XIX

1.9K 244 20
                                    

Wina termenung mengingat obrolannya dengan Astra sebelum mereka dipisahkan agak paksa karena upacara pernikahan yang akan dilaksanakan.

Seraya dikawal para saudaranya senyum tipis Wina berikan membalas sapaan keturunan dewa lain ketika dirinya dibawa menghadap Aluna oleh saudaranya.

"pohon itu gue tau tempatnya dimana!"

'pohon?'
Wina celingukan lalu menyipit ketika menemukan pohon yang dimaksud Astra, betul saja dari sana keluar berbagai jenis makhluk aneh yang entah apa Wina menyebutnya. 'mungkin berarti bener pohon itu,.'

Pas rombongannya ngelewatin kaum Apollo, Wina sengaja berkedip mengkode Yuka agar segera menjalankan rencananya. Yuka spontan noleh ke Samantha yang ternyata menatapnya juga, dirinya mengangguk kemudian pergi meninggalkan kaumnya disusul Samantha.

Di tengah keramaian Hanni yang tampak jenuh mengajak paksa satu saudaranya menjauh dari acara, dirinya mengambil jamuan anggur buatan keturunan Dionisius lalu bersandar di pilar pembatas kaum Hades dan Dionisius.

Hanni ga peduli dengan segala jenis kecaperan kaum lain yang emang sengaja ditujukan padanya, ngehadirin acara kawinan Aluna aja sebenernya dia males kalo ga dipaksa beberapa saudara tertuanya.

Dan lagi dia milih mencar sendiri dari rombongan itu malah ngebuatnya jadi pusat perhatian. Apalagi dengan pakaian yang ehmmm membikin mata jrengggg.

Hanni nih apa ga sadar ya kalo dirinya itu keturunan utama aphrodite? 

Maksudnya gini loh, orang yang kasta ecek aja bisa ngebuat orang by one apalagi dia yang menyandang keturunan utama behh bisa tuh ngebikin satu gedung berantem ngrebutin dia doang.

"ga mau balik? jadi pusat perhatian loh..tuh." tunjuk Haesa ke rombongan Hades yang menatap buas mereka berdua. "tatapannya kayak mau nerkam kita, ga takut apa?" Haesa mendelik ke beberapa kaum Hades yang memang sekarang memandangnya sebagai makanan yang sangat lezat.

Hanni cuma ngelirik doang ngangkat bahunya acuh lalu nyesep anggurnya lagi, Haesa mendecak kesel omonganya ga ditanggepin sama sekali "ya jangan disini juga kali Han, disana kan bisa." tunjuknya lagi ke arah kaum Artemis yang memang lumayan kalem dibanding kaum Hades.

Hanni masih ga jawab dia masih diem mandang lurus kedepan, Haesa yang penasaran mengikuti arah pandang Hanni sontak memutar malas matanya pas tau alasan kenapa saudaranya itu ga mau pindah tempat.

"Dia ga bakal mau sama kamu."

Alis Hanni terangkat, "siapa?"

"Awan."

Dirinya menghadap Haesa menatapnya sengit, ga terima banget sama omonganya itu. "ga ada yang bisa nolak aku."

"tapi nyatanya?" Haesa terkekeh, "jujur-jujur aja aku lebih suka kamu sama Samantha daripada sama Awan."

"ga usah bawa-bawa Samantha."

"dia masih menyukaimu sampai sekarang Hanni."

Hanni menghadap Haesa seperti minta penjelasan lebih atas perkataannya. Bukan kepo, tapi cuma penasaran aja kenapa pimpinan keturunan Hermes itu masih menyukainya masih sekarang.

Haesa mendengus nyesep anggurnya sebelum membuka obrolan, "aku kalo jadi kamu ya jelas milih Samantha."

"alasannya?"

"eh bodoh." geplak Haesa pelan ke dahi Hanni, "dia suka kamu dari dulu banget, dia jadi pimpinan keturunan utama Hermes juga karena kamu biar kamu bangga punya pasangan kayak dia, dia juga mati-matian dapetin busurnya karena kamu pernah bilang suka sama busurnya dan lagi dia ngukir nama kamu di senjatanya itu, malah kamu seenak jidat mainin dia?! duh Han otakmu dimana sii."

Connected Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang