# # # # #
Shikamaru meletakkan perban pada kotak pertolongan pertama yang selalu di sediakan di pulau itu untuk berjaga-jaga. Ia menatap lengan yang baru saja ia ganti perbannya setelah terkena peluru semalam. Lengan yang dikorbankan hanya untuk sebuah rencana kejam.
"Sudah selesai, Bos."
Naruto melirik lengannya, menggerak-gerakkannya sesaat untuk memastikan kenyamanannya dan rasa sakit masih dapat ia rasakan, menyengatnya dari dalam. Ia meringis sesaat sebelum kembali sibuk dengan ponselnya. Shikamaru melihat sang ketua sama sekali tidak terpengaruh dengan penculikan Hinata.
Semua itu karena rencana pria itu berjalan dengan lancar.
"Bos, apa kau yakin Hinata-sama akan baik-baik saja?" tanya Shikamaru
"Ada Neji di sana," jawab Naruto tanpa berpaling
"Tapi bagaimana jika Asuma memisahkan mereka dan Asuma berbuat sesuatu padanya?"
Safir Naruto melirik dari sudut matanya, tangannya meletakkan ponsel di atas meja. "Tentu saja aku akan memotong kemaluan si bajingan itu dengan tanganku sendiri jika berani melakukannya."
Shikamaru yakin, Naruto benar-benar akan melaksanakannya. Pria itu berbeda dari ayahnya, Minato yang lebih memilih untuk menampilkan kesan rapi dan bersih. Minato tidak akan memperlihatkan tindakan kejamnya pada siapapun, namun Naruto berbeda. Pria itu benar-benar akan melaksanakan niatnya di tempat.
Tiba-tiba saja pintu ruangan tersebut terbuka, membuat Shikamaru menoleh dan mendapati Sai yang membawa Shion bersamanya. Gadis itu tidak lagi berpakaian sama seperti yang lainnya. Kini ia terlihat seperti gadis kota dengan celana jeans dan kaos yang disediakan oleh Naruto untuknya. Dan, gadis itu semakin terlihat seperti Hinata.
"Sudah siap?" tanya Shikamaru
Sai mengangguk,"Helikopter sudah datang."
Shikamaru melirik Shion yang terlihat sedikit pucat, gelisah dan gugup. Ia tahu alasannya, dan karena itulah ia tidak ingin menanyakan keadaan gadis itu alih-alih menoleh pada Naruto.
"Kita berangkat sekarang, Bos?"
Naruto berdiri dari tempatnya, mengambil kemeja putih yang tergantung begitu saja di punggung kursi dan memakainya. Ia sudah siap untuk menjalankan rencananya dan pergi mengambil apa yang ia sudah ia pinjamkan kepada mereka.
# # # # #
Neji benar-benar membenci keadaannya saat ini.
Ia terkurung di ruangan bersama dengan dua pria bawahan Asuma yang keduanya mengacungkan senapan terhadapnya, berjaga-jaga agar ia tidak kabur dari tempat tersebut. Belum lagi kini tangan dan kakinya terikat. Dan ia berani bertaruh, di luar ruangan tepatnya di depan pintu masih ada yang berjaga untuk memastikan semuanya aman.
Sementara Hinata berada di luar sana bersama Asuma, pria yang ia benci. Selama ini ia berusaha agar hal seperti ini tidak terjadi, namun karena keterlambatannya dalam menyadari keadaan segalanya menjadi kacau.
Andai saja Naruto tidak membawa Hinata, tidak memperkosa Hinata dan... tidak menikahi Hinata. Hal seperti ini tidak akan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARY THE NIGHT
Roman d'amourFanfic ini menceritakan Seorang gadis yg tidak sengaja di jual oleh orangtuanya kepada bos mafia untuk menebus utang keluarganya dan mengembalikan sang kaka yg hilang ke keluarganya kembali. Hinata hyuga adalah nama seorang gadis yg tidak sengaja di...