion setelah kuliah mereka selesai.

Saat itu, hanya merekalah hiburanku. Sebagai anak ketua mafia, aku menjalani pelatihan untuk meneruskan langkah ayahku. Dari belajar tentang politik hingga strategi, menggunakan senjata dan belajar psikologi untuk menguasai oranglain. Aku sudah terbiasa dengan semua itu sejak berumur sepuluh tahun. Jika aku berani merengek atau malas belajar, Ayah akan menemuiku dan mengajariku sendiri dengan cambuk di tangannya yang kapanpun siap ia gunakan.

Ayahku seorang Bos mafia yang menipu semua orang dengan penampilannya. Terlihat bodoh, padahal cerdik. Terlihat ramah padahal seorang manipulator sejati. Tapi aku setuju soal ia terlihat tenang, karena aku pernah melihatnya membunuh tanpa mengubah ekspresinya. Bahkan berkedip pun tidak saat melihat korbannya mati mengenaskan.

Sasuke dan Sakura tahu itu, tapi tidak bisa melakukan apapun selain menemaniku dan menghiburku. Bagaimanapun sibuknya mereka, tidak pernah keduanya lewatkan untuk tidak datang menemuiku. Sambil menunggu Shikamaru yang saat itu bawahan ayahku untuk datang memberitahuku memulai pelajaran yang menjadi kewajibanku.

Namun hari itu berbeda, bukan hanya Shikamaru yang datang menemui kami seperti biasa. Melainkan Ayahku dengan Iruka dan Shikamaru di belakangnya mengawal, serta seorang pria berambut panjang dengan mata unik yang tidak kukenali.

"Selamat siang, Minato-san!" sapa Sasuke dan Sakura bersamaan

Ayahku memasang senyum ramahnya,"Selamat siang juga. Sudah lama tidak bertemu, bagaimana kabar kalian?"

"Kami baik-baik saja! Ehm, apa Minato-san mau berbicara dengan Naruto secara pribadi?" tanya Sakura

"Oh tidak. Aku hanya ingin mengenalkan seseorang pada Naruto," jawab Ayahku

Aku langsung mengeryitkan kening mendengarnya. Jarang sekali ayah mengenalkan aku, kecuali pada saat tertentu seperti pertemuannya dengan orang-orang terdekat yang ia percayai.

"Siapa?" tanyaku penasaran. "Ayah tidak sedang menjodohkanku kan? Aku masih sembilan belas tahun, masih ingin menikmati bagaimana masa remajaku!"

"Tentu saja tidak," sahut ayahku. "Aku ingin mengenalkanmu pada pengajarmu yang baru, Naruto. Ingat Ibiki yang mengajarimu?"

"Ya, ya. Si botak sinis itu, ada apa dengannya?"

"Ia akan pindah ke luar kota karena ingin berkumpul dengan istri dan anaknya, jadi aku mencarikanmu pengajar yang menggantikannya."

Safirku melirik pria yang sedaritadi hanya berdiam diri di belakang ayahku,"Maksud ayah dia?"

Ayah langsung menggeser tubuhnya, membuatku kini bisa melihat jelas seperti apa pria yang akan menjadi pengajar baruku. Dia terlihat sangat muda untuk ukuran seorang pengajar, terlihat cukup percaya diri dan tenang juga. Biasanya, selain Ibiki tidak ada yang cukup merasa tenang untuk mengajari penerus mafia.

"Oh, wow! Tampan sekali," puji Sakura

"Tidak. Bagiku biasa saja," sahut Sasuke membuang muka

MARY THE NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang