13

1.7K 110 3
                                    

Jangan lupa vote and komen ya guys

-Ica


Sore hari telah tiba. Haris dan Dendi pun telah selesai berbelanja. Saat mobil mereka baru memasuki mansion. Haris langsung berlari ke dalam dan membawa sekantong plastik yang isinya adalah es krim.

"Haris jangan lari!" Peringat Dendi dengan sedikit berteriak. Tetapi tidak dihiraukan oleh Haris. Dia tetap berlari dan mencari keberadaan Ryan.

Dendi memasuki mansion dengan membawa dua kantong plastik yang isinya adalah bahan-bahan untuk barbeque nanti malam.

Baru juga Dendi satu langkah memasuki mansion itu. Sudah ada keributan yang disebabkan oleh Haris.

Dendi memberikan kantong-kantong plastik itu kepada seorang maid yang kebetulan lewat dan menyuruhnya untuk membawa itu ke dapur. Lalu Dendi langsung bergegas ke sumber keributan terjadi.

"HUWAAAAAAAA.... DADDY!!! HARIS NAMPAR ICAAA" Teriak Ica saat melihat Dendi yang mendekat.

"Ada apa sih?!" Tanya Dendi heran.

"Haris nampar Ica dad!" Adu Ica.

"Wait! Wait! Wait! Sebenarnya ada apa ini?" Ucap Dendi makin terheran-heran. Dendi juga sedang menahan emosi. Pasalnya ada Ryan di satu ruangan yang sama. Ia takut kalau ia marah dan mencelakai Haris. Kalau ia ketahuan mencelakai Haris, melihat status Ryan sebagai mafia terkuat di Prancis, yang ada dia tidak akan selamat.

"Liat noh anak pungut lu! Dia nyuruh nyuruh opah ambil ini ambil itu! Dijadiin babu ama dia!" Ucap Haris, menceritakan yang sesungguhnya terjadi.

Ica sempat terkejut mendengar itu. Pasalnya, orang yang ia telfon tadi hanya mengatakan "keluarga dari Prancis akan datang". Jadi ia kira hanya Dimas dan anak istrinya.

"Yanuar! Lebih baik kamu urus anak itu! Sebelum papah melakukan sesuatu! Kebetulan tangan papah sudah lama tidak mendapatkan mangsa!" Putus Ryan untuk meredakan suasana.

"Baik pah!" Ucap Dendi tunduk.

"Ica! Ikut Daddy sekarang!" Perintah Dendi untuk Ica.

Ica mengikuti Dendi, pikirannya berkecamuk. Dia sempat terkejut dua kali setelah mendengar kata "mangsa" dari mulut Ryan.

Ica dibawa oleh Dendi ke kamar Ica. Dendi menghukumnya dengan mengurungnya selama seminggu.

"Daddy yakin mau ngehukum Ica?! Ini pertama kalinya Daddy ngehukum Ica! Daddy udah gak sayang sama Ica?!" Ucap Ica dengan air mata palsunya sebelum Dendi keluar dari kamarnya.

"Tidak ada cara lain! Jika masih mau selamat, turuti saja! Atau kamu hilang selamanya!" Ucap Dendi dan langsung keluar dari kamar Ica.

Melihat Dendi yang sudah tidak ada di kamarnya. Ica langsung memukul-mukul bantal dan menendang-nendang kasur miliknya. Tidak lupa umpatan-umpatan yang keluar dari mulutnya.

"Sialan! Kalo gini terus yang ada gw yang tersingkirkan!" Monolog Ica saat menatap pantulannya di cermin yang ada di lemarinya.

.

.

.

.

.

Malam harinya, mereka barbeque-an bersama minus Ica. Mereka menikmati suasana malam yang hangat ini. Bahkan, Faris yang setiap hari dan setiap saat harus bersama Ica, seakan-akan melupakan keberadaan Ica. Dia terlalu bahagia saat melihat opah kesayangannya datang.

Kebahagiaan bertambah saat Dimas menelfon Al dengan panggilan video. Mereka semua merapat agar terlihat di layar hp yang Dimas pegang.

"Halo Al!" Ucap Dimas.

𝕻𝖊𝖓𝖌𝖌𝖆𝖓𝖙𝖎 𝕳𝖆𝖗𝖎𝖘 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang