"Lama tak bertemu, Tuan Campbell."
Pria berbadan berisi lengkap dengan pakaian formal nya dengan topi fedora berjalan menuntun tongkat ular di tangan kanan menoleh ke arah Thomas lalu mata nya beralih pada netra biru safir perempuan di samping nya.
Ada senyum tersungging di bibirnya saat mata mereka bertemu lalu kembali menatap Thomas. "Setelah selamat dari kejaran ku dulu, seperti nya kau banyak berubah, Tuan Shelby."
"Yang berubah hanya status lajang ku." Thomas membalas sambil tersenyum tipis.
"Lalu kenalkan pada ku wanita di sebelah mu," Chester menatap Adeline dari atas sampai bawah dan tersenyum licik.
Thomas menatapnya dingin, "Aku tidak berpikir kita sedekat itu untuk berbicara seperti ini, Tuan Campbell."
Chester menatap Thomas, masih dengan senyuman sinis nya, "Aku pikir aku mengenal istri mu, Tuan Shelby." Ia melirik Adeline sebentar, "Tapi kurasa aku salah. Dia sangat mirip dengan seseorang yang kita kenal, bukan?"
Thomas menarik napas panjang. "Hidup Grace sudah sangat hancur ketika dia keluar dari tim mu."
"Dan kau membuatnya semakin hancur saat kau membayar polisi agar mereka melarang nya untuk kembali ke kota ini," timpal Chester.
Intensitas di antara mereka semakin menegang dan saling menusuk satu sama lain dengan pisau kasat mata. Adeline mempererat pelukan nya pada lengan sang suami.
"Ku rasa dia sudah terlalu lama menjadi agen mu hingga tak terbiasa dengan pekerjaan ku dan mengacaukan nya." balas Thomas lalu menatap Adeline yang tak melepaskan pandangan nya dari pria di depan mereka. Thomas kembali menatap Chester dan ternyata mereka saling tatap. Thomas menarik napas, "Aku harus pergi. Semoga kita tak bertemu lagi."
Thomas melangkahkan kaki nya dari hadapan sang Mayor namun saat beberapa langkah. Pria itu bersuara.
"Aku tidak yakin, Tuan Shelby."
Adeline mengeraskan rahangnya mendengar hal itu dan mempercepat langkahnya seraya melirik ke belakang. Dan Adeline menyesali tindakan nya karna yang ia lihat adalah senyuman sinis dan jahat pria itu.
Chester terus berdiri di sana memperhatikan dua insan itu berjalan menjauh hingga akhirnya hilang dari netra mata nya. Namun, sudah beberapa menit. Ia tetap menatap ke arah kepergian mereka dan terlihat berpikir keras.
*.*.*.*
Malam terasa sangat dingin menusuk kulit. Tak perduli sudah sebanyak apa lilin di letakkan di ruangan kerja Adeline di rumah mereka. Namun tubuhnya tetap merinding.
Bukan udara yang membuatnya kedinginan. Namun kejadian hari ini yang membuatnya merasa lebih baik mati kedinginan.
Dengan tangan memegang gagang telpon untuk menyanggah nya ke telinga. Adeline mengusir rasa dingin itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
vacuous
Fanfiction"Tommy bertemu dengan imbang nya." Adaline, anak dari Gubernur itu bisa mengacak-acak jiwa Thomas sesuka hati nya.