[ BAB - 15 ]

28.6K 2.1K 208
                                    

Bantu koreksi typo, ya❤

BAB 15 — SECONDHAND











“Mami, maaf—Navella sekedar bercanda,” ungkap Alam, ia mengonfirmasi kepada Rumi.

Sungguh, Alam takut maminya curiga. Masih ada mami di antara mereka saja, Navella berani bicara begitu; bagaimana jika mami beranggapan bahwa ia dan si artis sudah seranjang saking frontalnya kalimat Navella? Panjang urusannya.

Delikan mata maminya saat ini mengisyaratkan tatapan ibarat seorang eksekutor yang siap menghukum mati Alam di tempat. Sial! Alam kagok, pasalnya ia menyembunyikan gaya berpacarannya yang agak sesat dari orangtua.

Sedewasa apapun Alam, mode singa maminya akan selalu menjadi mimpi buruk yang mengerikan.

Lagian—Navella seharusnya mengendalikan diri.

“Oke, Navella, izinin Tante bertanya sesuatu sama kamu.”

Navella manggut-manggut. Alam bergerak gesit menahan topi sang artis yang melorot akibat anggukannya yang terlalu bersemangat 45.

Perhatian kecil tersebut disaksikan Rumi. Sebesar  itu kah cinta Alam kepada Navella? Ia tahu Alam tipikal pria yang penyayang dan diselimuti kasih sayang. Namun, Alam tidak pernah berinteraksi intim secara gamblang di depan mereka. Tahu Alam dahulu memiliki kekasih mantan puteri Indonesia pun, setelah putranya putus. Ia kecewa berat, tidak diperkenalnya dengan pacar anaknya yang sangat potensial.

Apa yang membuat Alam memilih Navella sebagai kandidat istri terkuatnya hingga dibawa diajak ke sini bertemu keluarga? Se-spesial apa sosok Navella di mata sang putra sulung?

“Makasih, Pak De!”

Rumi buru-buru menyingkirkan asumsinya.

“Kamu usianya berapa, Navella?” tanyanya seraya membidik kening sang artis, bukan ke retina.

Rumi menyadari, ia akan mudah terdistraksi jika netranya bertemu retina jernih Navella.

“Dua puluh satu tahun, Mi.”

Pardon?” Rumi mendengkus tak percaya. “Mas— kamu pacaran sama abg?”

“Nave sudah legal, Mi, bukan abg,” koreksi Alam.

Kalimat Alam bukan bentuk pembenaran, hanya sebuah ucapan ala kadarnya supaya tak dicemooh oleh Rumi. 21 tahun aslinya bukan abg, berbeda kasus seumpama di-compare dengan usia Alam.

To be honest—kepala Rumi mendadak berdenyut nyeri. Oke, abaikan masalah umur. Selama dua manusia di hadapannya saling jatuh cinta, yang utama Navella bukan anak di bawah umur. Walau, Rumi akan berperspektif usia mereka berpotensi memicu prahara besar di masa mendatang.

“Orangtua kamu?”

“Aku yatim-piatu, Mi.”

“Riwayat pendidikan?”

“Dari SMP aku sibuk syuting, dapet ijazah SMP dan SMA-nya aku lewat ujian paket C.”

Kacau, pendidikan putranya dan Navella begitu timpang. Rumi bukan merendahkan posisi si artis. Salahkah ia mengharapkan perempuan dengan riwayat pendidikan yang setara? Minimal seorang sarjana.

Rumi tidak bersumbu pendek atau konservatif. Ia ingin tak ingin orang memandang buruk kepada calon menantunya. Ditambah, ruang lingkup Alam yang serba ber-ilmu.

MY SOFTLY HUBBY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang