Now Playing|Kaulah Segalanya-Sammy Simorangkir
•
•
•0.0. Prolog
"Lo habis dari mana?"
"Kelas sebelah. Ngajarin gitar disuruh pak Irawan," jawab Galang sambil mengelus pucuk kepala Jassie. Namun cewek itu segera menghindar.
Cewek itu melipat kedua tangan di dada dan memajukan bibirnya. "Anak kelas sebelah muridnya cantik-cantik."
"Ya emangnya kenapa kalau cantik?" Galang mengusap lembut pucuk kepala Jassie.
Hal itu membuat Jassie segera menjauhkan tubuhnya. "Ish! Jadi lo beneran ngakuin kalau mereka cantik?"
"Kan elo yang bilang, Jas, gue cuma membenarkan," ujar Galang lembut dan kembali mengusap pucuk kepala Jassie namun cewek itu kembali menghindar.
"Gak usah elus-elus. Sana deketin anak kelas sebelah aja."
Galang terkekeh pelan sambil mencolek dagu Jassie dan lagi-lagi cewek itu menghindar. "Kenapa, sih? Cemburu, ya?"
"Gue gak ngapa-ngapain, beneran. Lo tanya Mario aja kalau gak percaya. Gue, kan, udah punya lo, ngapain lagi lirik-lirik cewek lain?" Galang berusaha menjelaskan.
"Tapi, kan mereka cantik."
"Lo gak sadar kalau lo itu most wanted di sekolah kita? Coba tanya setiap siswa siapa cewek paling cantik, jawabannya pasti Jassie. Cuman emang ketutup galak aja," canda Galang.
"Mereka gak manja kayak gue."
"Gue suka direpotin."
"Mereka bukan tukang ngambek."
"Ngebujuk lo adalah hobi baru gue."
"Mereka lebih sempurna dari gue."
Galang mengangguk. "Iya, diluar sana mungkin banyak yang lebih sempurna dari lo tapi mereka bukan lo."
Kali ini Jassie memberanikan diri menatap Galang. Cowok itu tersenyum sebelum kemudian menangkup pipi gadis itu. "Dengerin gue, sebanyak apapun cewek yang lebih dari lo, gue gak akan pernah tertarik. Karena mereka gak manja, gak suka marah, dan gak egois kayak lo. Itu mungkin kedengeran klise, tapi yang gue butuhin buat melengkapi kekurangan gue ya cuma sifat lo. Gue butuh lo, Jas."
Hampir saja Jassie meneteskan air matanya dengan perkataan Galang. "Lo bodoh, Lang."
"Iya gue tau, tapi si bodoh ini udah jatuh cinta sama lo Jas."
"Galang? Mau peluk," rengek Jassie. Bibirnya sudah bergetar, bahkan hal sekecil ini mampu membuat hatinya merasa tersentuh.
Galang kemudian menarik Jassie ke dalam pelukannya. "Udah, ya, jangan over thinking lagi."
Jassie mengangguk dalam pelukan Galang. "Jangan pergi."
"Gue selalu di sini, Jas, lo lupa? Bahkan sesering apapun lo ninggalin gue pun, gue selalu di sini. Gue udah buktiin itu, kan? Sekarang gue yang minta sama lo buat jangan pernah pergi lagi."
Jassie mendongak, hingga Galang mengurai pelukannya dan menatap cewek yang lebih pendek darinya itu. "Tapi gue gak pantes buat lo, Lang. Gue lebih mirip anak lo daripada pasangan lo. Gue selalu nyusahin lo."
"Gue suka direpotin, karena kalau lo udah gak mau repotin gue lagi, artinya lo udah gak butuh gue. Dewasa lo itu berbeda Jas. Sifat lo yang selalu menunjukkan kalau gue seberarti dan seberguna itu buat lo bikin gue ngerasa berharga sebagai cowok."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Girlfriend
Teen Fiction"Jangan marah-marah terus Jas." "Lo gak suka gue marahin?" "Lo kalau marah biasanya karena kangen. Sekarang kan gue udah di sini. Mau apa cantiknya Galang?" Mendengar itu Jassie menjatuhkan bahunya, bola matanya yang sempat melebar itu berubah teduh...