17

578 47 2
                                    

Jangan lupa vote and komen ya guys

-Lucas


Usaha Ryan untuk menenangkan Faris berhasil. Dan Faris pun sudah menceritakan apa yang terjadi dan apa yang mereka bicarakan sebelum keluarga datang.

Ryan mengepalkan tangannya keras. Raut wajahnya menjadi dingin. Dia berdiri dari tempatnya. Lalu berjalan keluar dari rumah sakit itu.

"Opah! Opah mau kemana?" Teriak Tino.

Sedangkan Diva, Tina, Dafa dan Faris hanya menatap punggung Ryan yang semakin menjauh.

.

.

.

.

.

Ryan memasuki mansion dengan sedikit membanting pintu. Ica yang kebetulan sedang melewati area yang dapat terlihat dari pintu masuk mansion pun terkejut.

"Opah!? Opah kenapa?" Tanpa menghiraukan pertanyaan Ica. Ryan memasuki lift dan memencet tombol untuk ke lantai tiga.

Dia berjalan lebih cepat dari sebelumnya menuju ke kamar Dendi. Dia membuka kunci kamar Dendi dan memasuki kamar tersebut.

Ryan melihat Dendi yang sedang tidur di kasurnya. Menghampiri Dendi dan menarik kerah baju Dendi. Tanpa mengatakan apapun, Ryan langsung menghadiahi Dendi dengan satu pukulan keras. Dendi yang belum sepenuhnya sadar itu pun terkejut.

"Papah apaan sih?" Tanya Dendi masih dengan keterkejutannya.

"Puas kamu?" Teriak Ryan tepat di depan wajah Dendi.

"Puas apaan sih? Sakit ini kena tonjok papah!"

"Papah gak ngerti lagi harus gimana biar kamu sadar Yanuar! Papah mau bantu Haris buat balas dendam ke kamu! Tapi Haris malah marah ke papah karena dia masih sayang sama kamu! Dia juga pengen balas dendam ke kamu tapi pakai caranya sendiri! Dia bilang gak mau nyiksa kamu tapi masih mau balas dendam! Papah gak tau dia belajar dari siapa! Seharusnya kamu malu kalau tau Haris mengatakan sesuatu yang tidak mungkin akan kamu katakan!" Marah Ryan.

"Balas dendam tinggal balas juga! Lagian mana mampu bocah itu balas dendam ke aku pah!"

Ryan membanting tubuh Dendi kembali ke kasurnya. Dia semakin tak habis pikir dengan Dendi. Dia bingung harus bagaimana untuk membuat Dendi jera.

"Iya! Dia akan balas dendam ke kamu! Tapi dia mengatakan kalau kekerasan tidak harus selalu dibalas kekerasan! DIA BAHKAN BISA LEBIH DEWASA DARI KAMU! PADAHAL KAMU TIDAK MENDIDIKNYA SAMA SEKALI SEBAGAI AYAH KANDUNGNYA!! Seharusnya kamu malu!!!"

"Gelar kamu S3 bisnis dan ekonomi. Tapi kenapa otak kamu masih TK?!!! Hah!!?" Ryan mengetuk-ngetuk kepala Dendi dengan telunjuknya.

Dendi pasrah dengan apa yang Ryan lakukan terhadapnya. Selain dia terkejut dengan pukulan tadi. Dia juga terkejut dengan cerita Ryan yang menceritakan tentang Haris.

"Kamu harus membayar penderitaan Haris dan kamu juga harus dihukum karena Haris mengatakan tersebut cuman buat kamu!"

Ryan berdiri di atas kasur Dendi dengan Dendi yang masih tergeletak pasrah di kasurnya. Ryan menendang-nendang tubuh Dendi dengan keras hingga Dendi mulai kehilangan kesadarannya.

𝕻𝖊𝖓𝖌𝖌𝖆𝖓𝖙𝖎 𝕳𝖆𝖗𝖎𝖘 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang