XXI

1.9K 230 57
                                    

Selepas pengucapan mantra agar bisa kembali ke dimensi mereka, bisa dibilang sekarang mereka dikatakan hilang.

Hilang dalam artian mereka bertiga mencar entah kemana. Entah ada yang salah dalam pengucapan atau niat atau apalah anjir bodo amat. Intinya KENAPA AKSI MEREKA GAGAL TERUS!

Contoh salah satunya ialah Yuka.

Saat ini dia lari tanpa tujuan menyusuri hutan yang dia juga ga tau ni hutan sebutannya apa. Dibilang hutan serem si kagak soalnya ni hutan hijau bener pohonnya tinggi menjulang dan bersih gitu lho kayak ga berlumpur atau semacemnya. Rill beneran bersih, hijaunya hijau kayak di dunia peri gitu sama sekali ga ada serem-seremnya.

Untuk ukuran orang normal pasti betah dong dimanjakan dengan keindahan alam yang sangat wow itu.

Tapi bukan berarti Yuka ga normal.
(Ralat, emang dia ga normal orang sukanya segender eh!)

Dia saking paniknya ga peduli dia ada dimana yang penting kedua temennya itu ketemu. Isi otaknya cuma lari, teriak, lari, teriak, lari, teriak oh sama satu lagi misuhin Samantha dalam hati.

Pokoknya semua dewa atau sejenisnya itu bajingan! - Yuka said.

Emang paling bener ga usah percaya siapapun itu meski tampangnya kek orang bener. Ujungnya dia sendiri lagi yang pusing.

"ini dimana lagi sih?!" Yuka ngerang frustasi seraya menjambak pelan rambutnya.

"ASTRA!!"

Dirinya kembali lari sambil celingukan ngawasi sekitar misal ada bahaya.

"WINAA!!"

Yuka terus berlari dan meneriaki kedua nama babonnya itu tanpa sadar jika didepannya ada batang pohon yang timbul.

gubrak!

"ADUHH!!"

kan kesandung jadinya kan.

Yuka ga ada niatan bangun, dia terus telungkup ngrasain kakinya cenat cenut. Matanya tak lama berair dan dalam satu kedipan air matanya luruh.

Dia udah beneran capek, apa dia ga bisa pulang? apa dia dan kedua temennya kejebak disini? selamanya?

Mau berusaha gimana pun kayaknya juga percuma kalo cuma dia sendiri. Yuka udah ga bisa mikir usahanya harus berbentuk apa agar bisa out dari sini.. harus bentuk tapir kah? atau gimana.

"ayah ibuu.." lirih Yuka, tangannya ia jadikan bantalan, "maaf ibu Yuka ga bisa pulang huhuhuhu maaf ayah Yuka ga bisa bawa dua temen Yuka pulang huhuhu."

"kakekk.." nyebut kakeknya tangis Yuka malah makin kenceng, rasa sakit di kakinya dia abaikan karna emang udah terlalu capek. "kakekk...Yuka salah apa kakekk.. Yuka cuma pengen pulang."

Tiba-tiba Yuka ngerasa kepalanya dielus spontan mendongak, visualnya blur. ia usap kasar matanya lalu terlihat di depannya sekarang seorang pria jongkok tengah tersenyum padanya.

Dahinya mengernyit, mukanya pun ga asing.

Mukanya... kayak dia. Iya kayak Yuka, seakan Yuka ngeliat dirinya sendiri tapi versi laki-laki.

"haiii~"

Yuka ga jawab, idungnya masih merah karna ingusnya disedot terus.

Dia tersenyum, "saya antar ke teman-teman kamu mau?"

Bibir Yuka otomatis melengkung kebawah siap nangis lagi, kepalanya geleng. "ga mau! nanti saya diculik terus ilang terus ga ketemu Wina Astra terus terus HUAAAAAA WINAA!!"

Makin kesel dia denger kekehan dari om-om itu, tuh orang bukannya panik udah bikin anak orang nangis malahan ketawa.

"gue nangis ini bukan ngelawak!"

Connected Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang