CHAPTER 9 : AKU, KAMU DAN DIA

389 13 0
                                    

.

Seluruh ruangan yang mendengar keputusan dari pria berambut pirang itu langsung membulatkan mata, berharap apa yang mereka dengar salah. Terlebih untuk seorang wanita yang dipeluk pria berambut pirang tersebut, tampak pucat dan shock mendengarnya.

Sedangkan Neji, merasa harinya semakin buruk. Dari tertangkap oleh seorang pemburu polisi yang aneh hingga mendengar pria yang ia benci akan menikahi adikknya yang ia sayangi. Tentu saja ia tidak dapat menerimanya dan langsung mengamuk, berusaha untuk menerkam Naruto yang berjarak beberapa meter darinya meskipun kedua tangannya terborgol di dinding.

"Beraninya kau, Naruto! Aku tidak akan membiarkanmu menikahi Hinata! Tidak akan pernah! Kau dengar itu, Brengsek?!" amuknya tanpa memperdulikan kedua tangannya yang sudah mulai berdarah dan tubuhnya yang tersayat oleh rantai

Hinata menatap ngeri kakaknya yang mengamuk dan langsung mendorong tubuh Naruto menjauh darinya cepat-cepat kemudian berlari menuju Neji. Namun, tiba-tiba saja ia merasakan rambutnya yang panjang ditarik oleh seseorang dari belakang hingga membuatnya berhenti sambil meringis kesakitan.

"Mau kemana, Hinata?" desis Naruto di telinganya

"L-lepaskan aku... Neji-nii... Neji-nii terluka... "

"Naruto! Lepaskan Hinata! Jangan berani-beraninya kau- Aaaargh!" Neji memutus kalimatnya saat ia merasakan tendangan pada perutnya yang membuatnya harus memuntahkan sedikit darah ke lantai

"NEJI-NII!" Hinata berteriak melihat kakaknya yang memuntahkan darah. "Naruto, Naruto... lepaskan aku! Biarkan aku memastikan keadaan Neji-nii!"

Naruto mengangkat alisnya dan menarik rambut Hinata hingga membuat wanitanya itu mendongak. "Kau tahu bagaimana memohon yang benar, Hinata."

Hinata menelan ludah. Ia tidak bisa berpikir apapun saat ini selain mengkhawatirkan keadaan kakaknya. Ia tidak peduli dengan masalah Naruto merendahkannya dihadapan Neji ataupun bawahannya. Ia ingin memeluk pria yang ia rindukan selama lima tahun terakhir.

"A-aku mohon," ucap Hinata dengan nada bersungguh-sungguh. "Biarkan aku menemui Neji-nii... Naruto. Kumohon... "

Hinata melakukan apa yang Naruto inginkan, namun entah kenapa ia tidak begitu suka saat wanitanya itu mengatakan alasan di balik permintaannya. Dan yang lebih ia tidak sukai adalah saat tangannya melepaskan rambut panjang Hinata, membuatnya langsung melesat menuju pria yang paling dibencinya.

"Neji-nii!" Hinata menyentuh sisi wajah Neji. "K-kau tidak apa?"

Neji mengangkat kepalanya dan tersenyum,"Melihatmu sedekat ini, kau benar-benar sudah sangat besar. Dan tambah cantik juga."

"I-itu salahmu karena kau meninggalkan rumah... " ujar Hinata menyeka airmatanya. "Darimana saja kau... apa yang terjadi? Benarkah... apa yang Naruto katakan tentangmu?"

"Aku tidak bisa menceritakannya padamu. Aku tidak ingin membuatmu semakin sedih, Hinata."

"Tidak akan! Neji-nii, katakan padaku... apa yang telah kau lakukan?"

Safir Naruto menatap tidak suka pemandangan di depannya dan berjalan menuju ke arah Neji sambil berdecak. "Hinata benar. Kenapa tidak kau ceritakan padanya tentang apa yang telah kau lakukan pada keluargaku, pengkhianat?"

MARY THE NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang