500 Pounds

250 37 10
                                    

"You can't break someone that already broken."

Adeline terdiam mendengar kalimat pria yang tengah memeluknya erat-erat. Hingga akhirnya tangan Adeline terangkat untuk membalas pelukan pria itu. Memberikan kehangatan yang ia butuhkan.

Deruan napas Thomas yang tadi nya tak beraturan kini perlahan mulai kembali normal bahkan mencapai titik tenang nya. Sesuatu yang tak bisa ia dapatkan dari Grace.

"Ayah ku mengundang kita untuk merayakan keberhasilan nya," Adeline bersuara lembut, "Sejujurnya, itu juga pengaruh dari saat kau meresmikan Panti Asuhan ku." Thomas mengangguk samar sambil menarik diri dari pelukan itu lalu menatap manik kebiruan istrinya, "Aku mengerti jika kau tidak mau—"

"Tidak," Thomas menyergah sambil menggelengkan kepala nya samar, "Tidak. Aku akan datang. Bersama mu."

Adeline diam, ia pandangi lautan biru di hadapan nya kemudian tersenyum kecil dan memajukan wajah nya untuk meraih bibir dingin Thomas. Adeline dapat merasakan sisa alkohol masuk menyelinap ke saliva nya.

Thomas membalas ciuman istri nya dengan senang hati. Sampai akhirnya Adeline yang mengakhiri sentuhan tersebut dan menatap manik Thomas kembali.

Thomas tersenyum kecil melihat Adeline juga tersenyum hangat ke arah nya.

"Well," sebuah suara dari balik penyimpanan menarik perhatian kedua nya. "Maaf tidak sempat hadir di pernikahan kalian, Tuan dan Nyonya Shelby."

Melihat seorang laki-laki yang memakai pakaian formal dengan raut wajah yang tak asing bagi Thomas membuat pria itu bangkit dari duduk nya dan langsung berdiri menghadapnya. Menghadang laki-laki itu dari istri nya.

"Wiliam." sapa Thomas dengan rahang yang mengeras. "Kau cukup berani untuk datang ke hadapan ku setelah aku membunuh Ayah mu."

William Kimber, nama lengkap laki-laki yang kini duduk berjarak empat kursi dari tempat Thomas dan Adeline berdiri. William tersenyum, "Aku membawakan hadiah untuk mu."

William melirik kebelakang membuat Thomas spontan meraih senjata yang ada di balik Jas nya. Namun perlahan, tangan Thomas menjauh dari benda itu saat melihat dua orang laki-laki yang ia yakini adalah bawahan William menyeret dua laki-laki yang sudah berdarah.

"Ha." Adeline spontan menutup mulut nya melihat kekejaman laki-laki itu.

William mengintip ke arah gadis yang berdiri di belakang Thomas, "Maaf jika ini membuat mu tak nyaman, Nyonya Shelby. Tapi kau tahu," William tersenyum menatap Thomas, "Ini pekerjaan suami mu setiap hari."

Thomas melirik ke arah Adeline dan menemukan sesuatu dari sorot pandang nya. Ini adalah yang kedua kali nya netra Adeline memberikan sesuatu setelah biasa nya hanya kosong.

Thomas menggertakkan gigi nya lalu kembali menatap William. "Apa yang kau mau?"

"Tidak ada kata terimakasih?" William menaikkan kedua alis nya. "Aku menghajar orang yang mengagalkan misi mu."

"Aku tidak mau membuang waktu ku, William." Thomas menarik kursi lalu duduk di sana.

William menunduk seraya tersenyum sebelum akhirnya kembali menatap Thomas, "Bagaimana dengan perempuan mu? Siapa nama nya?" William tampak berpikir, "Ah ..., Grace."

"Jangan melewati batas mu." tekan Thomas.

William terkekeh kecil lalu kembali mengintip ke arah Adeline, "Jika aku jadi kau, aku akan mencekik leher nya."

Thomas kembali melirik ke arah Adeline dan menemukan gadis itu hanya memandangi dua laki-laki sekarat di hadapan mereka. Seakan percakapan mereka tak ada arti nya.

vacuousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang