Bab~19 ♡

2.9K 267 24
                                    

[Typo Bertebaran]
.
.
.
***

 ***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Pembelajaran telah selesai dengan bel istirahat yang berbunyi, membuat para guru maupun murid-murid segera keluar dari kelas mereka.

Begitupun dengan kelas yang kini Lio tempati. Lio membereskan buku yang berada diatas mejanya itu dan menyimpannya dibawah laci meja dengan cepat, sebelum Ia segera beranjak dari tempat duduknya. Arsad yang sedari tadi memperhatikan apa yang dia lakukan tak tinggal diam dan dengan sigap memegang pergelangan tangan kiri Lio, menahan pergerakannya yang akan pergi meninggalkannya.

"Kemana kau akan pergi?" Arsad menghela napasnya, kala bukan jawaban yang Ia dapatkan, Lio malah menepis tangannya membuat pegangan pada tangannya segera terlepas.

Sebuah tangan yang begitu tiba-tiba memegang pergelangan tangannya, membuat Lio secara spontan menarik tangannya dan melepaskannya dengan kasar. Lio menatap kearah Arsad dengan dingin. Hingga wajahnya perlahan menggelap kala Arsad, pemuda itu menatap kearahnya dengan sorot mata terluka.

Lio tak tahu bagaimana menjelaskan perasaannya sekarang, tapi yang pasti, Ia merasakan perasaan bersalah yang tak seharusnya Ia rasakan disaat Ia sangat membencinya.

Memutuskan pandangannya, Lio mencoba mengabaikannya dan segera pergi dari sana. Arsad terlihat mencoba kembali menahannya tapi, segera dihalang oleh Geo.

Ekpresi dingin segera terpancar di wajah Arsad, menatap tajam kearah Geo dan Chandra yang juga berdiri di depannya.

Sosok Lio yang kini hilang dari pandangannya membuat Arsad tak bisa menahan rasa dingin dihatinya.

"Lo mau kemana?! Asal Lo tahu, masalah kita belum selesai!" ujar Geo penuh penekanan.

"minggir!"

"Gue bilang minggir!" perintah Arsad yang mulai terlihat emosi, tapi baik Geo maupun Chandra tak satupun dari mereka yang terlihat menanggapi dengan apa yang dia perintahkan.

Menghela napasnya dengan lelah, Arsad kembali membuka suaranya,"Gue pikir, Lio gak mungkin senang jika terjadi masalah disini."

"Lo pikir Lo siapa hah!" bentak Geo marah dan terlihat siap melayangkan tinjunya kepada Arsad.

Arsad terlihat tenang bahkan tak berniat menghindar. Tapi Chandra, pemuda itu dengan cepat menahan Geo sebelum tangannya sempat mengenai wajah Arsad.

"Lepasin Gue brengsek!" tekan Geo dengan marah.

"Kau bisa mengurusnya nanti. Sekarang, sebaiknya kita pergi mencari Lio." ucapnya dengan dingin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GABRILIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang