XII

2K 291 14
                                    

Wina mematung tanpa reaksi mendengar permintaan yang diucapkan Aluna barusan. Nafasnya berderu disertai pandangan yang... entah antara takut atau marah, tiada yang tau.

Tubuhnya melemas dan seketika ambruk berlutut dihadapan Aluna. Genggaman Aluna terlepas bersamaan dengan ambruknya tubuh Wina. Aluna menggigit bibirnya serta mengangkat sebelah tangannya ragu, ingin sekali dia mengelus, memeluk dan menenangkan sang lawan bicara tapi tak berani, dia sadar gadisnya beginipun karena ulahnya.

Hanni susah payah berdiri melihat Wina bersimpuh ke saudaranya, niat hati ingin menolong calonnya itu dari kekangan Aluna tapi tubuhnya tak bisa diajak kerja sama sekarang.

Meskipun saudara tapi kekuatan mereka berbeda dan Hanni tau akan hal itu. Ralat, bukan hanya Hanni tapi semua keturunan Aphrodite pun paham.

Mencampuri urusan Aluna sama saja cari mati.

Sama halnya dengan Mika, Aluna termasuk yang disegani oleh bangsanya sendiri. Itupun berlaku juga ke Melati dan Ginan.

Semua masing-masing bangsa mereka tau potensi mereka seperti apa, makanya cukup bahaya jika mencampuri atau mengurusi urusan mereka.

Dan sekarang Hanni mengerti karena merasakan sendiri efeknya.

Bayangkan saja, dirinya pernah bertarung dengan salah satu putra Ares yang notabenenya Dewa Perang, dan efeknya pun ga sampai seperti ini.

Ada alasan sendiri kenapa Hanni melakukan itu karena dirinya hampir dilecehkan.

Makanya dia sangat muak dengan keturunan Ares, ya bisa dibilang mereka sangat sangean dan pemaksa (11 12 sama keturunan Aphrodite sih sebenernya) dengan title Dewa Perang ngebuat mereka jadi semena-mena dan menganggap rendah bangsa lain.

Wina berkali-kali berkedip, nafasnya pun berat entah kenapa dadanya merasa sesak seperti penuh dan engap hingga membuatnya susah bernafas.

Dirinya meringis merasakan kepalanya seolah berputar, sebelah tangannya memegang kepala dan satunya lagi memegang kaki Aluna.

Jika mengira Wina akan memohon atau merengek itu salah besar.

Dia mau berdiri dan menggampar bolak balik demit di hadapannya ini, tapi berhubung kepalanya puyeng dia nyari tumpuan buat bantu dia berdiri tegak dan berakhir menggampar, menjambak, mencekik Aluna.

Tapi ga usah ngarep itu terjadi.

Wina aja puyeng ngeliat batu didepannya muter. Ini dia kena vertigo apa gimana juga ga ada yang tau.

'manfaatin title lo sebagai keturunan utama Zeus.'

Kata itu.. tiba-tiba terlintas di otak Wina. Iya, itu perkataan Yuka. Dia juga ga tau kenapa itu muncul.

tapi gimana caranya?!! Wina makin meringis melepas genggaman di kaki Aluna, kenapa makin sesek?! Astra Yuka, dirinya terbatuk, mami tolong Wina..

Wina makin meringsuk dan perlahan matanya terpejam, dia ga tau selain pasrah apa lagi yang dia harapkan.

Hanni terbatuk-batuk hingga mengeluarkan darah, sial! dirinya mengumpat berkali-kali serta memukul dadanya berharap rasa sakit efek pukulan Aluna hilang. Tapi bukannya menghilang malah semakin memperburuk kondisinya.

Hanni cuma diam memperhatikan Wina yang sepertinya terus meringsuk hampir tak sadarkan diri. Dirinya menangis, merasa dirinya sangat lemah dan tak berguna.

Mata Hanni menyipit, tunggu? Dia ga salah liat kan.

Perlahan kepulan asap tipis berwarna putih mengelilingi Wina, padahal si pemilik tubuh kondisinya tak sadarkan diri.

Connected Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang