Bantu koreksi typo, ya❤
【 BAB 08 — THE DAY AFTER TOMORROW 】
“Mampus!”
Navella menaruh novel ke atas perutnya. Ia puas— puas batin selepas membaca ending kisah Dosenmu Suamiku; novel yang akan menjadi next projectnya. Tiga tahun belakangan ini, manajemennya selalu mencari peran aman dengan template karakter yang sama untuk Navella. Yakni, protagonis yang lugu, polos dan senantiasa tersakiti disepanjang episode. Pokoknya—Navella diminta terus menerus menangis.
Ia senang serta puas jiwa raga, alur novel Dosenmu Suamiku benar-benar karakter yang selama ini, ia cari-cari. Pasalnya, pemeran utama perempuan di cerita tersebut sangat menyebalkan, tidak tahu diri, pula tak tahu malu.
Seluruh pembaca novel itu, dijamin membenci si Emelly—she's not a loveable main character. Mana isi novelnya membuat Navella mengerahkan emosi segenap tenaga.
Jika dirinya yang memerankan Emelly, turut geram atas karakternya, apalagi penonton? Beuh! Navella auto panen haters!
Ah—sayang, ending ceritanya terlampau bagus. Ia sebenarnya enggan Emelly mendapat karma yang setimpal, tetapi apa boleh buat—semua alurnya dirancang oleh penulis.
Sebagai orang yang akan memerankan Emelly, ia benci ending sebagus itu, yang dapat membuat para pembaca novelnya sedikit memaafkan Emelly.
Cuma, sebagai pembaca—ia puas. Orang seperti Emelly memang wajar terkena batunya!
“Nave?”
“Jeng San, aku bakal latihan mati-matian biar bisa perdalamin karakter Emelly se-oke mungkin.”
“Iya, soalnya banyak yang ngatain kamu stuck di karakter yang sama. Dengan jadi Emelly, asumsi orang kamu berani di zona nyaman, doang, bakal hilang. Semangat, Nave! Apalagi, mereka rata-rata pada skeptis kamu peranin karakter semi villain, gini. Bukti—”
“Enggak, enggak! Bodoamat soal acting! Aku, tuh, enggak perduli komentar mereka. Jeng San! Demi apapun, semisal aku sanggup peranin Emelly— emak-emak bakalan ngebenci aku setengah mati! Aku ngincer penonton yang enggak bisa bedain antara fiksi dan nyata.”
“Hah?”
“Gini, ya—umpamanya pas series ini tayang dan nembus satu juta viewers perepisode, hampir delapan puluh persen mereka bakal benci si Emelly, 'kan? Nah—aku pancing mereka tebar hujatan di komenan. Bom! Meledak! Haters aku makin banyak seiring Dosenmu Suamiku tayang! Yeeey!”
Yeey? Yeey? Ndasmu! Kepala Sandiana berdenyut nyeri mendengar penuturan Navella. Ia merasa ada struktur syaraf otak si gadis yang bergeser, hingga pola pikirnya sangat bertentangan dengan apa yang orang normal pikirkan. Ia tahu—Navella sudah se-muak itu dengan profesinya. Namun, Navella sampai rela giat berlatih untuk memanen haters? Adakah manusia waras yang begini?
“Oh, iya—chat penulisnya, dong, mintain profilnya si Emelly, aku siap pake property pribadi kalau tim produksi mau mangkas pengeluaran. Anggap, aja, kita invest ke seriesnya, feedbacknya kita dapetin haters.”
Navella terlampau berniat, Sandiana menghela, ia mengabulkan permintaan sang artis. Sudah, lah, keinginan Navella prioritasnya, terlepas nanti ia akan beralih ke artis lain usai misi Navella untuk pasien telah berhasil.
“Siap, Nave.”
“Thanks, Jeng San! Aku mau nyantai dulu, login ke akun sebelah.”
Berarti, kegiatan Navella sehabis membaca novel, adalah menghujat diri sendiri. Hobi artisnya begitu murah—modal wifi, si artis sudah jingkrak-jingkrak kegirangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SOFTLY HUBBY [END]
Romance[ 🔞🔞 Tidak sehat bagi jantung jomblo ] Prinsip hidup Alam sederhana, tidak mencari masalah dan enggan menikah. Sementara prinsip hidup Navella kompleks, si biang onar yang ingin cepat menikah. Pertemuan mereka bermula dari status dokter-pasien, b...