27

202 27 0
                                    

Let's Reading

Note : Garis miring dicerita ini adalah kejadian flashback dari masa lalu.

.

.

.

"Tidak ada cara lain, satu-satunya cara untuk membuat mereka mendapatkan kembali ingatan mereka adalah dengan membawa langsung yang bersangkutan ke pohon kedamaian yang ada di pusat Kahyangan," ucap Yoshi

"Selama ingatan mereka belum kembali, itu artinya tubuh mereka tetaplah tubuh manusia biasa yang akan hancur bahkan sebelum benar-benar menembus batas alam," balas Jeongwoo

Sekarang kedua penghuni langit itu hanya bisa saling pandang bingung dari atas jembatan surgawi lalu menghela napas pasrah.

"Benar-benar tidak ada pilihan lain? Aku berani bertaruh jika kejadian seribu tahun yang lalu akan kembali terulang."

Jeongwoo menyandarkan kepalanya pada pembatas jembatan. Sudah beberapa hari terakhir ia dan Yoshi terus berusaha untuk menemukan jalan keluar lain untuk kedua Dewa berwujud manusia yang sekarang sedang terperangkap di bumi itu. "Andai saja Kaisar tidak melakukan hal gegabah dengan melompat dari jembatan ini, aku yakin semuanya akan berjalan mulus. Tuanku telah memperjuangkan kebebasan untuknya, tapi pada akhirnya ia memilih untuk mengulang kembali semuanya."

Meskipun Yoshi membenarkan hal itu dalam hati, namun ia tetap menggeleng sebagai respon. "Kita tidak bisa menyalahkan Kaisar seperti itu. Saat itu usianya terlalu muda untuk dapat memilih salah satu antara kekuasaan dan perasaan. Karena hidupnya hanya dipenuhi oleh cinta tuanmu itu, tentu saja ia lebih memilih perasaan dengan terus mengikuti Haruto tanpa memikirkan konsekuensinya. Ia hanya terjebak dalam labirin waktu dengan ending yang sama saja. Tapi sesuatu yang telah ditakdirkan tidak akan bisa berubah sekuat apapun kita mencobanya."

"Itu artinya kita akan kembali melihat pertempuran yang kedua kalinya di antara mereka? Aku harap setelah ini Kaisar akan lebih bijak dalam mengambil keputusan."

"Semoga saja. Yang aku takutkan hanya satu, aku khawatir jika Kaisar berhasil membangkitkan kekuatan iblis penghancurnya seperti seribu tahun yang lalu. Akan sangat beruntung jika dia mendapatkan ingatan Dewanya sebelum ingatan tentang dirinya yang juga merupakan seorang iblis."





.





.





.





Junkyu tertawa mengejek melihat Hyunsuk dan Doyoung yang juga sedang terikat di sampingnya. Ia sempat berpikir jika mereka dapat kabur dari Aliansi Makam Kuno dan hidup bebas di luar sana, ternyata ia berpikir terlalu jauh.

"Kita seperti tiga badut bodoh yang dijadikan tontonan," ucap Hyunsuk

Saat ini, ketiga pemuda itu sedang terikat di sebuah tiang yang berada di tengah padang rumput Manchuria. Di depan sana ribuan Assassin menjadikan mereka sebagai tontonan seolah tidak sabar dengan pertunjukan apa yang akan dilakukan oleh pemimpin Aliansi.

"Tiga lalat sampah yang mencoba kabur dariku, apa kalian berpikir jika kalian sehebat itu?"

Pemimpin Aliansi berdiri dari duduknya lalu berjalan dengan santai tepat di depan Hyunsuk dan Doyoung.

"Aku memberimu kesempatan untuk membalaskan kematian orang tuamu, tapi kau justru membelot karena perasaan bodohmu itu. Cinta benar-benar menyedihkan."

Hyunsuk hanya menatap pemimpin mereka sekilas lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ya, harus Hyunsuk akui jika dirinya telah menjadi budak bagi perasaannya sendiri.

BOUNDARIES || HARUKYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang