"DIA MENGENCANI ANGGOTA MU!"
Ruangan rasa nya bisa bergetar saking keras nya suara Adeline pada pria yang berdiri membelakangi nya untuk menuangkan Scott ke dalam gelas kemudian berbalik dan menemukan Adeline yang sudah menatap nya nyalang.
"Itu di luar kuasa ku." Jawaban George yang begitu enteng membuat darah Adeline semakin mendidih.
"Aku tahu ini ada campur tangan dari mu, George." tekan Adeline.
George meneguk minum nya lalu tersenyum geli. "Aku bisa bersumpah bahwa aku tidak tahu soal itu."
Adeline mengeraskan rahang nya namun menatap wajah pria itu malah membuat darah nya semakin naik akhirnya Adeline membuang tatapan nya seraya melipat kedua tangan di depan dada.
"Kau terlihat tidak senang," George meletakkan gelas nya, "Padahal jika di lihat dari sudut kita, ini sangat menguntungkan."
"Adik suami mu pasti akan bercerita soal gencatan senjata nya dan beberapa kasus pembunuhan," George tersenyum kecil, "Itu mempersingkat waktu yang telah kau sia-siakan bukan?"
Adeline menoleh, "Bagaimana jika sebaliknya? Bagaimana jika anggota mu malah membocorkan informasi soal kau? Soal kita?"
"Itu tidak akan terjadi." balasnya cepat.
"Kenapa kau bisa yakin?"
"Karna Gavin sudah terlatih untuk itu."
Adeline diam sejenak lalu sudut bibir nya tertarik dan melangkah ke sudut ruangan, "Secara tidak langsung kau mengatakan ini ada campur tangan nya dari mu."
George berdecak kecil seraya bangkit dari sandaran nya di meja untuk berbalik dan menuangkan minum nya lagi, "Kau terlalu lamban, Adeline."
"Maaf?" Adeline terkejut.
"Tuan Campbell sudah menyudutkan ku," George berbalik menghadap nya, "Kita tidak punya banyak waktu."
Adeline mengeraskan rahang nya.
George meneguk minum nya sampai habis lalu meletakkan nya ke atas meja dan meraih Jas kehitaman nya dan memakai nya. Setelah rapi, ia diam menatap lantai seperti ingin mengatakan sesuatu namun ia harus berpikir sepuluh kali sebelum mengatakan nya. Hingga akhirnya ia menatap Adeline, "Apa kau mencintai nya, Adeline?"
Adeline merasakan sesuatu menyerang inti pernapasan nya hingga membuat napas nya tersekat. Ia menatap George yang juga sedang menatapnya dengan lembut namun ada penuntutan di balik nya.
Adeline menarik napas panjang dan membuang tatapan nya, "Apa itu menganggu mu?"
George diam, ia hanya memandangi wajah Adeline yang sedang tak mau menatapnya untuk waktu yang cukup lama.
Sampai akhirnya pintu terbuka dan menampilkan seorang pria memakai Jas hitam dan topi di kepala nya. Mereka saling tatap.
"Apa aku menganggu kalian?" tanya Thomas tanpa melepaskan pandangan nya dari George yang juga menatapnya.
"Tidak," George mengancingkan Jas nya, "Tidak sama sekali, Tuan Shelby."
George menoleh ke arah Adeline untuk beberapa saat sebelum akhirnya kembali menatap Thomas, "Aku sudah hendak pergi."
Thomas menyingkir dari pintu seolah-olah mempersilahkan pria itu keluar dari sana. George tersenyum kecil kemudian melangkahkan kaki nya pergi.
Thomas perhatikan punggung pria itu sebelum akhirnya menutup pintu nya dan melepaskan topi nya. Ia berjalan mendekat ke arah sang istri namun melihat air wajah nya, Thomas mengerutkan kening nya. "Seperti nya perbincangan kalian tidak berakhir baik."

KAMU SEDANG MEMBACA
vacuous
Hayran Kurgu"Tommy bertemu dengan imbang nya." Adaline, anak dari Gubernur itu bisa mengacak-acak jiwa Thomas sesuka hati nya.