19

213 35 1
                                    

"Aku terkecoh dengan pergerakan mereka. Tapi yang pasti aliansi Makam Kuno telah mengirim beberapa orang assassin untuk menjalani misi ini. Mereka sudah berada di sini sejak lama."

"Mereka?"

"Ya, Ghost Shadow dan Western Blood. Mereka diperintah untuk membunuh keturunan langsung dari Raja Serigala agar dapat mengambil jantungnya sebagai obat untuk pemimpin aliansi mereka."

Pemimpin sekte menepuk pundak Haruto. Bukan suatu rahasia umum lagi jika seluruh yang ada di tubuh klan serigala merupakan obat penawar. Dan satu-satunya keturunan langsung dari klan serigala adalah Haruto, yang merupakan anak dari Raja serigala yang mendiami Gunung Hotaka, Jepang.

"Tidak usah khawatir. Kami akan semakin mempererat penjagaan," ujar pemimpin sekte

Haruto tersenyum miring lalu membungkuk berterimakasih kepada pemimpin sekte Gunung Bunga. "Murid ini berterimakasih atas perhatian pemimpin, tapi tidak perlu. Aku Pangeran Serigala dari gunung Hotaka telah menunggu hari ini sejak lama."

"Kau bisa kembali ke aliansi Makam Kuno sekarang, dan terus laporkan perkembangan kasus ini," pinta pemimpin sekte pada mata-mata mereka yang mendiami wilayah aliansi Makam Kuno.

Junkyu memutar-mutar pedangnya menggunakan sebelah tangan. Bersandar pada pembatas menara pengawas sambil mencuri dengar apa yang mereka katakan di bawah sana. Matanya hanya menatap tidak minat pada kepergian pria yang merupakan mata-mata itu. Ternyata mereka sama, sama-sama menanam mata-mata pada kubuh masing-masing.

"Kau akan membiarkan mata-mata itu lolos?"

Entah dari mana datangnya Hyunsuk, tapi pemuda itu terlihat seperti hantu yang tiba-tiba sudah berada di samping Junkyu.

"Aku sedang tidak berminat untuk melakukan apapun sekarang. Jika kau mau, kau saja yang membunuhnya," balas Junkyu, "seorang murid sekte Gunung Bunga yang jatuh cinta pada assassin aliansi Makam Kuno, apa itu kisah orang tuamu?"

Hyunsuk tertawa sejenak lalu kembali memasang wajah murung. Dia tidak pernah menyaksikan hal itu secara langsung, hanya saja kisah hidup mereka tersebar bagai dongeng. Dan anak dari pasangan itu adalah dirinya. Dirinya yang sejak bayi diasuh oleh pasangan assassin dari aliansi Makam Kuno setelah kedua orang tuanya tewas di tangan sekte Gunung Bunga. Ya, mereka dieksekusi hanya karena saling mencintai.

"Aku yakin tujuan utamamu mau membantuku karena ingin membalas dendam kepada mereka. Bahkan jika kau tidak terpilih untuk mengikuti misi ini, kau pasti akan tetap ke sini."

Hyunsuk tersenyum lalu mengangguk membenarkan. Dirinya tidak memiliki dendam apapun karena tidak melihat langsung kejadian itu, tapi semenjak mengetahui cerita itu, Hyunsuk berani berkata jika tujuan hidupnya adalah orang-orang itu.

"Lalu bagaimana denganmu? Aku selalu penasaran kenapa kau berhasil masuk ke dalam Kerajaan Lunar. Apa kau dan Putra Mahkota mereka memiliki kemiripan hingga Raja tidak menyadari hal itu?"

Sekarang Junkyu yang terlihat termenung entah memikirkan apa. Yang pasti masuknya dirinya di kerajaan itu tidak terlepas dari dendam masa lalu.

"Ya, aku bahkan terkejut karena aku dan Kim Junkyu itu sangat mirip. Bukankah itu artinya semesta berpihak padaku? Beberapa bulan yang lalu aku bertemu dengannya saat ia tengah berburu di hutan. Aku membunuhnya, lalu masuk ke dalam istana sebagai dirinya."

"Kau kejam sekali membunuh anak tidak berdosa," celetuk Hyunsuk

"Apa aku perduli?" balas Junkyu, "lima belas tahun yang lalu, Raja Lunar sialan itu telah memfitnah klan Teratai Putih hingga seluruh klan kami diasingkan dari tanah kami sendiri. Ia juga membunuh ayahku sebelum sempat memberi nama padaku. Bukan hanya itu, ia bahkan membunuh ibuku tepat di depan mataku. Aku dan seluruh klan Teratai Putih bergabung di aliansi Makam Kuno karena tidak memiliki tempat tinggal lagi. Nyawa anaknya tidak akan sebanding dengan itu."

Ternyata keduanya memiliki misi lain selain membunuh keturunan Raja Serigala. Junkyu yang menggunakan identitas Putra Mahkota Lunar faktanya memiliki dendam tersendiri terhadap kerajaan Lunar. Sejak awal, ia telah mengatur semua yang terjadi dan berjalan sesuai dengan rencananya. Bahkan bertemu Haruto pertama kali di sebuah kedai merupakan salah satu rencana Junkyu. Ia telah mengetahui identitas Haruto sejak awal, dan memilih terus bermain peran hingga dirinya sendiri hanyut di dalam rencana yang ia buat.

"Identitas asliku sebagai Western Blood terbongkar."

Junkyu melirik Hyunsuk, menunggu dengan sabar apa lagi yang akan Hyunsuk katakan.

"Jihoon mengetahui semuanya. Tapi kenapa dia tetap melindungiku? Jika dia membenciku aku mungkin bisa membalasnya dengan mudah. Sudah seharian ini aku memutuskan untuk menghilang dari pandangannya. Apa aku harus tetap di sini dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa? Atau aku harus menyusun strategi baru?"

Junkyu cukup takjub mengetahui fakta itu. Andai Haruto seperti Jihoon, tapi sayangnya Haruto membenci seluruh aliansi Makam Kuno hingga ke tulang.

"Menjaga jarak mungkin lebih baik," jawab Junkyu, "kita berasal dari aliansi yang sama, bagaimana kalau kita bertaruh, siapa yang memiliki perasaan lebih dulu, maka dia yang kalah dan harus mendapat hukuman."

"Bodoh. Kau telah kalah sejak awal, lalu apa gunanya mengajakku bertaruh?" cibir Hyunsuk yang membuat Junkyu tertawa lepas. Ya, dia sedang tertawa karena merasa dirinya se lemah itu. Ia berpikir jika hatinya benar-benar tidak lagi berguna, tapi sekarang, Junkyu bisa merasakan semuanya.

"Aku ingin merasakan hidup bebas, pasti menyenangkan. Jika aku bisa terlahir kembali, aku tidak ingin menjadi diriku lagi. Aku ingin menjadi seorang pemilik restoran saja," ucap Hyunsuk

"Aku juga. Pasti menyenangkan jika memiliki kehidupan yang bebas. Menghabiskan waktu sepanjang hari di bawah hamparan bintang, dan pergi menjelajah sesuka hati tanpa memikirkan apapun," sambung Junkyu

Di atas menara pantau, kedua assassin terhebat itu sedang berbagi kisah hidup mereka yang tidak terdengar menyenangkan sama sekali. Mereka yang awalnya hanya anak kecil polos, ditempah menjadi mesin pembunuh tanpa hati oleh keadaan.



.

.

.



Hyunsuk berjalan tanpa arah di hutan belantara yang entah akan berujung di mana. Sudah dua hari ia tidak lagi memunculkan batang hidungnya di sekte Gunung Bunga, namun bukan berarti ia kembali ke Makam Kuno. Pemuda itu hanya menghabiskan waktunya dengan berjalan-jalan tanpa tujuan.

Sebenarnya ia sedikit kedinginan karena hujan yang terus turun tanpa henti. Entah mengapa semenjak musim semi, hujan lebih sering turun.

Langkah Hyunsuk terhenti di depan gerbang sekte Gunung Bunga. Ia tidak memikirkan tempat apapun sebelumnya, namun kakinya tetap membawanya melangkah ke tempat itu. Gerbang kokoh mewah itu terlihat begitu angkuh hingga membuat hatinya tiba-tiba terasa sakit.

Samar-samar di antara hujan, tatapan Hyunsuk bertemu dengan seseorang yang telah basa kuyup di atas menara pantau. Dari sekian banyak manusia di muka bumi ini, kenapa Hyunsuk harus bertemu dengan Jihoon lagi?

Ia segera memutar langkah untuk pergi dari sana, namun pemuda yang berada di atas menara pantau itu tiba-tiba melompat dan berhenti tepat di depan Hyunsuk.

"Mau menghindariku sampai kapan?"

Ternyata Jihoon menyadari hal itu jika Hyunsuk sengaja menjauh darinya.

"Tidak ada yang menghindarimu. Bukankah seharusnya seperti ini? Kau sudah mengetahui identitas asliku, apa lagi yang kau mau?" balas Hyunsuk

"Tidak ada. Aku hanya penasaran misi apa yang kau bawa ke tempat ini. Sekarang, ayo kembali ke dalam dan ganti pakaianmu."

Hyunsuk hanya diam menatap Jihoon. Ia tau semuanya, memangnya siapa yang akan berbaik hati kepada musuh sendiri? Kecuali jika Jihoon berharap Hyunsuk akan luluh dan membelot dari misi itu.

Ia tersenyum samar lalu mengiyakan ajakan Jihoon. Jika Jihoon mengajaknya karena bertujuan untuk membuat Hyunsuk membatalkan misi itu, maka Hyunsuk akan dengan senang hati mengikuti alurnya.


TBC

BOUNDARIES || HARUKYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang