1.7. Tuan Putri dan Prajurit

81 4 0
                                    

Holla! Terimakasih aku ucapkan untuk 1K readersnyaa. Memang masih sedikit tapi buat aku yang masih amatir ini adalah sesuatu yang berharga.

Tolong bantu tekan bintangnya yaa biar Galang dan Jassie dilirik penerbit, hihi. Tenchuuu.

🍁🍁🍁

1.7. Tuan Putri dan Prajurit

|Now Playing|Jaz-Bersamamu


'Kamu tidak akan mengerti luka yang dialami seseorang sebelum kamu merasakannya sendiri'

🍁🍁🍁

Masih dalam keadaan yang sama, Jassie tiba-tiba mengeluarkan ponselnya dari saku baju seragam yang masih dia pakai. Ia mengotak-atik sebelum kemudian menelpon seseorang.

"Lang, gue butuh lo."

🍁🍁🍁

Jassie sedang berada di rooftop sebuah Kafe yang memperlihatkan seisi kota. Tangan kanannya dengan lihai mencoret kanvas di depannya.

Gadis itu terlalu fokus sampai tidak menyadari kehadiran Galang dari arah belakang. Cowok itu mengembuskan napas sebelum kemudian berjalan pelan dan menarik kursi untuk duduk di samping Jassie.

"Lo nunggu lama?" tanya Galang memulai pembicaraan. Entah kenapa suasana terasa canggung padahal biasanya tak pernah seperti ini. Jassie yang tiba-tiba menelpon adalah hal baru bagi Galang. Hingga ia menyimpulkan kalau gadis di sampingnya ini sedang tidak baik-baik saja.

Gadis itu menggeleng, ia kembali fokus pada kegiatannya.

Galang mendengus. Untuk apa dia datang ke sini kalau cuma diabaikan? Namun sadar jika perasaan Jassie sedang tidak baik, cowok itu enggan bertanya.

"Lang, ayo ke pasar malam," ajak Jassie tiba-tiba. Ia sudah tidak mau lagi melanjutkan lukisannya yang masih terlihat abstrak itu.

Galang mendongak, menatap Jassie yang matanya sudah berkaca-kaca. Dengan segera ia menyimpan ponselnya yang sempat ia mainkan tadi. "Hei, are you okay? Hari lo lagi gak baik ya?"

"Jangan tanya."

Cowok itu menarik napas sebelum kemudian merengkuh Jassie ke dalam pelukannya. "It's okay kalau dunia lo lagi gak baik-baik aja. Semua orang pasti mendapat titik rendahnya dalam hidup."

Mendengar kalimat Galang membuat Jassie semakin terisak. Ia mengeratkan pelukannya di tubuh Galang. "Kenapa harus gue, Lang?"

"Karena lo adalah pilihan. Tuhan pilih lo karena tau kalau cuma lo yang bisa lewatin masalah ini. Tuhan mau lo lebih kuat dari sebelumnya."

Perlahan Jassie mendongak, ia mendapati Galang yang tersenyum tulus ke arahnya. Tangan cowok itu terulur dan mengusap lembut air mata dipipi Jassie. "Gak papa kalau mau nangis, tapi jangan lama-lama. Nanti matanya bengkak, lo jadi jelek."

"Lo mau bilang gue gak cantik?"

"Cantik. Cantik banget. Apalagi kalau lo senyum. Makanya harus banyakin senyum. Tapi depan gue aja senyumnya, jangan depan cowok lain."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Childish Girlfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang