[Typo Bertebaran]
.
.
.
******
Bel istirahat pertama sudah berbunyi, sudah waktunya siswa maupun siswi untuk beristirahat. Tentu saja hal itu juga berlaku untuk kelas yang Bian tempati. Tapi, berbeda dengan murid-murid yang lain. Bian, Kaivan, Venzy maupun Qlen masih setia dikelas mereka disaat semua teman-teman mereka sudah pergi meninggalkan kelas.Tidak diketahui apa yang dipikirkan ketiga remaja yang lain, tapi yang pasti. Qlen sangat ingin pergi. Hanya saja, tugas yang guru berikan untuknya, belum remaja itu selesaikan. Membuat Ia harus tetap bertahan didalam kelas.
"Nanti bisa dilanjutin lagi, Lo gak mau istirahat?"tanya Venzy pelan.
Venzy, sahabat dari Bian itu berdiri didepan sepupunya Qlen yang terlihat sedang menggerutu kesal. Bahkan apa yang baru saja Ia katakan, tak sedikitpun digubris oleh Qlen.
Qlen menjatuhkan kepalanya diatas meja dengan buku yang terbentang menyembunyikan wajahnya. Walau Venzy tak dapat melihat ekspresi wajah dari sepupunya itu. Ia sangat yakin jika Ia menarik buku didepannya akan terlihat wajah masam Qlen.
"Gak mau kekantin?" ucap Venzy yang akhirnya mengambil buku yang menutupi wajah Qlen.
"Mau?" tanyanya lagi.
Qlen mengerucutkan bibirnya, mengangkat kepalanya Ia kembali mengambil buku yang berada ditangan Venzy. Tak berniat untuk menjawab.
Membuka buku dengan kesal, tangannya bergerak kembali mengerjakan sesuatu dibuku itu.
Venzy menghela napasnya lelah dan mengambil kembali buku Qlen dan menutupnya dengan kasar.
"Venzy! Gue belum selesai...," kekesalan Qlen segera tertahan, kala Venzy menatap dirinya dengan dingin.
Qlen segera mengatupkan bibirnya dan menunduk menghindari tatapan yang Venzy layangkan untuknya."Kenapa jadi dia yang marah, seharusnyakan Gue?!" Qlen menggerutu didalam hatinya dengan kesal.
"Udah sih Qlen, mending Lo kekantin. Tinggalin tugas Lo itu!" Kaivan yang sedari tadi diam memperhatikan kedua sahabatnya itu akhirnya membuka suaranya.
"Tapi Gue belum selesai, nanti pas gurunya masuk minta tugasnya gimana?"
Kaivan melirik sekilas kearah Venzy dan kembali menatap Qlen yang kini menatap dirinya."Lo terlalu banyak mikir. Gurunya kasih tugas diwaktu-waktu yang emang udah mendekati waktu istirahat. Jadi wajar aja kalau Lo belum selesai sekarang." Sebelum meninggalkan kelas, guru menyempatkan diri untuk memberi tugas kepada mereka dan akan kembali mengajar setelah jam istirahat berakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
GABRILIO
Teen Fiction[Brothership, Bromance, Friendship, dan Familyship.] ~~~ Tepat di hari ulang tahunnya yang ke-16. Meninggal dunia di tangan Ayah dan Abangnya sendiri mungkin adalah kado terindah yang Ervan dapatkan selama sisa hidupnya. Bahkan rasa sakit pada tubuh...