17

191 36 0
                                    

Junkyu menghela napas bosan. Sudah seharian yang ia lakukan hanya rebahan di atas kasurnya. Permukaan tubuhnya terasa panas, namun sesekali ia akan menggigil kedinginan.

Merasa ada seseorang yang masuk ke dalam kamar asrama, Junkyu segera menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut bulu andalannya.

"Hyunsuk bilang kau sakit."

Mendengar suara familiar itu, Junkyu sedikit menyembulkan kepalanya dari dalam selimut untuk memastikan. Ternyata memang benar Haruto. Di tangan pemuda itu membawa sebuah nampan berisikan makanan dan obat-obatan.

"Um, aku demam," jawab Junkyu lemah, jika Hyunsuk ada di sana dia pasti akan memaki Junkyu karena sok lemah seperti itu.

"Anak nakal sepertimu bisa sakit juga."

Sudah banyak sekali nama panggilan yang Haruto berikan padanya, mulai dari parasit, anak manja, hingga anak nakal

"Aku memasak sup teratai. Makan setelah itu minum obat."

Junkyu tersenyum menerima suapan sup teratai dari Haruto. Hal ini mengingatkan dirinya pada moment ketika mereka masih berada di rumah pondok yang berada di kaki gunung, hanya ada dirinya, Haruto, dan juga Hwan.

"Jika Hwan di sini, dia pasti akan menghabiskan sup teratai buatanmu."

"Kau merindukannya?"

Junkyu mengangguk. "Um. Apa kau benar-benar menerlantarkan anak itu? Kenapa tidak membawanya ke sini saja?"

"Merepotkan," balas Haruto yang membuat Junkyu mendelik kesal.

"Jahat sekali."

"Paman Junkyuuuuu!"

Suara cempreng khas anak kecil itu mengalihkan perhatian mereka. Seorang anak kecil dengan senyuman polos khasnya berlari riang ke arah Junkyu, di belakang anak itu seorang wanita berjalan mengikuti dengan senyuman teduh.

"Hwannie!" Junkyu langsung menyibakkan selimutnya, menangkap tubuh Hwan dan memeluknya erat.

"Haruto bilang, ada seseorang yang merindukan Hwannie." Itu Master Rose dengan sekeranjang bunga Daisy di tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya membawa kue-kue berbentuk lucu.

"Master, jadi kau ...." Pantas saja Junkyu merasa wajah Rose sedikit familiar.

Rose tersenyum. Tangannya bergerak menyusun bunga-bunga itu dalam vas meja kamar Junkyu.

"Ya, aku ibunya Hwan. Terimakasih sudah menjaga Hwan selama berada di luar gunung Halla."

"Master, Haruto bilang Hwan hanya anak gelandangan yang ia temui di pinggir jalan," adu Junkyu

Mendengar itu Rose langsung mencubit perut Haruto lembut.

"Padahal kau yang memaksaku untuk membawa Hwan ke pondok reot itu, tapi kau berkata anak tampanku ini seorang gelandangan!?"

"Noona, aku hanya bercanda."

Baru kali ini Junkyu melihat Haruto merengek seperti itu. Benar-benar tidak terlihat seperti Haruto yang memiliki image setinggi langit.

Hwan menempelkan punggung tangannya ke pelipis Junkyu. Mata bulat anak itu mengedip beberapa kali.

"Paman sakit? Ibu selalu memberi Hwannie obat saat sakit. Paman Junkyu minum obat, yah? Nanti minum obat punya Hwannie agar cepat sembuh."

Junkyu tersenyum lebar, menempelkan sebelah tangannya ke pelipis membentuk gesture hormat.

"Siap. Setelah itu kita bermain hujan lagi seperti waktu itu."

BOUNDARIES || HARUKYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang