Bab~11 ♡

6.4K 686 25
                                    

[Typo Bertebaran.]
.
.
.
***

***"Suaranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
"Suaranya...."

Lio menatap jalanan didepannya dengan helaan napas beratnya. Kenapa Ia bisa lupa? Bahwa suara pria itu sangat mirip dengan seseorang yang sangat Ia benci.

Lio segera menggelengkan kepalanya menghalau pikirannya yang semakin mengganggu. Kenapa Ia masih memikirkan orang yang pernah menyakiti dirinya?

Pria itu, dan semua yang Ia alami malam ini, mungkin hanya kebetulan. Seharusnya Ia tak perlu memikirkan hal-hal ini.

Di jalanan yang tampak sepi, Lio segera membawa motornya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Ia ingin cepat-cepat sampai ke mansion dan segera beristirahat di kamarnya.

Tapi, selama perjalanan menuju pulang, Lio dikejutkan dengan seseorang yang tiba-tiba saja jatuh ditengah jalan tepat didepan motornya.

Suara keras, dan decitan pada ban motornya terdengar hampir bersamaan. Lio segera mengerem sepeda motornya itu dan berhenti tepat didepan seorang pemuda yang diduga pingsan dijalanan aspal di sana.

Lio segera turun dari motornya itu, dan mendekati pemuda yang sebagian wajahnya tertutup oleh rambutnya yang sedikit panjang.

Lio berjongkok dengan ringisan kecil keluar dari mulutnya saat melihat luka yang pemuda itu dapatkan. Darah segar yang keluar, menandakan luka itu pasti baru saja dia dapatkan."Dia beneran pingsan kan?" Melihat pemuda itu yang terlihat masih bernapas, Lio segera menghela napasnya lega.

Jalan benar-benar sepi sekarang, tak ada satupun orang yang lewat selain dirinya. Tidak mungkin Ia meninggalkan pemuda ini disini. Tak ingin terlalu lama berpikir, Lio segera merangkul tubuh pemuda itu dan berjalan menuju motornya.

"Eghhh!" Suara ringisan terdengar, Lio melirik sekilas, kala menyadari pemuda disampingnya sepertinya tak sepenuhnya pingsan.

"Kita akan segera kerumah sakit," ucap Lio memberi tahu dengan pelan.

"J_jangan.... Jangan kerumah sakit," tolak pria itu membuat Lio mengerutkan keningnya bingung. Matanya segera menatap pemuda yang disampingnya itu yang kini kedua matanya yang semula tertutup kini sedikit terbuka.

"Kamu terluka...,"

"Apartemen Gue, tolong antarin Gue kesana." potong pemuda itu dengan suaranya yang terdengar lirih.

Lio menghela napasnya."Alamatnya dimana?" tanyanya.

"Gue akan kasih tahu jalannya." Lio menganggukkan kepalanya pelan, saat tepat didepan motornya, Ia segera membantu pemuda itu untuk naik dan duduk di belakang, walau sedikit kesulitan.

Pemuda itu sepertinya menyadari kesulitan yang Ia alami. Membuat dia juga seolah berusaha untuk naik. Bukan karena tak sampai, tapi sakit pada tubuhnya itu yang membuat Ia sedikit sulit untuk bergerak.

GABRILIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang