"Brengsek, Uzumaki Naruto menemukan Hyuuga Hinata saat Konan hampir mendapatkannya!" umpat Hidan
Kakuzu melirik partnernya yang masih mengeluh dengan berbagai umpatan yang ia sendiri sejujurnya tidak ingin mendengar. Tapi situasi yang kacau dan di luar rencana membuat mereka mau tidak mau merasa panik. Dan ini adalah yang pertama kalinya.
"Bagaimana situasi sekarang?" tanya Kakuzu
"Kacau," jawab Hidan melirik partnernya. "Pakai earphone mu!"
"Aku tidak bisa berkonsentrasi untuk mengawasi sambil mendengarkan ocehan kalian," balas Kakuzu masih memperhatikan kerumunan yang penasaran
Hidan memperhatikan dengan pandangan bosan ke arah Itachi yang masih sibuk memberi penjelasan pada wartawan dan polisi yang berkeliaran kesana kemari untuk mencegah para penonton terlalu dekat ke lokasi. Pandangannya kemudian beralih pada gedung yang setengah hancur, markas Asuma.
"Bagaimana kalau kita masuk saja?"
Kakuzu menoleh,"Kau gila?"
Hidan meringis,"Rencana kita sudah kacau. Tidak perlu mengikuti apa yang sudah kacau dan lebih baik membantu di dalam daripada menganggur seperti ini."
"Aku tidak menganggur. Aku mengawasi."
"Seperti orangtua yang hanya menonton berita di TV," cibir Hidan memutar mata
"Tugas kita mengeksekusi dengan bom, Hidan. Aku tidak perlu mendengar, aku hanya perlu melihat apa yang terjadi dan aku akan mengeksekusi mereka. Sebelumnya, aku akan memakai earphone ku untuk memberitahu kalian."
"Oh, percayalah partner. Mengeksekusi dengan bom hanya perlu satu orang."
Kakuzu mengangkat alisnya, mengerti maksud dari pernyataan itu. "Tidak, aku tidak akan membiarkanmu-, HIDAN!"
Sebelum Kakuzu sempat menyelesaikan kalimatnya, Hidan mengambil senapan serta tas yang berisikan senjata dan amunisi kemudian berlari menuju tangga meninggalkan Kakuzu. Terlalu membosankan baginya untuk berdiam diri ketika ada penjahat kelas kakap berada di depan mata.
.
Neji lagi-lagi membenci situasinya saat ini.
Adik tercintanya, memeluk pria kedua yang ia benci di bumi ini dengan airmata membasahi pipinya. Bukan hanya itu, di depan mata mereka kini ada dua orang Akatsuki yang sepertinya berusaha untuk mencerna apa yang sedang terjadi.
"Pipimu merah," gumam Naruto. "Apakah si tua bangka itu menamparmu, Hinata?"
Tubuh Hinata menegang sedetik sebelum menggelengkan kepala di pelukan Naruto. Neji mengeryit, tidak menyadari jika pipi adiknya memerah. Ia berjanji ia akan memastikan menampar siapapun yang melakukannya pada Hinata.
Safir Naruto berpindah pada Konan,"Apakah polisi wanita itu yang melakukannya?"
Hinata tidak menjawab, bahkan ia semakin menenggelamkan kepalanya pada dada Naruto. Tidak perlu detektif terhebat di dunia untuk menebak jawabannya, reaksi Hinata cukup untuk memberitahu Naruto jika Konan telah menampar istrinya.
"Aku hanya menyadarkannya," Konan membuka mulut terlebih dahulu. "Karena Hyuuga Hinata sedang dalam keadaan kacau dan-"
"Sudahlah, Konan." Pein memotong, membantu gadis itu berdiri. "Tidak perlu menjelaskannya pada mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
MARY THE NIGHT
RomanceFanfic ini menceritakan Seorang gadis yg tidak sengaja di jual oleh orangtuanya kepada bos mafia untuk menebus utang keluarganya dan mengembalikan sang kaka yg hilang ke keluarganya kembali. Hinata hyuga adalah nama seorang gadis yg tidak sengaja di...