20

206 37 2
                                    

Junkyu mengangkat sebelah alisnya ketika melihat Raja Lunar datang berkunjung dengan berbagai macam aneka makanan. Tidakkah ini terlalu berlebihan? Murid-murid yang lain bahkan menjadikan Junkyu sebagai tontonan.

"Ayaaaah, apa-apaan dengan semua permainan ini? Anak-anak yang lain pasti akan mengatai aku manja setelah melihat ini," protes Junkyu saat Ayahnya bersama para antek-antek istana membawa dua peti berisikan mainan Junkyu dan makanan ringan.

Raja Lunar hanya tertawa lalu menepuk pucuk kepala Junkyu lembut. "Ini sebagai hadiah karena kau bisa bertahan lumayan lama di tempat ini. Ayah pikir kau pasti bosan tanpa mainan-mainan itu, jadi ayah mengumpulkannya untukmu. Semoga kau tidak pernah berbuat kasus selama di sini. Jangan mempermalukan ayah."

Hari ini merupakan hari pertemuan bagi para orang tua murid dan pemimpin sekte. Banyak hal yang akan dibahas termasuk sikap dan prestasi para murid selama berada di sana.

Junkyu duduk dengan elegan di samping sang ayah meskipun sesekali ia akan mencari di mana keberadaan Hyunsuk.

Sepanjang pertemuan, Junkyu hanya bisa tersenyum polos melihat wajah Raja yang mulai terlihat kesal mendengar sepak terjang Junkyu selama berada di gunung Halla. Tidak ada kebaikan, hanya ada keonaran.

"Ayah, jangan marah. Kau tau, itu hal yang wajar dilakukan selama masa remaja," ucap Junkyu sambil bergelayut manja di tangan Raja Lunar berharap pria paruh baya itu akan luluh.

Raja menghela napas pasrah lalu memerintahkan para pengawal untuk membawa semua perlengkapan dan makanan yang sempat ia bawa untuk Junkyu.

"Tidak boleh!" Junkyu memeluk peti berisi makanan ringan dan mainannya itu, lalu kembali berseru, "Ayah, kau tidak boleh mengambil sesuatu yang telah kau berikan pada orang lain. Menurut mitos pantatmu akan dipenuhi bisul!"

"Anak nakal ini benar-benar. Jika kau membuat onar lagi, ayah akan mengambil kembali seluruh mainan itu dan membakarnya," ancam Raja Lunar

Junkyu mengibaskan sebelah tangannya, "Iya, aku paham! Sekarang sebaiknya ayah pulang saja. Berlama-lama di luar istana bisa membuat asam uratmu kambuh."

Raja mendengus kesal lalu mulai berjalan menjauh bersama para pengawal.

"Dadah ayaaah!" teriak Junkyu yang dibalas lambaian oleh Raja Lunar. Hanya sedetik sebelum akhirnya ekspresi pemuda itu berubah seratus delapan puluh derajat.

"Kau ayah yang baik. Tapi sebaik-baiknya dirimu seharusnya tidak pernah ada," lirih Junkyu

"Apa yang akan kau lakukan dengan benda-benda itu?"

Mata Junkyu seketika berbinar melihat Haruto yang berdiri dengan wajah datar di sampingnya.

"Haruuu, bantu aku membawanya ke rumah Master Rose. Aku akan memberinya untuk Hwan. Dia pasti senang."

"Kenapa tidak kau saja?"

Junkyu mendelik kesal. "Jika aku bisa mengangkat dua peti sekaligus, aku tidak akan meminta bantuanmu."

Haruto tersenyum samar, namun tetap membantu pemuda itu untuk mengangkat salah satu peti berisikan mainan Junkyu.

"Sudah sebesar ini, kau masih memainkan semua benda-benda ini?"

"Memangnya kenapa? Disaat bosan, seseorang butuh sesuatu seperti permainan-permainan itu."

Bagi murid sekte Gunung Bunga yang telah berkeluarga, mereka tidak lagi tinggal di asrama seperti yang lainnya, melainkan diberi sebuah rumah khusus yang terletak di sebelah timur gunung Halla. Untuk sampai ke tempat itu, menempuh jarak kurang lebih dua ratus meter yang mengharuskan mereka melewati sebuah terowongan bunga Wisteria berwarna ungu. Hanya setelah melewati terowongan bunga Wisteria itu barulah mereka bisa melihat ratusan rumah minimalis berjejer rapi dan nyaman di sana.

BOUNDARIES || HARUKYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang